Berita Viral
Nasib Kepsek SDN Suruh Siswa Pindah Sekolah Jika Tak Beli Seragam Rp 1,1 Juta, Disdikbud Panggil
Aksi Kepala SD Negeri Ciledug Barat suruh siswa beli seragam sekolah Rp 1,1 juta menjadi viral di media sosial.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Aksi Kepala SD Negeri Ciledug Barat suruh siswa beli seragam sekolah Rp 1,1 juta menjadi viral di media sosial.
Nasib terbaru kepsek itu pun terungkap.
Pasalnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah mendengar keluhan wali murid.
Pihaknya akan memanggil sang kepsek untuk dimintai klarifikasi terkait pembayaran seragam ke rekening pribadinya.
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SD Disdikbud Tangsel Didin Sihabudin menegaskan, pihaknya telah menerbitkan surat panggilan resmi dan akan melakukan pemeriksaan terhadap kepala sekolah tersebut.
“Dinas pendidikan hari ini sudah membuat surat panggilan dan akan memeriksa kepala sekolah,” kata Didin, Rabu (16/7/2025).
Didin menekankan, pihak sekolah negeri di Tangsel tidak diperbolehkan menarik pungutan dalam bentuk apa pun, termasuk untuk seragam siswa baru maupun pindahan.
“Kami dari Dinas Pendidikan sudah mengeluarkan surat edaran dari Pak Kadis yang melarang adanya iuran-iuran. Dan kami pastikan seluruh kegiatan sekolah sudah difasilitasi melalui dana BOS,” ujarnya.
Selain itu, Didin menegaskan bahwa siswa pindahan boleh menggunakan seragam yang sudah dimiliki sebelumnya dan tidak boleh dipaksa membeli seragam baru.
“Kami pastikan bahwa siswa yang pindah ke sekolah negeri di Tangsel boleh memakai seragam yang sudah ada. Tidak boleh ada paksaan,” ucap Didin, melansir dari Kompas.com.
Baca juga: Sehari-hari Tukang Parkir, Orangtua Keberatan Bayar Seragam Rp1,1 Juta, Anak Terancam Putus Sekolah
Terkait pembayaran ke rekening pribadi kepala sekolah, Didin menyebut hal itu tidak dibenarkan.
“Jika terbukti, hasilnya akan kami sampaikan ke pimpinan kami, dalam hal ini Kepala Dinas. Kami ingin memastikan kejadian seperti ini tidak berulang,” tegasnya.
Adapun pemanggilan Kepala Sekolah SD Negeri Ciledug Barat ini dilakukan menyusul keluhan wali murid bernama Nur Febri Susanti (38).
Nur mengaku diminta membayar biaya seragam sebesar Rp 1,1 juta per anak dan mentransfernya ke rekening atas nama kepala sekolah.
"Pembayaran (uang seragam) itu bukan ke sekolah, tapi ke rekening atas nama kepala sekolah,” ujar Nur.
Nur mendaftarkan dua anaknya yang pindahan dari sekolah di Jakarta dan telah diterima di SDN Ciledug Barat pada Jumat (11/7/2025).
Ia mengaku keberatan karena total biaya yang diminta sebesar Rp 2,2 juta dan pembayaran diminta secara sekaligus.
Baca juga: Orangtua Murid SMP Keberatan Beli Seragam hingga Rp 2 Juta, Sekolah Klaim Tidak Pasaran
“Jawaban dari kepala sekolah waktu itu, 'kalau bisa jangan dicicil. Nanti kasihan anaknya bajunya beda sendiri',” ucapnya.
Menurut Nur, pihak sekolah juga tidak memperbolehkan siswa pindahan menggunakan seragam lama, termasuk milik kakaknya yang dulu sekolah di sana.
Setelah mengunggah pengalamannya di media sosial, Nur mengaku sempat ditegur langsung oleh kepala sekolah karena dianggap menyebarkan cerita ke publik.
“Iya, agak sedikit tinggi nadanya. Saya bilang bahwa saya menyampaikan fakta-fakta saja,” ujar Nur.
Dinas Pendidikan memastikan akan menyelidiki kasus ini dan menegaskan tidak boleh ada pungutan ataupun intimidasi kepada siswa di sekolah negeri.
Nur menambahkan, si kepala sekolah juga memintanya mencari sekolah lain untuk kedua anaknya jika tak bisa beli seragam.
"Kepala sekolahnya bilang, kalau saya tidak sanggup, lebih baik cari sekolah lain saja," ungkapnya.
Adapun, biaya seragam yang diminta itu meliputi pakaian muslim, baju batik, rompi, topi, atribut, serta buku paket pelajaran.
Namun, Febri menilai besaran biaya tersebut tidak masuk akal untuk sekolah negeri yang seharusnya menerapkan prinsip pendidikan gratis.
Padahal, sebelumnya, warga Pamulang tersebut telah menerima surat resmi dari pihak sekolah pada 11 Juli 2025 yang menyatakan bahwa kedua anaknya telah diterima di sekolah tersebut.
"Anak saya sudah diterima, tapi saat daftar ulang disodori daftar biaya seragam Rp1,1 juta. Itu harus lunas dan ditransfer ke rekening pribadi kepala sekolah," kata Febri saat ditemui di rumahnya di kawasan Benda Baru, Pamulang, Rabu (16/7/2025), melansir dari TribunTangerang.
Baca juga: Jelang Masuk Sekolah, Toko Seragam di Kota Malang Diserbu Pembeli, 1000 Potong Terjual Dalam Sehari
Febri mengaku keberatan dengan permintaan tersebut, mengingat kondisi ekonomi keluarganya.
Diketahui, dalam kesehariannya ia berjualan pempek secara online, sementara suaminya bekerja sebagai tukang parkir di kawasan Rempoa, Ciputat.
"Penghasilan suami saya pas-pasan. Saya juga jualan seadanya. Kalau bisa dicicil, mungkin kami masih bisa usahakan. Tapi ini diminta langsung, tanpa opsi," ujarnya.
Menurut Febri, selain mahal, mekanisme pembayaran melalui rekening pribadi kepala sekolah juga membuatnya tidak nyaman. Ia pun sempat membagikan pengalamannya ke media sosial.
Berita Lain
Orangtua murid mengeluh harus beli seragam hingga Rp 2 juta di sekolah.
Sejumlah orangtua murid di Tangerang Selatan atau Tangsel mengeluhkan kebijakan penjualan seragam sekolah untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Mereka menganggap penjualan berbagai perlengkapan sekolah seperti seragam dan atribut lainnya dinilai terlalu tinggi.
Di mana diketahui, harga yang dipatok oleh pihak sekolah untuk pembelian seragam dan beberapa atribut lainnya tersebut bervariasi, yakni berkisar antara Rp 950.000 hingga tertinggi mencapai Rp 2.050.000.
Seperti yang terjadi di SMPN 11 Tangsel, harga yang dipatok untuk pembelian seragam sekolah ialah sebesar Rp 950.000.
Kemudian di SMPN 8 Tangsel total biaya seragam dilaporkan mencapai Rp 1.445.000, dan di SMPN 1 Tangsel, biaya yang harus dikeluarkan orang tua mencapai Rp 1.140.000 untuk siswa laki-laki dan Rp 1.350.000 untuk siswa perempuan.
Adapun harga tertinggi terjadi di SMPN 9 Tangsel, yang mematok harga sebesar Rp. 2.050.000 untuk pembelian seluruh perlengkapan seragam.
Baca juga: Aflah Lega Bisa Jual Seragam 1000 Potong Sehari Jelang Masuk Sekolah, Tak Terdampak Aturan Pemkot
Seorang wali murid di SMPN 9 Tangsel, Ana mengaku, diarahkan oleh pihak sekolah untuk membeli seragam di koperasi sekolah.
Bahkan menurutnya, opsi ini hampir menjadi keharusan karena tidak ada alternatif lain yang ditawarkan secara transparan.
"Total saya bayar itu Rp 2.050.000 ke sekolah beli seluruh kelengkapan seragam,"ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (14/7/2025), melansir dari TribunBanten.
"Semuanya lengkap, jadi ada seragam olahraga, sepatu, termasuk juga untuk beli topi dan dasi," jelasnya.
Ia menyebut, seragam sekolah yang disediakan tersebut meliputi seragam sekolah dari Senin hingga Jumat.
Dan untuk pembayarannya, kata dia, harus dilakukan secara tunai.
"Saat pembayaran kemarin, saya tanyakan ke yang lain, tidak ada opsi cicilan. Semuanya harus lunas,” ucapnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kepala SD Negeri Ciledug Barat
seragam sekolah
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud)
Tangerang Selatan
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Jeritan Pilu Ibunda Affan ke Anies yang Melayat, Minta Keadilan Ditegakkan: Hukum Seberat-beratnya |
![]() |
---|
Aksi Berani Ibu-ibu Jilbab Pink Hadapi Barisan Brimob Sambil Bawa Bendera, Tak Gentar Meski Hujan |
![]() |
---|
Sosok Rusdi Masse Wakil Ketua Komisi III DPR RI Gantikan Ahmad Sahroni, Pernah Jadi Sopir Truk |
![]() |
---|
Wajah 7 Anggota Brimob di dalam Rantis yang Lindas Driver Ojol Affan, Tertunduk Diperiksa Propam |
![]() |
---|
5 Fakta Ojol Dilindas Mobil Rantis Brimob Polri, Keluarga Affan Minta Keadilan, Komnas HAM Mengecam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.