Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perang Iran Israel

Pantas Iran Tak Ragu Balas Serangan Israel, 7 Ilmuwan Nuklir dan Tokoh Penting Tewas: Harga Mahal

Iran tak menunggu waktu lama untuk membalas serangan Israel yang menewaskan tujuh ilmuwan nuklir dan tokoh pentingnya.

Editor: Olga Mardianita
YouTube.com/Al Jazeera English dan Media Pemerintahan Iran
TOKOH PENTING IRAN - Akibat serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat, sejumlah tokoh penting Iran meninggal dunia. Beberapa di antaranya adalah ilmuwan nuklir, Mohammad Mehdi Tehranchi (kiri) dan Fereydoun Abbasi (kanan) serta panglima tertinggi Korps Garda Revolusi Islam Mayor Jenderal Hossein Salami (tengah). 

TRIBUNJATIM.COM - Iran balik menyerang di hari yang sama saat rudal Israel menimpa sejumlah wilayahnya pada Jumat (13/6/2025).

Begitu serangan tiba, juru bicara Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Abolfazl Shekarchi bersumpah akan membalasnya.

Rudal Israel merusak fasilitas nuklir dan militer Iran.

Korban jiwa melayang, termasuk warga sipil dan tujuh ilmuwan nuklir dan tokoh penting Iran.

Inilah sosok ilmuwan nuklir dan tokoh penting Iran yang meninggal dalam serangan Israel.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Murka Pemimpin Tertinggi Iran usai Wilayahnya Diserang, Sebut Israel Bakal Terima Nasib Pahit

Reaksi Iran usai diserang Israel

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan, Israel harus menerima hukuman berat usai melancarkan serangan besar-besaran.

Ia menyebut, Israel telah memperlihatkan sifat yang lebih buruk dari sebelumnya karena telah menyerang pusat-pusat permukiman di Iran.

Sementara itu, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Iran Abolfazl Shekarchi menyatakan, Israel akan membayar “harga yang mahal” akibat serangannya sendiri.

Respons Iran langsung ditanggapi oleh Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir.

Ia mengatakan, Israel serang Iran hari ini karena sudah “mencapai titik yang tidak bisa kembali".

Baca juga: Reaksi Donald Trump Israel Serang Iran, Tak Terlibat tapi Diam-diam Tahu, Jendral Persia Siap Balas

Zamir menggambarkan, Israel serang Iran sebagai bentuk perjuangan untuk mempertahankan eksistensi negaranya.

Menurutnya, Israel melancarkan serangan karena tidak bisa menunggu momen lain untuk beraksi.

“Siapa pun yang mencoba menantang kami akan membayar harga yang mahal,” ujar Zamir dikutip dari Al Jazeera, Jumat (13/6/2025).

Sosok ilmuwan nuklir dan tokoh penting Iran yang tewas

1. Mohammad Mehdi Tehranchi

Tehranchi adalah seorang fisikawan teoretis yang menjabat sebagai Presiden Universitas Islam Azad.

Ia masuk dalam Daftar Entitas Departemen Perdagangan AS pada Maret 2020, karena dianggap bertindak "bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional atau kebijakan luar negeri AS."

2. Fereydoun Abbasi

Abbasi adalah mantan Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dan mantan anggota parlemen Iran.

Ia meraih gelar doktor di bidang fisika nuklir dan sebelumnya bekerja untuk Kementerian Pertahanan Iran.

Ia pernah lolos dari upaya pembunuhan pada 2010 yang menewaskan ilmuwan Majid Shahriari.

Iran menyebut Israel sebagai dalang serangan tersebut.

Baca juga: Tak Takut Perang, Warga Iran Siap Balas Serangan, Beda Publik Israel Khawatir sampai Sulit Tidur

3. Hossein Salami

Mayjen Hossein Salami merupakan ikon militer dan ideologi Republik Islam Iran. 

Hossein Salami dipandang sebagai perpaduan antara ideologi, prajurit, dan propagandis.

Ia bukan hanya memimpin IRGC secara militer, tetapi juga mengarahkan visi geopolitik Iran yang menantang hegemoni Barat.

Dalam kehidupan dan kematiannya, ia menjadi simbol dari tekad Iran untuk bertahan, menyerang, dan membentuk poros kekuatan baru di Timur Tengah.

4. Abdolhamid Minouchehr

Minouchehr merupakan doktor teknik nuklir sekaligus Dekan Fakultas Teknik Nuklir di Universitas Shahid Beheshti.

Ia dikenal lewat risetnya untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan pembangkit listrik tenaga nuklir.

5. Ahmad Reza Zolfaghari

Profesor teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti.

6. Amir Hossein Faghihi

Anggota fakultas teknik di Universitas Shahid Beheshti, mantan wakil presiden AEOI, serta mantan kepala Institut Penelitian Sains dan Teknologi Nuklir.

Baca juga: Fakta WNA Kibarkan Bendera Israel di Gunung Rinjani, Viral di Medsos, Ternyata Postingan Lawas?

7. Motallebzadeh

Ilmuwan nuklir yang menjadi korban dalam serangan tersebut bersama istrinya.

8. Gholamali Rashid

Komandan Markas Besar Khatam-al Anbiya.

9. Mochammad Bagher

Kepala staf Angkatan Bersenjata Iran.

Kerusakan Situs Nuklir Iran: Natanz Terdampak, Fordow dan Isfahan Masih Utuh

Serangan besar-besaran Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2025) yang menewaskan sejumlah ilmuwan nuklir ternama, tidak serta-merta melumpuhkan seluruh infrastruktur nuklir Iran.

Menurut analisis citra satelit terbaru, sebagian besar fasilitas utama dilaporkan tidak mengalami kerusakan besar.

Dilansir Reuters, pakar menyebut hanya kompleks nuklir Natanz yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan, sedangkan Fordow dan Isfahan tampak masih utuh.

"Kami tidak melihat kerusakan mencolok di Fordow atau Isfahan. Ada kerusakan di Natanz, tetapi belum ada bukti bahwa situs bawah tanah di sana hancur," kata David Albright, pakar nuklir dari Institut Sains dan Keamanan Internasional.

Albright menyatakan, penilaiannya didasarkan pada citra satelit terbaru yang tersedia hingga pukul 11.20 waktu Teheran.

Ia menambahkan, serangan drone mungkin telah menargetkan terowongan menuju fasilitas bawah tanah, atau bahkan serangan siber yang tidak meninggalkan jejak visual.

Situs Natanz merupakan fasilitas pengayaan uranium utama Iran, terdiri atas pabrik pengayaan bawah tanah yang luas serta fasilitas pengayaan percontohan di atas tanah.

Menurut Albright, ribuan sentrifugal berada di dalam fasilitas bawah tanah Natanz.

Jika pasokan listrik terputus, sistem akan beralih ke baterai cadangan secara otomatis.

Meski begitu, potensi kerusakan tetap ada, terutama jika sistem cadangan gagal mempertahankan kestabilan operasional.

Sementara itu, Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB, fasilitas pengayaan percontohan di atas tanah Natanz telah "hancur."

"Infrastruktur listrik Natanz juga rusak. Kehilangan daya di aula bertingkat kemungkinan besar berdampak pada sentrifugal di sana," ungkap Grossi.

Meski begitu, Grossi menegaskan tingkat radiasi di luar kompleks Natanz tetap stabil dan berada dalam batas normal.


----- 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan Kompas.com

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved