Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dulu Mantan Preman Pasar, Suramin Kini Jadi Kades Disegani, Wilayahnya Berprestasi Dapat Penghargaan

Inilah kisah mantan preman pasar kini jadi kades. Masa lalu yang kelam membuatnya menjadi sosok pemimpin yang kini disegani.

Dok. Suramin via KOMPAS.com
MANTAN PREMAN JADI KADES - Kepala Desa Gemeksekti, Kebumen, Suramin. Dulunya, Suramin merupakan mantan preman pasar namun kini menjadi kades yang disegani bahkan membawa wilayahnya berprestasi, Kamis (5/6/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah mantan preman pasar kini jadi kades.

Masa lalu yang kelam membuatnya menjadi sosok pemimpin yang kini disegani dan membawa wilayahnya berprestasi.

Ia adalah Suramin.

Suramin, mantan preman pasar dari Kebumen, kini menjabat sebagai Kepala Desa Gemeksekti.

Perjalanan hidupnya yang penuh tantangan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Ia kini menjadi kepala desa yang dihormati dan penuh prestasi.

Baca juga: Sosok Kades Viral Gegara Badan Mungil, Kerap Dilarang Masuk RS Dikira Anak Kecil, Ngaku Tak Minder

Lahir pada 1977 di Koplak Dokar, Kebumen, Suramin tumbuh di lingkungan yang keras.

Bau menyengat minuman keras dan aroma wangi parfum PSK menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan malam di Koplak Dokar, Kebumen, pada tahun 1977.

Teriakan, umpatan, dan rayuan lelaki hidung belang, dibalas dengan senyuman genit para PSK.

Suasana gaduh itu adalah hal biasa di Koplak Dokar, yang kala itu merupakan tempat pemberhentian dokar—mirip terminal bus zaman sekarang. Tempat ini kini dikenal sebagai Pasar Burung Koplak.

Di tengah hiruk-pikuk tersebut, berdiri sebuah warung sederhana milik pasangan Sumeri dan Sulasiyah.

Warung ini menjadi saksi lahirnya buah cinta mereka, seorang bayi laki-laki yang diberi nama Suramin.

Ia lahir pada Jumat Kliwon di bulan Syura tahun 1977, di sebuah ruangan berukuran 6 x 8 meter yang menjadi warung sekaligus tempat tinggal keluarga kecil itu.

Suramin kecil tumbuh di lingkungan keras.

Perkelahian, cekcok, makian, dan sabung ayam menjadi pemandangan sehari-hari.

Kepala Desa Gemeksekti, Kebumen Suramin.
Kepala Desa Gemeksekti, Kebumen Suramin. (Dok Suramin)

Suara tawa mesra para PSK berpadu dengan deru minuman keras adalah hal yang biasa bagi Suramin

Lingkungan ini mengajarkannya untuk memiliki mental baja sejak dini.

Setelah lulus SD pada tahun 1989, Suramin melanjutkan pendidikan ke Sekolah Teknik (kini SMP).

Meski mengenyam pendidikan formal, hidupnya tidak jauh dari kehidupan pasar dan terminal.

Pagi hari ia membantu di pasar, sementara malamnya ia kembali ke rumah di Gemeksekti—jika tidak nongkrong hingga pagi.

“Dulu terdapat penjual Kaset dan CD perko (eper toko). Setiap kami mabok, musik tidak boleh berhenti hingga pagi. Harus nurut pokoknya,” kenang Suramin, saat ditemui.

Menjelang remaja, Suramin mulai mengukir reputasi di terminal sebagai timer Colt—profesi yang mengatur kendaraan Colt ngetem.

Kehidupan ini menuntutnya untuk selalu waspada dan berani.

Kulit putihnya perlahan dihiasi tato, mulai dari naga melingkar di punggung hingga gambar wanita berpose di perutnya.

Suramin menjadi preman kondang yang dikenal tegas sekaligus disegani.

"Ada lumayan tatonya, di kaki kanan kiri juga ada, dulu pertama kali buat tato itu di Temanggung," kata Suramin sembari menunjukkan tatonya kepada Kompas.com pada Kamis (5/6/2025).

