Penjelasan Dishub Kota Batu Pasca Demo Gate Parkir, Singgung Belum Ada Kata Sepakat dengan Jukir

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Pasca demo yang dilakukan ratusan juru parkir (jukir), kusir dokar, pemilik odong-odong dan juga Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa mencari nafkah di Alun-Alun Kota Batu di Balai Kota Among Tani Batu, Selasa (15/7/2025), terkait penolakan pemasangan gate parkir di Alun-alun Batu, ternyata tak menemukan hasil memuaskan.

Bahkan masih belum ada kata sepakat antara juru parkir dengan Dinas Perhubungan Kota Batu yang dalam hal ini menjadi pemangku kebijakan pemasangan gate parkir ini. 

Perwakilan demo yang diberikan kesempatan untuk beraudiensi dengan Kadishub Kota Batu dan mendengarkan penjabaran dari Dishub, menilai adanya gate parkir di Alun-alun Kota Batu nantinya akan mengancam mata pencaharian mereka, sehingga mereka tetap menolak rencana pemasangan gate parkir.

“Tadi sudah saya jelaskan dan sudah saya jabarkan bahwa pemasangan gate di Alun-Alun Batu itu adalah untuk tata kelola perparkiran yang lebih baik. Ini sebenarnya rencana yang sudah lama dan ditindaklanjuti saat ini. Gapura parkir tentang parkir elektronik itu sudah ada sejak jaman Bu Dewanti, tapi dalam prosesnya masih tertunda-tunda. Dan sekarang Perwali soal parkir elektronik sudah ditandatangani Wali Kota yang sekarang menjabat. Ini sebuah inovasi,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, Hendry Suseno saat ditemui di Kantor Dishub Batu, Selasa (15/7/2025).

Baca juga: Ratusan PKL dan Jukir Geruduk Balai Kota Among Tani Kota Batu, Pendemo Tolak Ada Gate Parkir

Dari sekian banyak penjabaran yang disampaikan Hendry kepada perwakilan pendemo, mulai dari kejelasan terkait tindak lanjut peraturan Wali Kota soal gate parkir di Alun-alun Kota Batu yang diterbitkan pada tanggal 18 Juni itu, penyebab mengapa pihak Dishub tidak segera memerikan sosialisasi kepada para PKL, Jukir dan pihak-pihak yang mencari nafkah di Alun-alun Batu, hingga nasib para jukir, PKL, kusir dan pemilik permainan setelah nantinya gate parkir dipasang.

“Setelah saya jelaskan khususnya untuk jukir intinya belum ada kata sepakat dengan kami dan menolak gate parkir yang akan kami pasang. Menolak karena berbagai macam hal, intinya kekhawatiran berlebih, mulai takut macet, ada pemadatan, padahal itu semua sudah kami pikirkan. Itu semua sudah kami siapkan solusinya, termasuk untuk dokar dan permainan lainnya,” ujarnya.

Hendry menambahkan sekaligus menjamin, nantinya pemasangan gate parkir tidak akan mengancam mata pencaharian para jukir dan pihak lain yang menggantungkan hidup dari Alun-Alun Kota Batu.

Baca juga: Sorotan Anggota Dewan di Kota Batu Soal Koperasi Merah Putih, Wanti-Wanti Pengurus agar Serius

“Tidak ada satupun yang terlibat disana dirugikan, termasuk jukir, odong-odong, PKL dan kusir. Misal untuk jukir ada 15 koordinator dan 50 jukir, itu semuanya akan kami rekrut dan kerjasamakan sesuai aturan yang berlaku. Bagi hasil sudah jelas 40 persen untuk pemerintah kota dan 60 persen untuk mereka. 40 persen itupun nanti juga akan kami kembalikan untuk sarana dan prasarana. Semua tetap akan bekerja seperti yang sudah mereka lakukan saat ini. Kami harap adanya pemasangan gate parkir tidak menimbulkan masalah di masyarakat dan kami jamin tidak ada yang dirugikan,” jelasnya.

Rencananya pemasangan gate parkir di Alun-alun Kota Batu akan dilakukan sekitar bulan November-Desember yang terdapat tiga pintu gate yakni di Jalan Munif, Jalan Sudiro Selatan dan Sudiro Utara.