Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

500 Warga Rebutan Air di Sumur Tengah Kuburan Demi 1 Ember, Ketua RT Minta Pemerintah Turun Tangan

Warga heboh antre air di salah satu sumur yang terletak di tengah kuburan. Mereka terpaksa ambil air sumur tengah kuburan karena krisis air bersih.

Tribun Bekasi/Muhammad Azzam
KRISIS AIR - Penampakan warga Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang antre ambil air bersih di sumur tengah area pemakaman pada Jumat (27/6/2025). Mereka antre berjam-jam demi air 1 ember. 

TRIBUNJATIM.COM - Warga heboh antre air di salah satu sumur yang terletak di tengah kuburan.

Mereka terpaksa ambil air sumur tengah kuburan karena krisis air bersih.

Peristiwa ini terjadi di Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Warga terpaksa mengambil air yang masih tersisa di salah satu sumur yang lokasi berada di tengah area pemakaman atau kuburan.

Pantauan di lokasi, sejumlah warga berbondong-bondong ke lokasi pemakaman meski harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan satu ember air.

Tak ayal, dari mereka juga berdesakan, berebut hanya demi memenuhi kebutuhan dasar berupa air bersih.

Baca juga: Sosok Petugas Samsat Asyik Main Game Padahal Antrean Warga Panjang, Hanya Akan Dibina Pimpinan

Salah satu warga bernama Imas (35), mengungkapkan, ada sekitar 500 warga
Kampung Kiarajaya bergantung pada sumur di tengah area pemakaman umum sebagai sumber air untuk kebutuhan air bersih.

“Kalau musim kemarau begini, air sumur kering. Kalau musim hujan, airnya malah kotor. Kulit jadi gatal-gatal, dan air harus direbus dulu,” ujarnya saat ditemui di lokasi pada Jumat (27/6/2025), dikutip dari Tribun Bekasi.

Sehingga kata Imas, baik musim kemarau maupun hujan tetap alami penderitaan.

Warga tetap harus bergantung pada air tangki seharga Rp 20.000 per muatan.

Akan tetapi, belum ada upaya pemerintah daerah setempat terkait kondisi ini.

KRISIS AIR - Warga Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang antre ambil air bersih di sumur tengah area pemakaman pada Jumat (27/6/2025).
KRISIS AIR - Warga Kampung Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang antre ambil air bersih di sumur tengah area pemakaman pada Jumat (27/6/2025). (Tribun Bekasi/Muhammad Azzam)

Sementara itu, Ketua RT setempat, Siti Fadilah (30), menambahkan lebih dari 300 kepala keluarga mengalami kekurangan air bersih.

Sehingga warga harus mengantre di sumur yang berada di tengah area pemakaman.

"Setiap hari kondisinya seperti ini. Kami antre dan berebut air. Kami mohon kepada pemerintah untuk turun tangan. Air itu kebutuhan dasar,” katanya.

Ia berharap agar pemerintah segera menangani kondisi ini.

Sebab, lebih dari dua dekade kondisi ini dibiarkan tanpa respons konkret.

"Kita biarkan saja, engga ada hal apa dilakukan baik dari pemerintah daerah maupun provinsi," katanya. 

Baca juga: Padahal Usia Masih 32 Tahun, Sema Syok Divonis Gagal Ginjal Stadium 5, Dulunya Rajin Minum Air Putih

Tagih janji Dedi Mulyadi

Di sisi lain warga menagih janji Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Warga menagih janji saat kesal ketika antre mengambil air bersih di sumur tengah area pemakaman pada Jumat (27/6/2025).

Sambil membawa ember maupun galon, warga terus menyebut-nyebut nama Dedi Mulyadi terkait persoalaan krisis air di wilayahnya.

Ada warga pula membuka kertas bertuliskan "Pak Dedi Mulyadi, Kita Masih Kesusahan Air, Tolong Pak".

Dedi Mulyadi sebelum pernah berjanji bakal mengatasi persoalan krisis air bersih di kampung yang tak jauh dari kawasan industri terbesar Kawasan Industri Karawang International Industrial City (KIIC) tersebut.

"Mana pak, ini kami masih kesusahan air. Belum ada juga tindakan," kata Ketua RT setempat, Siti Fadilah (30) pada Jumat (27/6/2025).

Ia meminta Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun tangan.

Sebab, lebih dari dua dekade atau 20 tahun kondisi ini dibiarkan tanpa respon konkret dari pemerintah daerah maupun provinsi.

Baca juga: Pura-pura Jadi Nasabah Bank, Warga Rugikan Negara Rp 9 M, 2 Tahun Kabur usai Sekongkol dengan Mantri

Apalagi, Dedi Mulyadi pernah berjanji akan mengalirkan air bersih dalam waktu satu bulan saat kegiatan Apel Anti Premanisme di Kawasan Industri KIIC pada 27 Maret 2025. 

Namun hingga kini, janji itu belum terealisasi.

"Kami menunggu aksi nyata dari pak gubernur KDM," imbuhnya.

Ia menambahkan, akibat kondisi ini pernah ada satu keluarga alami demam berdarah dengue (DBD).

Karena warga saat musim hujan terpaksa menampung air hujan untuk kebutuhan mandi dan mencuci.

Akan tetapi dibalik upaya itu, mereka harus menanggung risiko penyakit.

“Satu keluarga kami pernah kena DBD gara-gara tampung air hujan. Tapi kami bisa apa?” katanya.

Seorang warga, Imas (35), mengungkapkan, ratusan warga Kampung Kiarajaya bergantung pada sumur di tengah area pemakaman umum sebagai sumber air untuk kebutuhan air bersih.

“Kalau musim kemarau begini, air sumur kering. Kalau musim hujan, airnya malah kotor. Kulit jadi gatal-gatal, dan air harus direbus dulu,” ujarnya.

Sehingga kata Imas, baik musim kemarau maupun hujan tetap alami penderitaan.

Warga tetap harus bergantung pada air tangki seharga Rp 20.000 per muatan.

Akan tetapi, belum ada upaya pemerintah daerah setempat terkait kondisi ini.

"Pengeluaran bulanan lebih dari Rp500.000 hanya untuk membeli air isi ulang guna keperluan minum dan memasak," tandasnya.

Sumber: Tribun bekasi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved