Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kasus Leptospirosis Melonjak di Bondowoso 2025, Jadi Tertinggi 4 Tahun Terakhir, 2 Orang Meninggal

Sepanjang tahun 2025, tercatat ada 14 kasus Leptospirosis di Bondowoso. Jumlah ini menjadi yang tertinggi sejak 4 tahun terakhir.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
LEPSTOSPIROSIS - Warga terlihat menangkap tikus di Desa Tarum, Kecamatan Prajekan Bondowoso, pada Tahun 2022 lalu saat ditemukan kasus Leptospirosis. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Sepanjang tahun 2025, tercatat ada 14 kasus leptospirosis di Bondowoso. Jumlah ini menjadi yang tertinggi sejak 4 tahun terakhir.

Terperinci yakni, tahun 2022 ada 3 orang korban dan masih hidup semua. Kemudian, tahun 2023 ada seorang korban meninggal dunia, tahun 2024 meningkat tajam jadi 11 orang dan masih hidup semua.

Sementara tahun 2025, ada 14 orang terjangkit Leptospirosis dan dua orang di antaranya meninggal dunia.

Untuk informasi, Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi.

Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bondowoso, dr Titik Erna Erawati menerangkan penyakit ini bisa menular pada manusia. Biasanya media penularannya melalui air urine tikus yang terkontaminasi  bakteri leptospira.

Baca juga: Pipa Rusak Imbas Banjir dan Tanah Longsor, BPBD dan Warga Jampit Bondowoso Lakukan Perbaikan

Masyarakat yang tertular biasanya mengalami gejala yang mirip dengan gejala penyakit lain. Seperti mual, demam, tubuh menguning hingga nyeri pada betis.

"Menular ke manusia ini," ujarnya dikonfirmasi Kamis (3/7/2025).

Ia menjelaskan, tikus banyak dijumpai di berbagai tempat. Karena itulah, penyakit ini mengintai, tapi banyak warga yang abai.

Padahal, ada beberapa kasus meninggal karena terlambat pengananan. Untuk itulah, penting bagi masyarakat untuk waspada dan mengetahui gejalanya.

“Gejalanya hampir sama dengan penyakit lain. Tanda khasnya itu, muncul kekuningan serta nyeri betis,” tuturnya.

Dirinya menyebut gejala biasanya terasa pada lima hari hingga dua pekan, sejak dia terserang. Jika demikian, maka penanganan harus segera ditangani. Agar tak sampai menimbulkan korban jiwa.

Baca juga: Banyak Pendakian Ilegal ke Gunung Piramid, Pemkab Bondowoso dan APGI Rencana Jadikan Wisata Khusus

Dinas Kesehatan Bondowoso terus telah berkoordinasi dengan semua puskesmas di Bondowoso. Untuk meningkatkan kewaspadaan serta memperhatikan warga sekitar.

“Sehingga mereka bisa mengetahui sejak dini. Apabila ada orang yang berobat ke Puskesmas,” ucapnya.

Semakin cepat penanganan, maka tingkat kesembuhan pasien lebih tinggi.

Namun begitu, Titik menegaskan penyakit ini tidak menular dari manusia ke manusia.

"Cuma peningkatan kasus biasanya terjadi ketika musim hujan dan banjir," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved