Wanita Tertabrak Kereta di Surabaya
Wanita Penjual Kerupuk yang Tewas Tersambar Kerta Api di Buntaran Surabaya Ternyata Asal Jateng
Ternyata, ungkap Parto, pada pagi hingga siang harinya, korban menyempatkan diri untuk mengamen di traffic light (TL) atau permukiman Kecamatan Tandes
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wanita penjual kerupuk berinisial MSK (48) tewas dengan tubuh hancur usai tertabrak Kereta Api (KA) Ambarawa di rel perlintasan sebidang dua jalur (double track) tanpa palang, kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Surabaya, pada Rabu (11/6/2025) sore, juga dikenal sebagai pengamen.
Hal tersebut diungkap oleh saksi mata bernama Parto (28). Petugas penjaga swadaya perlintasan KA tanpa palang itu menceritakan, sosok korban dikenal sebagai penjual kerupuk.
Biasanya, korban mulai memasak kerupuk dagangannya itu, semenjak siang hingga sore hari.
Rampung memasak dan mengemas kerupuk dalam wadah plastik 'rentengan' itu, korban bakal mengantarkan atau mengirimkan dagangannya sendirian.
Kemudian, korban selalu menitipkan dagangan di warung kopi (warkop) atau warung makan kawasan kelurahan tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS - Wanita Penjual Kerupuk Tewas Tertabrak Kereta di Jalan Buntaran Surabaya
Ternyata, ungkap Parto, pada pagi hingga siang harinya, korban menyempatkan diri untuk mengamen di traffic light (TL) atau permukiman Kecamatan Tandes.
"Iya (informasinya warga Jateng). Dia merantau di sini, gubuk, kalau gak salah tanahnya gudang gitu, dibuat gubuk kecil. Anaknya ibu ada 4-5 anak, kurang lebih. Semua tinggal di sana. Ada mantunya dan anaknya. Tinggal di sana," ujar penjaga palang yang sudah bekerja swadaya sejak tahun 2018 itu, pada awak media di lokasi.
Setahu Parto, korban bukan warga asli Kota Surabaya. Melainkan warga asal Blora, Jateng.
Baca juga: Buk Minggir, Teriakan Penjaga Perlintasan Lihat Penjual Kerupuk Tertabrak Kereta di Surabaya
Selama merantau di Kota Pahlawan, korban, suami serta anak-anaknya tinggal di sebuah bangunan semipermanen.
Lokasinya memanfaatkan area kosong pergudangan di kawasan Jalan Buntaran, Manukan Wetan, Tandes, Surabaya.
Rumahnya tak jauh dari lokasi korban terlibat kecelakaan. Jaraknya sekitar 100 meter. Namun berada agak ke dalam sebuah gang berjarak 10-15 meter dari rel perlintasan tersebut.
Baca juga: Hasil Penyelidikan Tewasnya Wanita Penjual Kerupuk Usai Tersambar Kereta di Buntaran Surabaya
"Jarak rumah dengan lokasi kecelakaan, ya 100-an meter. Ada di pinggir rel, agak ke dalam dikit, sekitar 10-15 meter ke dalam," katanya.
Menurut Parto, kondisi korban juga dapat disebut sebagai orang berkebutuhan khusus, pada bagian organ tubuhnya, terutama tangan kiri.
Kondisi tangan kiri korban ditengarai mengalami kondisi yang tak lazim sepeda organ gerak; tangan, seperti manusia dewasa umumnya.
Baca juga: Ketakutan Dikejar Warga, Pencuri Besi Rel Kereta Kabur ke Hutan Jati Bojonegoro Tinggalkan Truk
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.