Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Sahdan Arya, Ketua RT Gen Z Baru 2 Bulan Menjabat sudah Perbaiki Jalan Rusak 100 Meter

Diketahui, Sahdan Arya ketua RT itu menjabat sebagai Ketua RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Editor: Torik Aqua
TikTok @rusaput1h
KETUA RT GEN Z - Sahdan Arya (19) Ketua RT Gen Z di Jakarta viral di media sosial, disadur pada Minggu (13/7/2025). Dijuluki Ketua RT Gen Z. Jadi sorotan usai perbaiki jalan rusak 100 meter menuai pujian. 

TRIBUNJATIM.COM -  Sosok Ketua RT muda Gen Z yang viral di media sosial.

Diketahui, Ketua RT itu menjabat sebagai Ketua RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Namanya adalah Sahdan Arya.

Sahdan Arya kian menjadi sorotan setelah gebrakannya yang responsif.

Di antaranya adalah memperbaiki jalan rusak.

Baca juga: Ketua RT Kaget, Mas Pelayaran Baru Sampai Rumah, Malamnya Geger dengan Driver ShopeeFood

Tak ayal karena usianya yang masih muda, ia pun dijuluki sebagai Ketua RT Gen Z.

Ia adalah Sahdan Arya, seorang

Jika biasanya jabatan RT identik diemban bapak-bapak, ternyata tidak dengan Sahdan Arya.

Ia mengemban amanah menjadi Ketua RT di usianya yang masih 19 tahun.

Dikutip dari Kompas.com, Sahdan terpilih menjadi  Ketua RT lewat pemilihan langsung pada 25 Mei 2025 lalu.

Ia meraih 126 suara, jauh mengungguli lawannya yang hanya memperoleh 17 suara.

“Jalur voting kita. Kemarin sempat ada lawannya juga. Hasil suaranya jauh sekali. Lawannya 17, saya 126,” ujar Sahdan Arya dikutip dari Kompas.com, Minggu (13/7/2025).

Meski terhitung baru dua bulan menjabat, gebrakannya sebagai Ketua RT menuai pujian.

Satu di antaranya gebrakannya yang viral itu adalah perbaikan rusak jalan sepanjang 100 meter.

Diketahui Sahdan juga ikut terjun dalam pengecoran jalan rusak tersebut.

“Tadinya rencana ngecor satu bulan ke depan. Tapi karena kondisi jalan rusak parah, akhirnya langsung dicor hari itu juga,” ujarnya. 

Ia menceritakan pekerjaan perbaikan jalan hingga pengecoran dimulai dari pengurus yang menyediakan satu molen. 

Namun, ia merasa beruntung karena warga ikut membantu sehingga pekerjaan selesai lebih cepat. 

Lebih lanjut Sahdan menceritakan bahwa ia sempat diragukan karena masih muda. 

Namun, ia membuktikan diri lewat tindakan nyata. 

“Banyak yang remehin. Kayak anak muda bisa apa. Tapi ya kita buktikan aja,” ujarnya.

Viral di Media Sosial

Video Sahdan Arya saat terjun dalam perbaikan jalan rusak itu viral dibagikan akun TikTok @ rusaput1h.

Dalam video viral tersebut memperlihatkan before after perbaikan jalan.

Dalam video itu juga terlihat Sahdan Arya sebagai Ketua RT Muda itu ikut terjun dalam perbaikan jalan dan pengecoran jalan tersebut.

Dalam narasi video tersebut dituliskan gebrakan RT Gen Z.

Meski sederhana, video tersebut ternyata menarik perhatian warganet adanya aksi Ketua RT yang dijuluki Gen Z tersebut.

Berikut beragam komentar warganet.

najaetrigon

“Kemaren lewat fyp kades gen z sekarang rt Gen Z. Saat nya gen z memimpin, waktunya perubaham”

bila

“Sipp bagus kak ga remed. langsung naik jadi mas kades aja kak”

babygurl.s

“Gen z ngga bakalan korupsi, soalnya oversharing”

Pecelansambel

“Mari kita tumbang kan gerasi vintage yg cuma berlomba2 memperkaya anak keturunan nya”

only my self

“Sudah saatnya gen z memimpin dunia”

muach

“Pasti rt gen z banyak dibenci nihhh soalnya ga bisa disetir wkwkw,” tulis beragam komentar warganet.

Kisah Lainnya - Kades Muda di Subang

Sebelumnya juga pernah viral sosok kades muda di Subang bernama Indah Aprianti.

Ia merupakan Kepala Desa Ciasem Baru, Kabupaten Subang saat itu tengah meninjau jalan yang akan diperbaiki.

Heran, ada warga yang menolak perbaikan jalan, Indah tak gentar melawan oknum masyarakat tersebut.

Videonya saat beraksi menghadapi oknum masyarakat tersebut viral di media sosial.

Karena keberaniannya tegas terhadap oknum masyarakat yang menghalangi tugasnya, kini sosok kades menuai pujian.

Tak sedikit publik yang salah fokus karena sosok Indah Aprianti karena terlihat masih muda.

Benar saja, setelah ditelusuri dari profilnya, Indah Aprianti merupakan satu di antara kades muda di Jawa Barat.