Baca juga: Bertubuh Mungil, Kades Pernah Ditolak Masuk RS Dikira Bocah, Kini Ingin Ada Pemasukan dari Kontennya

Masa Lalu yang Kelam

Selama menjadi preman, Suramin tak lepas dari konflik.

Ia beberapa kali berurusan dengan hukum.

Pada 2008, ia dipenjara selama empat bulan.

Kasus serupa terulang pada 2014, dengan masa hukuman satu tahun.

Meskipun demikian, Suramin tetap aktif dalam kegiatan masyarakat.

Ia kerap hadir di acara kenduri atau yasinan, meskipun reputasinya sebagai preman masih melekat kuat di masyarakat.

"Meskipun saya preman, kalau acara sosial di masyarakat saya tetap ikut," ujar Suramin.

Baca juga: Fakta Kades Gadaikan STNK Demi Pengobatan Warga, Dedi Mulyadi Tercengang, Ternyata Dulu Pernah Viral

Transformasi ke Pemimpin Desa

Titik balik hidupnya datang saat dirinya menghadiri kenduri dan ada tokoh desa yang menyarankan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Gemeksekti.

"Kata tokoh itu, sudah saatnya Gemeksekti dipimpin oleh wong dalan (orang jalan). Nek dadi ya dadi sisan (kalau jadi, jadi sekalian), nek ajur ya ajur sisan (kalau rusak, rusak sekalian)," kenangnya.

Tahun 2019 menjadi momen penting bagi Suramin.

Ia mencalonkan diri dan berhasil memperoleh 1.906 suara, mengalahkan empat calon lainnya.

Ia meraih kemenangan mutlak saat Pilkades.

Saat pertama kali dilantik, Suramin langsung mengumpulkan perangkat desa untuk rapat perdana.

Dengan tegas ia menyampaikan gagasan dan misinya sebagai pemimpin desa.

"Saat ini saya kades. Setiap kades tentu berbeda pola pikir dan kepemimpinan. Jika benar, kalian harus mendukung. Jika salah, kritik dan betulkan saya," ujar Suramin.

Baca juga: Dedi Mulyadi Kaget Kades Jaminkan STNK ke RS karena Tagihan Warganya Rp 1,2 Juta: Saya Pikir Besar

Prestasi sebagai Kepala Desa

Kepemimpinan Suramin membawa perubahan besar bagi Desa Gemeksekti.

Desa yang dulunya termiskin di Kecamatan Kebumen kini dikenal sebagai kampung batik yang mandiri.

Pada awal kepemimpinannya, terjadi covid 19 yang di banyak desa terjadi anggaran yang seret.

Namun, berkat relasinya saat menjadi anak jalanan, Desa Gemeksekti tabun 2022 pasca covid dapat bantuan hingga Rp 1,6 miliar untuk pembangunan di tengah sulitnya anggaran di desa-desa lainnya.

"Alhamdulillah banyak kenalan DPR Kabupaten atau provinsi sehingga kita banyak mendapatkan bantuan untuk pembangunan desa pasca Covid 19," kata Suramin.

Prestasi demi prestasi diraih, termasuk predikat desa terbaik dalam pembayaran pajak dan pengelolaan dana desa tahun 2021.

Tahun 2023, Gemeksekti mendapat penghargaan "Satu Desa Satu Cerita."

Pada 2024, desa ini juga memenangkan lomba Perpusdes tingkat kabupaten dan meraih penghargaan Siskamling dari Polres Kebumen.

Selain itu, Desa Gemeksekti juga mendapatkan bantuan pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) dari Kementerian Kesehatan pada 2025.

"Saya punya prinsip, apapun yang saya kerjakan harus dilakukan dengan baik. Saya ingin membuktikan bahwa meskipun masa lalu saya kelam, saya bisa memimpin dan bermanfaat untuk masyarakat," ujar Suramin.

Kini, setiap kali Suramin melihat anak jalanan, ia teringat pada dirinya yang dulu.

"Suatu saat mereka akan menemukan jalannya. Jika diberi kesempatan yang sama, mungkin keadaan akan berbeda. Mereka mampu dan berguna. Jangan pernah memandang mereka sebelah mata," tutupnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved