Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Resign usai Mengabdi 5 Tahun, Mantan Pegawai Jadi Pemetik Buah di Australia, Gaji Rp300 Ribu per Jam

Inilah kisah mantan pegawai bank banting stir jadi pemetik buah. Ia mendapat gaji Rp300 ribu per jam.

Dok. Pribadi
PEMETIK BUAH - Merianti, warga negara Indonesia yang mengikuti program WHV di Australia. Ia resign dan memutuskan bekerja sebagai pemetik buah dengan gaji Rp300 ribu per jam. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah mantan pegawai bank banting stir jadi pemetik buah.

Tak tanggung-tanggung, ia menjadi pemetik buah di Australia dengan gaji Rp300 ribu per jam.

Adalah Merianti (30).

Merianti memutuskan resign setelah hampir lima tahun bekerja sebagai customer service di sebuah bank di Indonesia.

Merianti akhirnya memilih banting setir dan menjajal peruntungan di Australia.

Lulusan jurusan Manajemen dari universitas di Pontianak, Kalimantan Barat, itu kini bekerja sebagai pemetik dan penyortir buah di Australia dengan penghasilan hingga Rp 300.000 per jam.

Baca juga: Suami Resign Demi Urus Istri yang Idap Tumor Otak, Tiap Hari Nyanyi dan Menari untuk Menghibur

Pilihan itu ia ambil lewat program Working Holiday Visa (WHV), program resmi Pemerintah Australia yang memungkinkan warga negara tertentu bekerja sambil berlibur.

"Alasan utamanya tentu karena ekonomi. Tapi selain itu, aku juga punya keinginan kuat untuk merasakan suasana dan budaya yang berbeda, ingin coba hidup di luar zona nyaman dan cari pengalaman baru di luar negeri," ujar Merianti, dikutip dari Kompas.com, Jumat (27/6/2025).

Selama satu setengah tahun tinggal di Australia, Merianti telah menjajal berbagai pekerjaan.

Mulai dari waitress, cuci piring, kerja di gudang, hingga pekerjaan fisik seperti memetik apel dan raspberry, pernah dilakoni Merianti.

Kini, ia bekerja sebagai penyortir buah.

“Pekerjaanku memang berpindah-pindah sesuai musim dan kebutuhan syarat untuk perpanjangan visa. Urutannya kurang lebih mulai dari hospitality, warehouse lalu pindah ke pekerjaan fisik seperti farm untuk perpanjangan visa, dan sekarang kembali lagi ke pekerjaan sorting buah di area regional," jelasnya.

Merianti, warga negara Indonesia yang mengikuti program WHV di Australia.
Merianti, warga negara Indonesia yang mengikuti program WHV di Australia. (Dok.pribadi)

Berbeda dari Indonesia, proses melamar kerja di Australia jauh lebih sederhana.

“Tetap pakai CV, tapi formatnya lebih simple. Cuma berisi data diri, pengalaman kerja, dan kontak. Tanpa perlu foto, ijazah, atau dokumen tambahan seperti di Indonesia. Biasanya CV langsung dikasih ke tempat kerja dalam bentuk kertas, tanpa amplop juga enggak masalah,” kata dia.

Beberapa perusahaan juga menerapkan sistem uji coba langsung.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved