Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perang Iran Israel

Aksi Presenter TV Sahar Tetap Siaran saat Dibom Israel, Kini Dijuluki Singa Betina Iran, Jadi Mural

Saat Israel melakukan serangan ke Iran, seorang pembawa berita televisi Iran, Sahar Emami (40) terekam masih melaksanakan siaran langsung.

X @Tasnimnews_EN
TETAP SIARAN - Tangkapan layar dari video siaran langsung presenter Sahar Emami di stasiun televisi Iran, IRINN, saat kantornya diserang Israel pada Senin (16/6/2025). Ia kini dijuluki singa betina Iran atas aksi heroiknya hingga dijadikan mural. 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi serangan Iran-Israel hingga kini masih menjadi sorotan dunia.

Saat Israel melakukan serangan ke Iran, seorang pembawa berita televisi Iran, Sahar Emami (40) terekam masih melaksanakan siaran langsung.

Sahar siaran di tengah serangan rudal Israel mengguncang gedung kantor berita ia bekerja.

Sosoknya kini dipuji sebagai simbol perlawanan nasional dan keberanian perempuan Iran.

Dilansir dari Financial Times, Emami tengah membacakan berita di saluran TV milik pemerintah, Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), pada Senin (16/6/2025), ketika suara ledakan keras terdengar dan studio diselimuti asap serta serpihan puing.

Tayangan siaran langsung tersebut sontak mengejutkan pemirsa yang menyaksikan perkembangan konflik Israel-Iran melalui televisi nasional.

Baca juga: Nasib Warga Israel usai Dilanda Rudal Iran, Alami Trauma, Curhat Susah Tidur Hingga Kabur Via Laut

“Suara yang baru saja Anda dengar adalah suara agresor yang menyerang tanah air kita, suara penindas yang ingin membungkam kebenaran,” ujar Emami sambil mengangkat jari telunjuknya di hadapan kamera, dikutip dari Kompas.com.

“Apa yang baru saja Anda saksikan... studio berita yang penuh asap ini,” lanjutnya, sebelum terpaksa meninggalkan meja siaran karena ledakan kedua menghantam bangunan.

Beberapa menit kemudian, Emami kembali muncul di layar dari studio cadangan, meski gedung IRIB terlihat terbakar dalam video yang beredar di media sosial.

Aksi heroiknya langsung direspons oleh pemerintah dan media lokal, yang menyebutnya sebagai “singa betina Iran”.

Mural yang berisi wajah Sahar Emami, presenter TV Iran yang tetap melakukan siaran langsung saat gedung kantor berita tempat ia bekerja diserang Israel. Kini, ia menjadi simbol perlawanan Iran.
Mural yang berisi wajah Sahar Emami, presenter TV Iran yang tetap melakukan siaran langsung saat gedung kantor berita tempat ia bekerja diserang Israel. Kini, ia menjadi simbol perlawanan Iran. (X/MaimunkaNews)

Dipuji presiden, diabadikan dalam mural

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyebut Emami sebagai “simbol ketangguhan, ketabahan, dan semangat pantang menyerah”.

Juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, bahkan menyamakan Emami dengan Gordafarid, tokoh perempuan pejuang dari epik Shahnameh karya sastrawan legendaris Persia, Ferdowsi.

“Malam tadi, di tengah serangan brutal rezim Zionis… seorang perempuan Iran berdiri tegak di hadapan kamera tanpa rasa takut, penuh keteguhan, dan cinta pada tanah airnya,” kata Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi.

“Dia adalah suara Iran,” imbuhnya.

Kurang dari 24 jam setelah kejadian, mural bergambar Emami tengah siaran dengan jari telunjuk terangkat telah terpajang di Lapangan Vali-e Asr, pusat kota Teheran.

Mural tersebut menampilkan ayat dari Shahnameh yang menggambarkan “gadis di medan perang”, memperkuat kesan nasionalisme melalui referensi budaya pra-Islam yang jarang disorot oleh Republik Iran.

Baca juga: 5 Dampak Perang Iran Israel, Harga Minyak Dunia hingga Gejolak Pasar Keuangan Mulai Jadi Perhatian

Sejumlah tokoh olahraga juga ikut memberi dukungan. 

Atlet karate Amir Mehdizadeh dan penembak jitu Javad Foroughi bahkan mendedikasikan medali emas mereka dari kompetisi internasional untuk Emami.

Mohajerani mengusulkan penghargaan jurnalisme keberanian diberi nama Emami.

Sebagai informasi, Emam yang merupakan lulusan teknik pertanian, bergabung dengan IRIB sejak 2008 dan dikenal luas sebagai pembawa acara Pishkhan Khabar, program berita dan isu aktual.

Meski IRIB kerap dikritik oleh kelompok reformis karena dianggap menjadi corong pemerintah yang otoriter dan mengekang kebebasan pers, keberanian Emami dinilai melampaui batas ideologis.

“Saat saya melihat perempuan itu di televisi, saya merasa malu pada diri sendiri. Saya tanya, ‘apa yang saya takutkan?’ Saya harus bertahan di sini dan membela kota saya,” kata Mansoureh, warga Teheran.

Namun, tidak semua warga bersikap serupa.

“Bagi saya, itu seperti pertunjukan yang dirancang,” ujar Sara, seorang perawat di ibu kota.

“Sudah ada perintah evakuasi. Dia terlihat siap secara mental. Pemerintah sedang memanfaatkan momen ini untuk propaganda,” tambahnya.

Baca juga: Alasan Israel Serang Iran dan Sasar Fasilitas Nuklir, Merasa Terancam? IDF: Situasi Mencapai titik

Tiga korban jiwa, kantor IRIB kembali terbakar

Israel meluncurkan serangan ke kantor IRIB sekitar satu jam setelah mengeluarkan peringatan evakuasi untuk Distrik 3 Teheran, lokasi kantor pusat televisi negara, markas polisi, dan tiga rumah sakit.

Serangan tersebut menewaskan tiga orang, termasuk produser berita Nima Rajabpour dan staf kantor Masoumeh Azimi.

Kantor berita IRNA melaporkan, ledakan menghancurkan lantai keempat gedung—lokasi ruang berita dan studio siaran tempat Emami berada saat kejadian.

Rekaman terbaru yang dirilis IRIB menunjukkan api kembali membakar bagian gedung, dipicu oleh embusan angin yang menyulut kembali bara sisa serangan hari sebelumnya.

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menyatakan keprihatinannya atas serangan terhadap media.

Emami menutup siarannya dengan mengatakan serangan tersebut adalah “serangan terhadap kebebasan berbicara, kebenaran, dan suara para perempuan, laki-laki, serta anak-anak yang menjadi martir dalam beberapa hari terakhir.”

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan rakyat Iran untuk “bangkit demi kebebasan” dari rezim Ayatollah Ali Khamenei.

Namun, sejauh ini, tidak terlihat tanda-tanda bahwa perang memicu gelombang protes besar terhadap pemerintah di Iran, meski negara itu sempat diguncang demonstrasi luas dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved