Sadar Soal Kesehatan Perempuan, Surabaya Jadi Percontohan Skrining Kanker Serviks Mandiri
Kota Surabaya menjadi percontohan nasional dalam deteksi dini (screening) kanker leher rahim (ca serviks).
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kota Surabaya menjadi percontohan nasional dalam deteksi dini (screening) kanker leher rahim (ca serviks).
Menggunakan metode pengambilan sampel secara mandiri (self-sampling), screening tersebut dinilai penting bagi perempuan sebagai pencegahan awal terhadap penyakit tersebut.
Dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, proyek percontohan nasional skrining kanker leher rahim berbasis HPV DNA dengan pendekatan hub‑and‑spoke ini juga bekerjasama dengan USAID MOMENTUM, Roche Indonesia, Bio Farma, dan Jhpiego. Surabaya dan Sidoarjo dipilih sebagai representasi kota dan kabupaten.
Deteksi dini tersebut merupakan upaya penting untuk mencegah dampak lebih berat dari kanker leher rahim. Mengingat, kanker serviks adalah penyebab utama kedua untuk kanker pada wanita di Indonesia setelah kanker payudara (ca mamae).
Tak hanya itu, biasanya 70 persen dari semua wanita yang terdiagnosis kanker ini baru diketahui setelah berada pada stadium lanjut dari penyakit ini.
"Padahal, Kanker serviks dapat dicegah dan disembuhkan. Semakin dini kita temukan, maka semakin tinggi pula tingkat kesembuhannya. Di antara pencegahannya adalah dengan melalui screening ini," kata Country Director Jhpiego Indonesia, Maryjane Lacoste ketika berkunjung ke Surabaya, Senin (23/6/2025).
Program ini mendapat sambutan hangat dari perempuan di Surabaya. Sejak dilakukan April 2025 lalu, total sudah ada 2.475 orang (45 persen dari target sebesar 5.500 perempuan) yang telah mengikuti screening tersebut.
Dari angka tersebut, 95,5 persen sampel telah dianalisis melalui lab dan hasilnya menemukan positivity rate di angka 4,6 persen. Bagi perempuan yang dinyatakan positif selanjutnya mendapatkan penanganan melalui Termal Ablasi.
"Jadi selain screening, ada treatment yang langsung diberikan kepada client sebagai pengobatan. Sehingga, ini bisa mencegah lebih dini kanker ini agar tidak semakin parah," katanya.
Menariknya, screening tersebut menggunakan self‑sampling HPV DNA. Metode pemeriksaan dini infeksi HPV (penyebab utama kanker serviks) yang belum lama diperkenalkan di Indonesia ini dapat dilakukan sendiri oleh perempuan, tanpa perlu dilakukan langsung oleh tenaga kesehatan.
Sehingga, bisa lebih nyaman dan privat. Sekaligus, akan meningkatkan minat dan partisipasi wanita, khususnya yang merasa malu untuk screening. Tak hanya itu, juga mudah dilakukan dan telah sesuai standar WHO dengan efikasi tinggi.
"Screening ini lebih mudah dan menjaga privasi. Hasil yang disampaikan juga sangat terjaga kerahasiaannya, hanya diketahui oleh perempuan itu sendiri," tandasnya.
Senada dengan hal itu, Roche sebagai industri farmasi dan diagnostik global siap mendukung upaya tersebut. Head of Government and Market Access PT Roche Indonesia, Diagnostics Division, Mita Rosalina menegaskan pentingnya penyelesaian target pemerintah namun dengan tetap memastikan perempuan nyaman ketika melakukan screening.
Karenanya, metode self-sampling tersebut diharapkan tak hanya dilakukan di Surabaya saja, namun ke depan bisa menjangkau seluruh Indonesia. "Self sampling ini lebih nyaman dan privat," kata Mita di tempat yang sama.
VIRAL TERPOPULER: Pisang MBG Diolah Siswa Jadi Kue Bolu - Siswa SMP Sekolah Lewat Jembatan Rusak |
![]() |
---|
JATIM TERPOPULER: Mobil Pikap Hilang Dicuri di Lumajang - Driver Ojol Surabaya Tewas Tabrak Becak |
![]() |
---|
Daftar Mutasi Pemkab Mojokerto, Bupati Gus Barra Resmi Lantik 16 Pejabat |
![]() |
---|
Guru 1 Sekolah Patungan Bayari Kuliah Roihan Siswa yang Nyambi Jadi Kuli Batu, Lolos PTN Jalur Emas |
![]() |
---|
Bawa Kartu Berlogo Pemerintah, Petugas Gadungan Keliling Sambil Minta Rp 700 Ribu untuk Data Bansos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.