Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kecewa Berat Pejabat Ogah Datang ke Desa Terpencil, Bupati Siap Merotasi Jabatan: Kok Enak Betul

Pejabat daerahnya enggan datang ke desa terpencil dalam acara salat idul adha bersama, Bupati Kaur geram dan langsung mengambil tindakan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Humas Pemda Kaur - KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
MURKA BUPATI - Bupati Kaur, Gusril Pausi didampingi Wabup Abdul Hamid saat menggelar Idul Adha di Desa Pasar Jumat, Jumat (6/6/2025). Sang bupati sungguh kecewa mengetahui tak ada bawahannya yang hadir. 

TRIBUNJATIM.COM - Kesal dengan kelakuan pejabat di daerahnya, seorang Bupati tindak tegas.

Bupati Kaur, Bengkulu, Gusril Pausi, merayakan Hari Raya Idul Adha di Desa Pasar Jumat, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, pada Jumat (6/6/2025).

Namun, momen suci itu diwarnai kekecewaan mendalam karena sejumlah pejabat penting di lingkungan Pemkab Kaur tidak hadir mendampingi.

Gusril didampingi sang istri, anak-anak, serta Wakil Bupati Abdul Hamid.

Mereka bangun sejak pukul 03.00 WIB untuk menempuh perjalanan selama tiga jam demi menunaikan Salat Idul Adha bersama masyarakat desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

Baca juga: Pengemudi Becak Semringah Terima Daging Kurban dari Banyuwangi Berbagi: Untuk Keluarga di Rumah

Namun, ketidakhadiran para pejabat membuat Gusril geram.

“Jadi saya telah umumkan pada seluruh pejabat untuk ikut dirinya menggelar Salat Idul Adha di Desa Pasar Jumat. Ini desa terpencil berbatasan dengan kawasan hutan. Akses jalan buruk, belum tersentuh pemerintah,” ujar Gusril kepada Kompas.com, Sabtu (8/6/2025).

Menurut Gusril, Desa Pasar Jumat belum tersentuh pembangunan.

Karena itu, selain merayakan Idul Adha dan menyalurkan dua ekor sapi untuk kurban, ia juga ingin mendengar langsung aspirasi masyarakat.

Namun harapan itu tak sejalan dengan kenyataan.

Sejumlah pejabat penting seperti Kepala Dinas PU, Dukcapil, dan Sosial justru tidak hadir.

“Namun alangkah kecewanya saya ketika mengetahui Kepala Dinas (Kadis) PU, Dukcapil, dan Sosial tidak ikut serta, padahal tiga dinas itu pintu depan pelayanan publik,” ujarnya kecewa.

“Saya begitu kecewa. Sebagai bupati baru saya mengalami kesulitan merotasi para pejabat yang tidak taat. Aturan dari Kemendagri baru bisa bulan Agustus. Enak betul para pejabat dapat tunjangan, fasilitas, mobil dinas, namun membangkang,” ujar Gusril.

Gusril mengungkap bahwa apa yang dialaminya bukan kasus tunggal.

Banyak kepala daerah baru mengalami hambatan serupa: birokrasi tidak patuh, tapi belum bisa melakukan rotasi jabatan karena terbentur aturan.

Baca juga: Pendapatan Tukang Cukur Pinggir Jalan Rp 1,5 Juta 1 Hari, Ternyata Pelanggannya Sehari Capai Ribuan

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved