Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tanggapan Pedagang Soal Rencana Ubah Pasar Bareng Malang Jadi Tujuan Kuliner Nusantara

Tanggapan pedagang soal rencana mengubah Pasar Bareng Malang menjadi tujuan beragam kuliner Nusantara hingga Timur Tengah.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Benni Indo
PASAR BARENG - Kondisi Pasar Bareng Malang, Senin (9/6/2025) pagi. Pasar terlihat sepi dari pembeli dan aktivitas jual beli. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Rencana meramaikan kembali Pasar Bareng Malang dengan tujuan menjadi sentra kuliner nusantara dan timur tengah mendapat tanggapan positif sejumlah pedagang, Senin (9/6/2025).

Kondisi Pasar Bareng saat ini sangat sepi.

Pedagang mengeluhkan kondisi tersebut. Jika ada terobosan dari Pemerintah Kota Malang meramaikan kondisi pasar, para pedagang menerima dengan terbuka.

Yanto, pedagang sayur di Pasar Bareng mengatakan, kondisi pasar sering sepi di atas pukul 10.00 WIB.

Pedagang pun tidak banyak yang jualan di Pasar Bareng saat ini.

Hal ini berbeda dengan kondisi pasar dalam satu dekade terakhir, terutama ketika kondisi belum direnovasi.

"Pasar sepi saat ini. Kami senang saja kalau mau diramaikan. Seperti di Klojen dan Oro-oro Dowo itu, kan?" kata Yanto, Senin (9/6/2025).

Dikatakan Yanto, pembeli yang datang ke Pasar Bareng adalah warga sekitar.

Padahal, beberapa tahun lalu, saat pasar ramai, pembeli dari luar wilayah banyak yang datang.

Ia menunjuk sejumlah meja berjualan yang kosong.

Meja-meja jualan itu memang kosong, tidak ada yang menempati.

Hal itu menunjukan bahwa pedagang dan pembeli memang sudah berkurang di Pasar Bareng.

"Tidak ada yang menempati itu, bukan karena pedagangnya sudah pulang. Memang tidak ada yang menempati," tegasnya.

Sunarti, pedagang yang sudah 54 tahun berjualan di situ juga menginginkan Pasar Bareng kembali ramai.

Apapun inovasinya, ia bisa menerima asal pasar kembali ramai.

Hal terpenting lainnya adalah tidak menggeser keberadaan pedagang sekarang.

Baca juga: Pasar Bareng Kota Malang Bakal Disulap Jadi Pasar Tradisional Modern, Jadi Ruang Digemari Anak Muda

"Yang penting, pedagang awal seperti kami tetap punya tempat. Kalau mau diramaikan monggo (silakan). Kami sangat senang karena pasar memang sepi," paparnya.

Selama 54 tahun berjualan di situ, Sunarti mengatakan tidak pernah melihat Pasar Bareng sesepi ini.

Sunarti rutin membuka dagangannya sejak subuh hingga pukul 13.00 WIB.

Selama itu, ia mengatakan ada sekitar 20 pembeli yang datang. Jumlah itu jauh lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Ya namanya berdagang, kadang naik dan turun," ujarnya.

Saat ditemui di lokasi, Sunarti sudah hendak menutup tempat jualannya.

Hanya ada satu orang pembeli yang datang jelang ia menutup tempatnya.

Sunarti telah menggantungkan kebutuhan hidupnya di Pasar Bareng. Ia pun berharap keberlangsungan Pasar Bareng bisa dijaga. 

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menjelaskan, pengembangan Pasar Bareng akan difokuskan pada integrasi antara kebutuhan pasar tradisional dengan daya tarik kuliner yang kekinian.

“Konsepnya nanti akan kita sesuaikan, akan kita kolaborasikan dengan kuliner. Kita siapkan Pasar Bareng sebagai destinasi belanja baru setelah kita benahi Oro-oro Dowo dan Klojen,” ujar Eko.

Eko menjelaskan, bagian bawah Pasar Bareng selama ini terpantau sepi dan kurang diminati, meski secara lokasi cukup strategis.

Untuk itu, pihaknya akan merancang konsep baru agar pasar ini kembali hidup dan diminati warga.

“Kalau di Pasar Bareng yang bawah ini kan sepi, peminat dan pedagangnya juga sedikit. Tapi karena lokasinya strategis, perlu kita siapkan konsep terbaik untuk warga Malang,” jelasnya.

Salah satu rencana yang sedang digodok adalah menghadirkan kuliner tematik yang belum banyak ditemui di pasar lain.

Ragam makanan dari Nusantara, Asia, hingga Timur Tengah akan dihadirkan agar pasar ini memiliki ciri khas yang kuat dan mampu menarik wisatawan.

Pasar ini juga akan dirancang agar ramah bagi generasi muda.

Konsep desain dan jenis kuliner yang ditawarkan akan disesuaikan dengan selera milenial agar mereka tertarik berbelanja dan berwisata di pasar.

Eko menambahkan, modernisasi pasar-pasar tradisional terbukti mampu menggerakkan perekonomian lokal.

Keberhasilan revitalisasi Pasar Klojen dan Oro-oro Dowo menjadi bukti bahwa konsep pasar modern dengan sentuhan UKM dan kuliner mampu menciptakan perputaran ekonomi yang signifikan. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved