Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jatimpedia

4 Fakta Sejarah Sidoarjo, Terkenal Kota Udang Jawa Timur, Ternyata Dulu Bagian dari Surabaya

Berikut fakta-fakta sejarah Sidoarjo, ternyata dulu pernah jadi bagian Surabaya? Terkenal sebagai kota udang Jawa Timur.

Editor: Hefty Suud
Istimewa/Dokumen TribunJatim.com
ALUN-ALUN SIDOARJO - Foto arsip Alun-alun Sidoarjo yang selama ini menjadi menjadi salah satu tempat favorit warga Sidoarjo. Berikut tersaji fakta sejarah tentang salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terkenal sebagai Kota Udang ini. 

Melansir sidoarjokab.go.id, pada tahun 1851, Sidoarjo masih bernama Sidokarie, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya.

Saat itu, Sidokarie dipimpin oleh seorang patih bernama R Ng. Djojohardjo, yang dibantu oleh seorang wedana bernama Bagus Ranuwirjo.

Sidokarie akhirnya menjadi bagian terpisah dari Kabupaten Surabaya pada 1859.

Pada 31 Januari 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 Staatsblad van Nederlandsch Indie No. 6, Kabupaten Surabaya dipecah menjadi dua, yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokarie.

Sidokarie dipimpin oleh R. Notopuro, yang kemudian bergelar RTP Tjokronegoro, putra Bupati Surabaya.

Tanggal 31 Januari kemudian diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo.

Mengutip Kompas.id, nama Kabupaten Sidokarie diubah menjadi Sidoarjo sejak 28 Mei 1859.

Dinamakan Sidoarjo karena Sidokarie memiliki konotasi kurang bagus.

Baca juga: Pantas Dijuluki Kota Pahlawan? Ini Fakta-fakta Sejarah Surabaya, Kota Terbesar Ke-2 di Indonesia

Baca juga: 3 Fakta Sejarah Kota Kediri, Kota Terbesar Nomor 3 di Jawa Timur, Terkenal Sebagai Kota Tahu

3. Pemindahan pusat pemerintahan Sidoarjo

Sejak 8 Maret 1942 hingga 15 Agustus 1945, Sidoarjo berada di bawah kekuasaan Pemerintah Militer Jepang, sebagaimana halnya daerah-daerah di Indonesia lainnya.

Selama masa pendudukan Jepang, Bupati Sidoarjo dijabat oleh Raden Tumenggung Soejadi.

Ketika Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945 dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan dua hari kemudian, Belanda ternyata masih ingin kembali berkuasa.

Pada awal Maret 1946, Belanda kembali ke Sidoarjo dan mulai menduduki Gedangan.

Pemerintah kemudian memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo ke Porong.

Ketika Sidoarjo benar-benar jatuh ke tangan Belanda pada Desember 1946, pusat pemerintahannya dipindahkan lagi hingga ke Jombang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved