Deretan Program Sosial Pemprov Jatim untuk Tekan Kemiskinan
Pemprov Jawa Timur mematok target penurunkan kemiskinan hingga 9,10 persen di tahun 2026 mendatang. Target tersebut kini tengah dikebut karena angka k
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Pemprov Jawa Timur mematok target penurunkan kemiskinan hingga 9,10 persen di tahun 2026 mendatang. Target tersebut kini tengah dikebut karena angka kemiskinan Jatim masih ada di angka 9,56 persen.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Restu Novi Widiani menegaskan bahwa menurunkan angka kemiskinan tak semudah membalikkan telapak tangan. Dan tidak bisa hanya diampu oleh Dinas Sosial saja.
Sejumlah OPD di Pemprov Jatim juga berbagi tugas sesuai dengan program besar nawa bhakti satya untuk bisa mendorong penurunan angka kemiskinan secara simultan.
“Tentu menurunkan kemiskinan bukan dari dinas sosial saja. Tapi beberapa OPD juga memiliki tugas yang sama. Yang jelas saat ini kita di angka 9,56 persen, targetnya bisa turun 9,40 di tahun 2025 dan turun lagi hingga 9,10 persen di tahun 2026,” tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2024 jumlah penduduk miskin di wilayah Jatim tercatat ada sebanyak 3,89 juta jiwa atau 9,56 persen dari total penduduk.
Novi menambahkan, Pemprov juga menaruh perhatian khusus pada kantong-kantong kemiskinan di Jatim. Diantatanya kabupaten yaitu Malang, Jember, Probolinggo, Lamongan, serta wilayah Madura.
“Pendekatan khusus juga dilakukan terhadap kelompok rentan dan terlantar yang belum tersentuh program kami, agar tidak ada yang terlewat dari bantuan dan pemberdayaan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Novi juga menjelaskan bahwa ada sejumlah program yang dilakukan sepanjang tahun 2025 ini yang masuk dalam program Jatim Sejahtera.
Sejumlah program pengentasan kemiskinan dalam Jatim Sejahtera adalah program Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD).
Dengan menyasar 5.000 KPM di 26 kabupaten/kota program ini dialokasikan anggaran Rp 16,2 miliar. Dimana setiap penerima memperoleh bantuan Rp1,8 juta, dicairkan dalam dua tahap masing-masing Rp900 ribu.
Tak hanya itu, Dinas Sosial juga mengucurkan Program Keluarga Harapan (PKH) Plus untuk lansia. Menyasar 60.000 lansia, mereka menerima sebesar Rp1,5 juta diberikan dalam tiga tahap.
“Selain itu juga ada Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (KE), dengan menyasar menjadi 33.000 KPM dengan anggaran Rp49,5 miliar,” tegasnya.
Tidak hanya itu, di tahun ini juga ada program Kewirausahaan Inklusif Produktif Perempuan Tangguh Mandiri Jawa Timur Sejahtera (KIP Putri Jawara). Menyasar 3.590 penerima, dikucurkan anggaran Rp10,77 miliar dengan setiap penerima mendapat bantuan usaha produktif senilai Rp3 juta.
“Dan kami juga memberikan bantuan alat bantu mobilitas bagi penyandang disabilitas. Total anggaran Rp19,85 miliar untuk 5.158 penerima,” tegas Novi.
Bantuan mencakup sembilan jenis alat bantu seperti: hearing aid, kursi roda untuk standar, multiguna, cerebral, kruk, tongkat kaki tiga, walker, tongkat tuna netra adaptif, dan prothese.
“Kita berharap program program ini bisa efektif menurunkan kemiskinan Jatim,” pungkas Novi
angka kemiskinan
Pemprov Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Pemprov Jawa Timur
Restu Novi Widiani
Aksi Curanmor Bersajam di Pungging Mojokerto Terbongkar, Dua Pelaku Asal Pasuruan Ditangkap |
![]() |
---|
Kondisi Keluarga Kacab Bank BUMN yang Ditemukan Tewas Diikat di Sawah, Istri Ilham Pradipta Trauma |
![]() |
---|
Ucapannya 'Orang Tolol Sedunia' Viral, Ahmad Saroni Tolak Tantangan Debat Salsa Erwina: Gak Ladenin |
![]() |
---|
Kecewa Kegiatan Tak Terealisasi Meski Sudah Iuran, Warga Dempelan Madiun Desak Bendahara Desa Mundur |
![]() |
---|
Respon Kemenag Bondowoso Mengenai Pembentukan Kementerian Haji dan Umrah: Belum Ada Kejelasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.