Menariknya, ternyata Indah Aprianti merupakan alumni mahasiswa atau lulusan UI (Universitas Indonesia).

Wanita kelahiran Subang tahun 1995, menjabat manjadi kades Ciasem Baru, Kabupaten Subang pada akhir tahun 2021 lalu.

Artinya Indah Aprianti baru menjabat sebagai kades di Subang baru satu setengah tahun.

Ada yang menarik dari sisi lain kisah Indah Aprianti menjadi kades muda di Subang tersebut.

Berani menjabat sebagai kades di usia muda ternyata Indah Aprianti memiliki rekam jejak tak sembarangan.

Kisah Indah menjadi kades sebelumnya penuh perjuangan dengan pengalamannya terjun di desa-desa terpencil.

Diketahui Indah merupakan lulusan UI dari Fakultas Hukum pada 2016.

Setelah lulus kuliah, Indah langsung bekerja menjadi pegawai honorer di Kementerian ESDM.

Tak lama kemudian, ia pindah bekerja ke Kementerian Desa pada 2018 hingga akhir tahun 2021.

Menariknya, di saat dirinya masih bekerja di Kementerian Desa itu, saat itu ia mengaku cuti namun Indah mencalonkan sebagai Kepala Desa.

“Jadi saat akhir 2021 saya mencalonkan untuk jadi Kepala Desa Ciasem Baru itu saya masih cuti tuh di Kementerian Desa,” ungkap kisah Indah Aprianti, kepada Tribunjabar.id, Sabtu (15/7/2023).

Indah mengungkap dirinya bekerja di Kementerian Desa saat itu sebagai hanya pegawai honorer.

Bukan saja karena latar belakang pendidikannya lulusan UI, Indah bertekad menjadi kades melainkan juga pengalamannya.

Indah menceritakan kisahnya bekerja di Kementerian Desa.

Selama kurun waktu tiga tahun dirinya bekerja terjun ke lapangan.

Ia sering mengunjungi desa-desa terpencil untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat.

Bahkan diungkap Indah, dirinya sudah mengunjungi hampir 200 desa terpencil dan pelosok di Indonesia dari wilayah barat, Aceh hingga wilayah Timur.

Dengan pengalamannya itu, Indah yang bekerja sebagai tenaga profesional mendampingi masyarakat di desa tersebut agar bisa berkembang melalui ekonomi desanya sendiri.

Demikian selama bekerja di lapangan itulah Indah melihat potensi desa-desa bisa berkembang dan maju.

Ia pun melihat desa terpencil yang jauh dari Kota tapi bisa maju dengan ekonominya desanya.

Oleh karena itu, dirinya tergerak melihat kondisi desanya, tempat dirinya dilahirkan yang dia yakini pun bisa menjadi desa maju.

Hal itu Indah yakini karena desanya yang padahal tidak jauh dari kota.

“Saya melihat desa saya, yang sebenarnya dekat dari Jakarta, aksesnya mungkin hanya 2,5 jam tapi perkembangannya atau kemajuannya tak sepesat desa yang jauh dari ibu kota,”

“Jadi dari situlah hati saya tergerak untuk membangun desa sendiri,” ungkap Indah.

Sebelum dirinya menjabat sebagai Kades di tempatnya, Indah mengaku kerap membagikan program desa.


Namun, kala itu inisiatif dan informasinya belum ditanggapi serius.

Merasa bersalah dengan keadaan tersebut karena bisa membantu desa lain, tapi ia miris melihat kondisi desanya sendiri.

“Gimana ya caranya kok saya jadi merasa bersalah, saya bantuin desa lain tapi desa kelahiran saya sendiri saya diemin aja,” tambahnya.

Hingga akhirnya, Indah mendapat kabar bahwa akan ada pemilihan kepala desa.

Dengan niat mulia ingin memajukan desanya sendiri, Indah akhirnya berinisiatif mencoba mencalonkan sebagai kades di desanya sendiri, di Desa Ciasem Baru, Kabupaten Subang tersebut.

Namun, Indah sempat diingatkan sang suami, ketika mencoba agar ia tak berharap lebih.

“Kita mencoba semaksimal mungkin, kalau pun tidak dapat terpilih ya sudah, setidaknya sudah berusaha,” ujar Indah.

Meski pengalamannya sudah menjajal desa lain, Indah merasa dirinya masih memiliki pengalaman yang belum cukup.

Setelah menjabat sebagai kades muda, perjuangan Indah sebenarnya masih permulaan.

Indah menceritakan posisinya sebagai kades muda kerap kali diremehkan.

Alumni mahasiswa UI itu menceritakan selama bekerja sebagai kades, ia merasa miris karena kerap kali tak dikenali warganya.

“Sering banget (diremehkan), aduh bahkan kalau beberapa orang datang ke kantor desa, mereka gak tahu kepada desanya yang mana,” ungkap Indah.

Indah menceritakan pengalaman saat dirinya terjun ke lapangan beberapa warga menanyakan kepadanya keberadaan kades, padahal warga tersebut sedang berbicara dengan kadesnya sendiri.


Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved