Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dalih Warga Pamekasan Madura Jadi Kurir Sabu Jaringan Internasional, Kepepet untuk Pengobatan Ibu

Tersangka ditangkap petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur saat membawa sekitar 7 Kg sabu-sabu dari Malaysia.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Kuswanto Ferdian
DIAMANKAN - RS (pakai kopyah puti) saat berbincang santai dengan sesama tahanan tersangka penyalahgunaan narkoba saat dihadirkan sewaktu konferensi pers pemusnahan barang bukti narkoba oleh BNN RI di Pendopo Ronggosukowati, Kabupaten Pamekasan, Madura, Rabu (4/6/2025) kemarin. 

"Hanya terbaring tidur saja Ibu saya, tidak bisa bangun," kata RS.

Menurut RS, setiap pekan Ibunya harus kontrol pemeriksaan kesehatan, sehingga dirinya harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan Ibunya tersebut.

Sementara ayah RS juga tidak bisa bekerja karena punya riwayat penyakit asma.

Sekali berobat, RS harus menyediakan uang sekitar Rp 500 ribu dalam setiap minggu.

"Saya mau jadi kurir sabu-sabu itu untuk membiayai pengobatan ibu saya dan dua anak saya," ungkapnya penuh kesedihan.

Oleh bandarnya, RS dijanjikan akan diberi upeti Rp 175 juta jika sabu-sabu itu sampai ke tangan pembelinya.

Namun apes, belum sampai diterima pembelinya, dia tertangkap oleh petugas BNNP Jatim di pintu exit Tol Warugunung.

"Dibilang menyesal ya tidak, karena saya melakukan ini untuk pengobatan ibu saya," tegasnya.

RS mengaku kenal dengan jaringan bandar narkoba internasional ini karena pengalamannya yang lama bekerja di Malaysia selama 22 tahun.

Sebelum memutuskan menjadi kurir sabu-sabu, RS bekerja sebagai kuli bangunan di Malaysia.

"Saya hanya punya paspor saja dan berangkat ilegal ke Malaysia melalui tekong," ujar RS.

RS mengaku sempat pulang sewaktu Lebaran 2025 kemarin untuk menengok kondisi ibunya.

Setelah itu, dia kembali lagi ke Malaysia.

Bahkan saat ini Ibunya tidak mengetahui kalau RS ditangkap petugas BNNP Jatim karena menjadi kurir sabu-sabu jaringan internasional.

"Saya dibilang masih di Malaysia takut ibu saya kena serangan jantung. Belum sempat kirim uang ke Ibu untuk pengobatan sakit kencing manisnya," tutupnya dengan wajah tertunduk.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved