Berita Viral
Pantas Warga Curiga, ada Bedeng Kos-kosan yang Sering Dimampiri Pria yang Bergantian Keluar Masuk
Penggerebekan ini bermula dari kecurigaan warga. Diketahui, bedeng kos itu berada di Kilometer 36 Jalintim Palembang-Kayuagung.
TRIBUNJATIM.COM - Pasangan muda-mudi digerebek Satpol PP Ogan Ilir di sebuah bedeng kos-kosan.
Penggerebekan ini bermula dari kecurigaan warga.
Diketahui, bedeng kos itu berada di Kilometer 36 Jalintim Palembang-Kayuagung.
Warga kemudian memberikan informasi kepada Satpol PP.
Baca juga: Anggota Satpol PP Hentikan Proyek Pelebaran Sekolah, Ancam Laporkan Kuli ke Polisi, Tanah Direbutkan
Kabid Penegakan Perundang-undangan Satpol PP Ogan Ilir, Kurniawan mengatakan ada dua orang yang diamankan.
"Iya, sepasang (diamankan)," kata Kurniawan saat dihubungi TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Jumat (13/6/2025).
Kurniawan menuturkan, petugas mendapat laporan masyarakat di media sosial yang menyebutkan ada praktik prostitusi online di salah satu kos-kosan di Indralaya.
"Disebutkan katanya beberapa kali aktivitas pengunjung pria keluar-masuk bedeng itu. Maka kemarin kami datangi," ungkap Kurniawan.
Pasangan diduga mesum tersebut lalu didata dan dibina, serta diminta membuat surat pernyataan agar tak mengulangi perbuatan tersebut.
Satpol PP Ogan Ilir juga meminta pemilik kos-kosan agar lebih selektif dalam menyewakan tempat.
Imbauan juga disampaikan kepada ketua RT, RW maupun kepala lingkungan setempat.
Kurniawan pun menyosialisasikan Perda Nomor 9 Tahun 2021 tentang ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.
"Pada Pasal 63 di Perda tersebut juga diatur tentang tertib maksiat. Kami ingin semua pihak proaktif dalam menjaga ketertiban umum," kata Kurniawan mengingatkan.
Sementara itu, aksi open BO lainnya juga pernah terjadi di Jakarta Utara.
Nasib empat gadis remaja nekat jual diri di sebuah apartemen di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Mereka terpaksa menjajakan dirinya karena desakan ekonomi.
Tak hanya itu ternyata empat gadis belia itu diperalat
Setiap melayani, para gadis itu akan mendapatkan honor Rp 50.000 hingga Rp 100.000 setiap melayani tamu.
Baca juga: Tak Mau Bayar Uang Keamanan Rp100 Ribu, Warga Dikeroyok saat Open BO, Dompet Seisinya Dirampas
Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading AKP Kiki Tanlim mengatakan, sindikat prostitusi online menjual keempat perempuan muda itu dengan tarif Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu untuk sekali "main".
Namun, sindikat tersebut memangkas pendapatan korban dan hanya memberikan mereka upah sangat minim.
"Dari hasil pemeriksaan untuk range harga itu mulai dari Rp 250 ribu sampai dengan Rp 500 ribu," kata Kiki, Senin (3/2/2025).
"Untuk upah yang diterima korban sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per pelanggan," jelasnya.
Dalam menjalankan praktik tersebut, korban mengaku tidak dipaksa.
Mereka menjajakan tubuhnya secara sukarela karena desakan kebutuhan ekonomi.
"Hubungan (antara tersangka dan korban) memang sebatas teman, kemudian mungkin karena adanya kebutuhan ekonomi sehingga punya kesepakatan di antara mereka untuk melakukan praktik seperti ini," jelas Kiki.
Praktik prostitusi ini sudah berlangsung sekitar 3 bulan di apartemen wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sindikat beranggotakan tujuh orang ini terdiri dari lima laki-laki dan dua perempuan.
Peran masing-masing bervariasi, mulai dari menjadi joki yang menawarkan para korban ke pelanggan hingga mengantar korban ke pelanggan.
Ketujuh tersangka masing-masing ialah FA (17), AP (20), AF (15), HP (21), RA (15), AF (19), dan MA (15).
Sementara korban alias para wanita muda yang dijual sebagai pekerja seks komersial itu ialah AS (16), FA (16), NA (17), dan SAR (18).
Sindikat prostitusi ini memiliki modus menjual perempuan di bawah umur melalui aplikasi.
Selain itu, para tersangka juga membuat dua grup WhatsApp yang fungsinya untuk saling berkoordinasi.
Ketujuh tersangka kini sudah diproses di Mapolsek Kelapa Gading, Jakarta Utara dan dijerat dengan pasal terkait perlindungan anak dan perdagangan orang.
Mereka terancam hukuman di atas 5 tahun penjara.
Sementara itu, kisah open BO lainnya juga pernah terjadi di Bengkulu.
Apes nasib warga saat open BO ini.
Ia dikeroyok empat orang yang meminta uang keamanan sebesar Rp100 ribu.
Karena tak mau bayar, warga tersebut dikeroyok hingga memar.
Bahkan dompet beserta seisinya dirampas.
Adapun korban diketahui warga Desa Aur Ringgit Kecamatan Tanjung Kemuning, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
Korban berinisial GH.
Baca juga: Ternyata Wanita yang Dikeroyok 1 Keluarga di Pluit Adalah Selingkuhan? Trauma dan Alami Luka Serius
GH dikeroyok lalu dirampas dompetnya akibat tak mau bayar uang keamanan saat Open BO.
Peristiwa tersebut terjadi pada 31 Desember 2024.
Bermula saat korban datang ke Kota Bengkulu untuk merayakan tahun baru.
Selanjutnya pada 1 Januari 2025 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, korban berniat hendak open BO dan menghubungi seorang wanita melalui aplikasi hijau.
Singkat cerita korban dan wanita tersebut sepakat untuk bertemu di sebuah kosan yang ada di kawasan Kebun Kenanga Kecamatan Ratu Samban.
Sesampainya di sana korban dan wanita tersebut sepakat korban diminta untuk membayar Rp 250 ribu sebelum melakukan hubungan, dan telah disepakati keduanya.

Akan tetapi korban kembali diminta uang Rp100 ribu oleh teman sang wanita yang berjumlah 4 orang dengan alasan untuk uang keamanan.
Namun akibat permintaan tersebut terjadilah ribut mulut antara korban dan pelaku, yang mengakibatkan terjadi pengeroyokan terhadap korban.
Selain itu, para pelaku juga mengambil dompet korban yang berisi uang tunai Rp 900 ribu, KTP, ATM, STNK, dan surat-surat penting.
Pelaku juga sempat mengancam akan membunuh korban dengan menggunakan celurit, dan menendang motor milik korban hingga rusak.
Atas keejadian tersebut korban mengalami luka memar dan kerugian jutaan rupiah dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ratu Agung.
"Untuk modusnya ribut soal uang, namun untuk detailnya nanti masih akan kita dalami," ungkap Kapolsek Ratu Agung Iptu M Akhyar Anugerah, Sabtu (11/1/2025), dikutip dari Tribun Bengkulu.
Mendapati laporan tersebut anggota Tim Opsnal Polsek Ratu Agung langsung bergerak melakukan pengumpulan bahan keterangan.
Selanjutnya pada 10 Januari 2024 Polsek Ratu Agung berhasil mengamankan sebanyak 4 orang pelaku pengeroyokan.
Keempatnya yaitu EA (29) warga asal Kebun Kenanga Kota Bengkulu, AD (21) warga asal Desa Tambangan Kabupaten Bengkulu Selatan, RF (17) warga Kandang Limun Kota Bengkulu, dan RA (17) warga asal Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah.
Dari tangan pelaku polisi juga mengamankan barang bukti berupa 1 bilah senjata tajam jenis celurit dan 1 unit motor Honda Scoopy.
"Para pelaku akan dikenakan Pasal 365 KUHP dan Pasal 170 KUHP," kata Akhyar.
Baca juga: Preman Desa di Probolinggo Babak Belur Dikeroyok Warga, Kesal Sering Memalak PKL dan Bikin Onar
Sementara itu, aksi sekeluarga keroyok wanita di tengah jalan viral di media sosial.
Pelaku pengeroyokan diketahui berjumlah lima orang, di antaranya ada yang masih pelajar SMP.
Peristiwa tersebut terjadi di kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Minggu (5/1/2025) lalu.
Kelima orang itu ditangkap setelah membuat korban, wanita berinisial ER (41), mengalami luka-luka sampai berlumuran darah.
Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara AKP Wan Deni Ramona mengatakan, penangkapan terhadap kelima orang itu dilakukan kurang dari 1 x 24 jam setelah kejadian.
Dari kelima orang itu, tiga di antaranya merupakan satu keluarga, yakni seorang ibu K (41) dan dua anaknya, anak perempuan CK (15) serta anak laki-laki berinisial E (20).
CK diketahui masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Selain mengeroyok korban, mereka juga melakukan pelecehan dengan menelanjangi korban di tengah jalan.
"Peristiwa itu terjadi Minggu tanggal 5 Januari. Pada saat itu memang terdapat di video adanya dugaan pengeroyokan, dan juga terdapat pelecehan juga di situ ya," kata Wan Deni, Selasa (7/1/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.
Wan Deni mengungkapkan, polisi masih memeriksa ketiga orang tersebut, yang kini berpotensi menjadi tersangka.
Pemeriksaan juga mendalami motif di balik pengeroyokan yang dilakukan satu keluarga itu.
"Kami masih dalami. Mengarah ke masalah pribadi, mungkin ada ya," jelas dia.
Sebelumnya, video viral di media sosial merekam sejumlah orang menganiaya seorang wanita di Jalan Raya Pluit Selatan, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Dalam video tersebut, terlihat korban dianiaya berkali-kali oleh beberapa pelaku, yang di antaranya dua wanita dan seorang pria.
Video itu juga merekam para pelaku menghina korban yang tak berdaya hingga berlumuran darah di tengah jalan.
Terkait video tersebut, Ketua RW setempat Ari Muhayar membenarkan kejadiannya.
Menurut Ari, diduga para pelaku yang menganiaya korban itu adalah satu keluarga.
"(Pelakunya) ada beberapa orang lah. Artinya satu hingga dua orang adanya terjadinya pengeroyokan tersebut," kata Ari.
Ari mengatakan, pengeroyokan itu terjadi pada Minggu (5/1/2025).
Ia menerima laporan dari petugas keamanan bahwa korban yang merupakan warga pengontrak di RW 08 Pluit mengalami babak belur.
"Kalau menurut terakhir korban katanya ada patah tulang di bawah pelipis ini, pelipis mata. Iya, kalau saya kan lihat fotonya saja ya. Malam itu pada berdarah semua mukanya," katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com
Dapat Promo Hotel Rp 130 Ribu, Rama Malah Diusir dari Kamar setelah Ogah Bayar Biaya Tambahan |
![]() |
---|
Dokter Tirta Ajak Lari 20 Km Keluarga Pasien yang Paksa Dokter Syahpri Lepas Masker: Mak Bleng |
![]() |
---|
Tabiat Pria Simpan Puluhan Bangkai Kucing di Freezer karena Malas Ngubur, Pantas Warga Resah |
![]() |
---|
Suami Nekat Jual Istri Rp 300 Ribu Sekali Kencan Demi Kebutuhan Sehari-hari |
![]() |
---|
Menteri Fadli Zon Belum Nonton Merah Putih: One For All, Yakin Niat Pembuat Memajukan Perfilman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.