Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Alasan Suryadi Ikhlas Meski Rumahnya Digusur, Dedi Mulyadi Langsung Beri Uang Segepok

Diberitakan sebelumnya, Dedi Mulyadi melakukan penertiban di area pemukiman warga di bantaran sungai Kabupaten Bekasi.

Editor: Torik Aqua
Kolase TikTok Dedi Mulyadi
DIBALAS - Seorang warga Bekasi bernama Suryadi (65) membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi salut. Suryadi ini merupakan salah satu warga yang rumahnya digusur. Suryadi ngaku ikhlas rumahnya digusur kini dapat balasan Dedi Mulyadi . 

TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi salut sampai memberikan balasan untuk warganya.

Diketahui, Suryadi (65) sempat curhat setelah rumahnya rata dengan tanah setelah digusur.

Suryadi lalu mendapatkan respon dari Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi melakukan penertiban di area pemukiman warga di bantaran sungai Kabupaten Bekasi.

Baca juga: Kemarin Ancam Perangi Dedi Mulyadi, Kini Cucu Mantan Bupati Berubah, Diberi Rp 20 Juta: Sikat Saja

CARA DEDI MULYADI LUNASI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Gubernur Jabar mengungkapkan bagaimana caranya dirinya melunasi utang Pemprov Jabar kepada BPJS Kesehatan.
CARA DEDI MULYADI LUNASI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Gubernur Jabar mengungkapkan bagaimana caranya dirinya melunasi utang Pemprov Jabar kepada BPJS Kesehatan. (Kompas.com)

Rumah-rumah warga yang berdiri tanpa izin di tanah pemerintah itu ditertibkan karena melanggar.

Satu di antara warga yang rumahnya digusur itu adalah milik Suryadi.

Alhasil setelah digusur, Suryadi hanya pasrah tidur di tenda di Kampung Gabus, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.

Namun dia mengakui jika dirinya selama ini salah, sehingga dia tidak bisa menolak rumahnya yang sudah 7 tahun dia tinggali digusur.

Dedi pun sampai terkagum-kagum ketika menemui Suryadi langsung.

Pertemuan ini dibagikan di media sosial Dedi Mulyadi pada Minggu (22/6/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Suryadi mengaku bahwa keluarganya sudah tinggal di tempat lain dengan cara mengontrak.

Itu pun setelah mereka dibantu oleh pejabat dinas Provinsi Jawa Barat.

Namun karena sempit, dia membangun tenda untuknya tinggal sementara.

Suryadi mengaku bahwa dirinya ini berprofesi sebagai penarik bajay, sedangkan istrinya bekerja di laundry.

"Jadi kemarin digusur ?, ama siapa ?, ama gubernur digusurnya ?," tanya Dedi Mulyadi saat bertemu Suryadi.

"Enggak lah, wajar saya tinggal di gituan kan," jawab Suryadi.

Suryadi pun mengakui kesalahannya terkait tempat yang dia tinggali selama tujuh tahun terakhir itu.

Dia pun sadar letak kesalahannya di mana.

"Salahnya karena itu tanah, tanah pemerintah," kata Suryadi.

"Kalau bapak bangun di atas sungai wajar, perumahan bangun di atas sungai itu gak ngerti itu," timpal Dedi sambil tertawa menyindir pihak lain.

Di hadapan Dedi Mulyadi, Suryadi mengaku ikhlas rumahnya digusur.

Meski keluarganya kini terpaksa harus pindah ke kontrakan.

"Bapak ikhlas rumahnya digusur ?," tanya Dedi.

"Ikhlas," jawab Suryadi.

"Lho bapak kan jadi dirugikan," timpal Dedi.

"Biarin pak, orang saya salah," ungkap Suryadi.

"Keren," kata Dedi.

Suryadi pun kemudian diberi segepok uang oleh Dedi Mulyadi untuknya dan keluarganya sebagai uang tambahan mengontrak.

Diketahui, video pertemuan Dedi dengan Suryadi ini diunggah ke media sosial oleh Dedi sendiri dengan caption: "Hanya mereka yang rendah hati yang mudah mengakui kesalahan."

Baca juga: Dedi Mulyadi Bakal Lakukan Gebrakan Lagi di Puncak Bogor, Begini Misi Sang Gubernur Jabar 

Suryadi Tidur di Tenda

Diketahui, Suryadi ini merupakan salah satu yang terdampak dari pembongkaran 50 bangunan di sepanjang Jalan Kong Isah, Desa Srimukti, dibongkar pada Rabu (18/6/2025) oleh Satpol PP. 

Aksi itu dilakukan atas perintah Dedi Mulyadi melalui Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, sebagai bagian dari penertiban lahan milik negara. 

“Ini didasari dari kunjungan Pak Gubernur, kemudian meminta kepada Pak Bupati untuk menertibkan bangunan yang ada di Srimukti,” ujar Kepala Bidang Trantib Satpol PP Kabupaten Bekasi, Ganda Sasmita dikutip dari Kompas.com.

Suryadi sempat tidur di tenda setelah rumahnya digusur.

“Saya pasang tenda di sini, tidur di sini,” ujar Suryadi lirih.

Istrinya dan keempat anggota keluarga yang lain sudah mengungsi ke rumah kontrakan, setelah ada uluran tangan seorang dermawan. 

“Iya, cuma dikasih waktu dua bulan,” ucapnya. 

Suryadi sadar, bangunan itu berdiri di atas lahan milik Perum Jasa Tirta—lahan yang bukan miliknya.

Meski digusur, tak ada amarah yang keluar dari mulutnya. 

“Kami memang tidak punya rumah, makanya bingung,” kata Suryadi

Sementara itu, kisah viral Dedi Mulyadi lainnya juga terjadi di Bekasi, Jawa Barat.

Kejadian mengejutkan terjadi ketika Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga di Desa Wanasari, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jumat (20/6/2025).

Dedi Mulyadi tiba-tiba disiram air oleh seorang pria di Bekasi.

Pelaku penyiraman bahkan membawa jimat.

Baca juga: Sudah Bayar Rp150 Juta, Pasutri Pilu 3 Anaknya Jadi Korban Sekolah Bodong, Kini Susah Baca & Ngaji

Saat itu, Dedi sedang berjalan menuju ke panggung.

Antusias warga di lokasi membuat Dedi sulit berjalan.

Banyak warga berusaha mendekati Dedi untuk foto dan menyampaikan keluhan.

Dedi dengan pengawalan berusaha untuk menerobos kerumunan warga yang sangat banyak.

Sesaat sebelum sampai panggung, rombongan Dedi sempat berhenti.

Pantauan dari live di kanal YouTube Humas Jabar, tampak dari sisi kanan kerumunan warga ada tangan berbalut sweater warna gelap menyiramkan air menggunakan botol air mineral.

Melansir TribunnewsBogor.com, ia menyiram sebanyak tiga kali ke arah rombongan Dedi.

Ketika airnya sudah habis, bahkan dia melemparkan botol air mineral ukuran besar tersebut ke arah yang sama.

Sontak petugas Satpol PP dan Polisi serta TNI yang berjaga langsung sigap mengamankan pelaku.

Pelaku merupakan seorang pria berbaju putih dengan tulisan 'Classic' dalam bentuk sambung.

Ia dibawa menjauh dari kerumunan warga.

Pelaku penyiraman terhadap Dedi Mulyadi di Bekasi
Pelaku penyiraman terhadap Dedi Mulyadi di Bekasi (YouTube)

Kepada petugas, pria tersebut mengaku berasal dari Narogong.

Ia mengaku pergi ke acara tersebut bersama anak dan istrinya.

Dia mengatakan menyiram air karena anaknya tergencet.

"Tadi bocah kegencet bang. 'Woi tolong woi'," katanya.

Ketika digeledah, polisi menemukan sebuah jimat dari tas milik pelaku.

Ia mengaku jimat tersebut bukan untuk kebal, melainkan usaha.

"Biasa, usaha pak. Ya biasa yang namanya usaha, apa aja yang penting halal," katanya.

Pria tersebut mengatakan berprofesi sebagai tukang bangunan.

Ia mengaku menyiram Dedi Mulyadi bukan karena disuruh orang lain.

"Enggak, demi Allah. Kita percaya ada dua alam," katanya.

Baca juga: Sidak ASN, Wabup Kaget yang Ngantor Hanya 5 dari 44 Pegawai, Prihatin Tak Displin: Bukan Seenaknya

Sementara Dedi sama sekali tak menyinggung soal penyiraman tersebut saat memberi sambutan pada warga Bekasi.

"Jadi saya mencintai Bekasi, karena mencintai itu kadang sikapnya menyakitkan."

"Saya mencintai Bekasi, lihat Bekasinya kumuh, kalau saya mencintai Bekasi, Bekasinya kumuh, Bekasinya banjir, berarti saya harus menyelesaikan kekumuhan dan banjir," kata Dedi di atas panggung.

Padahal tampak baju Dedi bagian kanan belakang basah.

Entah karena terkena siraman air atau basah akibat keringat.

"Kalau kumuh, berarti bangunan kumuhnya harus dibongkar dulu. Kalau banjir, berarti penyebab banjirnya harus diberesin dulu, karena saya mencintai," ucap KDM.

Ia mengatakan jika bukan karena mencintai. untuk apa datang jauh dari Bandung ke Bekasi.

"Kalau saya jadi Gubernur tidak mencintai, ngapain datang ke Bekasi capek-capek, mending di Bandung cicing (diam)."

"Dari Bandung saya pergi ke Singapur, dari Singapur saya pergi ke Perancis, pulangnya saya cerita, 'Nih, saya bawa investasi', padahal bohong," ucap Dedi.

Ia hanya menyinggung atas perlakuan warga saat berjalan tadi.

"Ngapain keringetan kayak gini. Dari situ lewat ke sini dua jam. Aing teh ditarik ke belah dieu, dikereweuk, ditarik, beak aing (Saya ditarik ke sebelah sini, ke sebelah sana. Diremes, ditarik, habis saya)," kata Dedi Mulyadi.

Dia juga meminta maaf atas penataan dan penertiban bangunan yang kini sedang digalakkan di Bekasi.

"Jadi saya minta maaf pada orang Bekasi. Saya mencintai Bekasi. Kulihat Bekasi tinggi rumputnya sampai tiga meter, kulihat Bekasi sungainya keruh, kulihat Bekasi penataan perumahannya berantakan, banyak bagunan kumuh, pedagang pasarnya aut-autan," katanya.

"Karena aku mencintai, maka izinkan aku untuk segera menata wajahmu," tambah Dedi Mulyadi.

Baca juga: Anak Tukang Masak Lolos Masuk ITB Jalur Prestasi, Nyambi Kerja Hidupi Keluarga, Kini Dapat Rp40 Juta

Kejadian serupa juga terjadi saat Dedi meninjau langsung kondisi jalan amblas di Jalan Mbah Dalem Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Selasa (15/4/2025) lalu.

Saat sedang berjalan kaki ke lokasi jalan amblas bersama Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, dan wakilnya, Jenal Mutaqin, tiba-tiba ada wanita berlari dari belakang yang menyerobot penjagaan.

Wanita tersebut mengenakan baju hitam dengan menggendong tas pada bagian depan.

Ia sempat dicegah pengawal Dedi Mulyadi, namun lolos.

Wanita tersebut langsung bersalaman dengan Dedi Mulyadi.

Ia lalu meminta Dedi Mulyadi segera menghentikan pembangunan di Gunung Salak.

Bukan untuk menyerang dengan kekerasan, ia justru meminta wilayah yang amblas ditanami pohon bambu.

"Bapak, tolong di sini ditanami pakai bambu, jangan dijadiin bangunan," katanya.

"Dikembalikan lagi kan ke alam" jawab Gubernur yang akrab disapa KDM tersebut.

Dedi Mulyadi lalu memberi gestur pada Dedie Rachim seolah memang sudah sejalan dengan rencana yang dimiliki.

Selain itu terkait jalan amblas, wanita tersebut juga meminta Dedi Mulyadi untuk menghentikan semua pembangunan di Gunung Salak.

"Tolong Gunung Salak diperbaiki. Orang gusur-gusur pakai alat berat, tolong dibagusin yah," katanya.

WANITA DATANG KE DEDI MULYADI - Sosok wanita yang datangi Dedi Mulyadi di Bogor, kalungnya disorot KDM
WANITA DATANG KE DEDI MULYADI - Sosok wanita yang datangi Dedi Mulyadi di Bogor, kalungnya disorot KDM (TikTok)

Dedi Mulyadi juga sepakat bahwa kerusakan lingkungan harus segera dikembalikan lagi.

"Kerusakan lingkungan harus kembali dipulihkan," katanya, melansir TribunnewsBogor.com.

Wanita yang diketahui bernama Kartika warga Bojongkerta ini mengatakan, Gunung Salak sedang marah hingga terjadi gempa di Bogor.

"Gunung Salak itu sudah marah tadi ada goncangan, diperbaiki aja," katanya.

KDM berjanji akan menghentikan segala bentuk pembangunan di Gunung Salak.

"Nanti kita tutup deh segala bentuk kegiatan komersial yang merusak keasrian dan habitat Gunung Salak dan ekosistem, kita beresin," kata KDM.

Baca juga: Potong Dana PIP untuk Siswa sampai Gaji Guru Cuma Rp250.000, Kepsek SMKN Kini Dicopot Gubernur

KDM juga menyorot kalung yang dipakai wanita tersebut.

Usai perbincangan soal kerusakan alam, Dedi Mulyadi menyoroti kalung yang dipakai Kartika.

"Ini kenapa kotor?" tanya KDM.

Anehnya, Kartika justru menyinggung soal sihir.

"Ini kena, orang biasa, sihir lah," kata Kartika.

"Jangan percaya sama sihir. Ini kita lagi disihir, sihir barang import, ya. Itu yang membuat kita tersihir jadi lupa sama diri kita sendiri."

"Orang Indonesia orang Sunda tersihir budaya baru, sehingga hutannya habis berubah jadi bangunan," kata Dedi Mulyadi.

Gubernur Jabar memang sudah mengamini rencana Pemkot Bogor untuk membuat jalur baru di Jalan Mbah Dalem Batutulis.

Jadi jalan yang amblas tak akan diperbaiki.

"Diubah menjadi leuweung (hutan) Batutulis," kata Dedi Mulyadi.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved