Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Avan Anak Penjual Es Keliling Masuk ITB, Dosen Syok Datangi Rumahnya, Beri Uang untuk Merantau

Inilah kisah Avan, anak penjual es keliling yang lolos masuk ITB atau Institut Teknologi Bandung (ITB).

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram @santosoim
KISAH INSPIRATIF - Sosok Avan, anak pedagang es keliling yang berhasil masuk Institut Teknologi Bandung (ITB). Kisah Avan viral setelah dibagikan oleh dosen ITB sekaligus influencer Pendidikan, Imam Santoso melalui Instagramnya, Senin (7/7/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Avan, anak penjual es keliling yang lolos masuk ITB atau Institut Teknologi Bandung.

Rumah Avan yang berada di Ponorogo, Jawa Timur mencuri perhatian saat dikunjungi dosen ITB sekaligus influencer Pendidikan, Imam Santoso.

Tampak rumah Avan dipenuhi piala.

Imam Santoso mengunggah kisah Avan melalui Instagramnya, Senin (7/7/2025).

Imam Santoso mengunjungi kediaman Avan dan keluarganya.

 Saat hendak memasuki rumah Avan, Imam sempat mengira itu toko piala.

Pasalnya, di dalam rumah Avan begitu banyak piala yang tertata rapi di etalase.

"Awalnya dikira toko piala, ternyata ini rumah anak Ponorogo yang baru keterima ITB," tulis Imam Santoso, Selasa (8/7/2025), melansir dari TribunJabar.

Kedatangan Imam Santoso pun disambut baik oleh Avan dan keluarganya.

Ayah Avan, Eko, sehari-hari berjualan es keliling.

Begitupun dengan Ibu Avan, Umi, juga berjualan es keliling di tempat yang berbeda.

Baca juga: Belajar di Sawah, Anak Petani & Pedagang Kecil Berhasil Masuk ITB, Kini Dapat Beasiswa dari Gubernur

Ternyata, piala yang berjejer di alam rumah itu adalah milik Avan, yang meruapakan siswa SMAN 1 Ponorogo baru lolos Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB).

Tidak hanya piala, orang tua Avan menyimpan banyak piagam milik anaknya dengan rapi di sebuah map.

Penghargaan yang didapatnya itu mulai dari SD hingga SMA.

Keterbatasan ekonomi tidak menghalangi Avan untuk terus berprestasi.

Kini, Avan pun mendapatkan apresiasi dari Paragon Corp, mulai dari laptop, produk paragon, hingga uang tunai untuk bekal awal merantau ke Bandung.

Avan tampak terharu memeluk ibunya saat mendapatkan bantuan.

Kisah Avan pun langsung menuai beragam komentar warganet.

Baca juga: Sosok Devit Anak Kuli Angkut Masuk ITB hingga Bikin Warga Sekampung Bangga, Kini Siap Merantau

@din***.
Masyaallah tabarakallah definisi low cost maintenance but high performance

@ind***.
Hebat... Salut.. tetap semangat.. buat perusahaan2 besar tolong bantu dia smpai lulus kuliah

@pup***.
Saya selalu penasaran ingin tahu siapa sosok ibu hebat dibalik kisah2 anak cerdas kebanggan bangsa...krn tidak bs dipungkirin warisan cerdas dr ibu, dan madrasah awal pendidikan di rmh adalah ibu, sehat dan sukses terus anak hebat.

Kisah inspiratif lain juga datang dari seorang pemuda asal Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Cecep Nurrokhman berhasil lolos menjadi mahasiswa baru di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kampus ternama tersebut selama ini hanya ia tulis dalam daftar mimpi sejak SMP.

Di tengah keterbatasan ekonomi, Cecep bekerja keras dan memegang tekad kuat hingga membuahkan hasil manis.

"Tentunya saya sangat senang sekali, karena impian saya ingin bisa masuk ITB," kata Cecep dikutip dari Tribun Cirebon, Kamis (26/5/2025).

"Sedari saya kecil, dari SMP, saya sudah buat list bahwasanya saya ingin masuk ITB," imbuhnya.

Baca juga: 1 Kampung Patungan Biayai Devit Anak Kuli Angkut yang Masuk ITB, Rektor Nangis saat Jemput di Rumah

Cecep lahir dari keluarga sederhana.

Ayahnya bekerja sebagai petani dan ibunya berjualan jajanan untuk membantu keuangan keluarga.

Sejak kecil, orang tuanya menanamkan nilai hidup prihatin dan mandiri.

"Awalnya terdengar tidak mungkin saya masuk ITB, cuma berkat dukungan dan support orang tua serta kakak saya," tuturnya.

"Dan usaha saya juga belajar setiap hari hingga bisa dapat beberapa penghargaan," kata Cecep.

"Sehingga yang tadinya tidak mungkin itu kini jadi mungkin," ujarnya.

Cecep bahkan tidak segan membantu orang tuanya berjualan di sekolah saat masih duduk di bangku SMAN 1 Sukagumiwang.

Uang hasil jualan digunakan untuk keperluan sekolah dan tambahan uang saku.

Baca juga: Jemput Anak Penjual Baju Bekas yang Masuk ITB, Rektor Nangis Haru, Tabungan Ayah Cuma Rp 1,5 Juta

Prestasi akademik Cecep juga membawanya menerima beasiswa dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Beasiswa tersebut datang tanpa ia duga sebelumnya.

"Saya sebenarnya tidak menyangka bakal dapat beasiswa tersebut karena memang tidak mendaftar apapun," ucap Cecep.

Program beasiswa tersebut diberikan kepada calon mahasiswa asal Jawa Barat yang memiliki kendala finansial namun lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

"Mungkin itu, harus lolos dulu seleksi dan ini programnya juga dikhususkan untuk anak Jawa Barat yang terkendala biaya," jelas Cecep.

Cecep tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka tersebut .

Ia bercita-cita menjadi seorang pengajar profesional dan ingin berkontribusi bagi dunia pendidikan Indonesia.

"Cita-cita saya sendiri karena sedari kecil saya sudah senang dengan belajar dan yang berbau dengan pendidikan."

"Saya ingin sekali berkontribusi di dunia pendidikan Indonesia dengan menjadi seorang pengajar," tutur Cecep.

Ia juga berharap agar anak-anak muda dari Indramayu dan daerah lainnya di Jawa Barat bisa termotivasi untuk terus belajar dan tidak menyerah karena keterbatasan ekonomi.

Sebagai bagian dari Program Orang Tua Asuh, Dedi Mulyadi memberikan bantuan pendidikan senilai Rp20 juta dan satu unit laptop kepada Cecep dan 21 mahasiswa ITB lainnya yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Bantuan diserahkan dalam seremoni di Bale Sri Baduga, Purwakarta.

"Insyaallah, dengan semangat ini, yakin bahwa kita punya kemampuan, dan yang paling utama, kita punya tujuan."

"Tidak ada keberhasilan yang hanya mengandalkan otak, tapi juga hati," ujar Dedi Mulyadi.

Ia menegaskan, anak-anak muda Jabar harus terus didorong agar mampu menempuh pendidikan tinggi dan kelak menjadi agen perubahan.

"Saya mengutip Bung Karno, 'Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Jika jatuh, kau akan jatuh di antara bintang-bintang.’ Hari ini, adik-adik sudah menggapai salah satu bintang itu: diterima di ITB," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved