Berita Viral
Sempat Pamer Menu Acara Makan Gratis, Kini Dedi Mulyadi Justru Ngaku Tak Tahu: Saya Melarang
Ucapan berbeda disampaikan Dedi Mulyadi soal pesta rakyat maut di Garut sebelum dan sesudah kejadian.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Rangkaian acara makan gratis di Kabupaten Garut, Jawa Barat, berubah maut hingga memakan korban jiwa, bahkan satu anggota polisi gugur.
Makan gratis ini adalah salah satu rangkaian acara pernikahan anak Dedi Mulyadi, Maulana Akbar, dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.
Kini ucapan berbeda Dedi Mulyadi soal pesta rakyat maut di Garut sebelum dan sesudah kejadian jadi sorotan.

Pasalnya, sebelum acara berlangsung, Dedi Mulyadi sempat membuat video bersama anaknya, Maulana Akbar.
"Nih, kan di situ kita teh ke situ pasti ayah mah penggemarnya banyak, pasti warga breug," katanya.
Oleh karena itu, direncakan acara pesta rakyat di Alun-alun depan Pendopo Garut, Jawa Barat, pada tanggal 18 Juli 2025.
"Warga datang di acara kesenian, tidak pada acara 16 (akad nikah). Kalau 16 nanti pabeulit dan enggak bisa ketampung, disiapin apa aja?" tanya Dedi Mulyadi.
Maulana Akbar menerangkan, ia menyiapkan berbagai menu makanan UMKM.
"Jadi siapin makanan gratis untuk berapa ribu porsi? 5 ribu? Duitnya cukup enggak?" kata Dedi Mulyadi.
"Jadi tanggal 18 warga boleh datang ke lapangan, makan sepuasnya, nonton sepuasnya, tertawa sepuasnya," imbuhnya.
Namun, pada praktiknya, 26 orang pingsan saat mengantre makan gratis di Pendopo Garut.
Tiga orang bahkan meninggal dunia, satu di antaranya adalah anggota polisi.
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin menerangkan, hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan, korban mengalami kekurangan oksigen.
"Karena mereka kekurangan oksigen berdesak-desakan," katanya.
Baca juga: Organ Intim Digigit Kekasih Wanitanya, Janda Menjerit Ketakutan sempat Diancam Pelaku Pakai Cutter
Kini setelah pesta rakyat maut, Dedi Mulyadi justru mengaku sudah melarang untuk menggelar acara tersebut.
"Sebenarnya kegiatan ini sudah disampaikan ke saya dan saya melarang," katanya.
Ia mengaku hanya menyetujui dua acara, resepsi pernikahan dan acara kesenian.
"Saya melarang, saya hanya menyetuju dua kegiatan. Pertama kegiatan resepsi kemarin karena itu direncanakan."
"Kemudian kedua, karena saya punya tradisi berkeliling bertemu warga dan acara pribadi saya bertemu warga Garut, ya itu malam ini yang saya setujui," katanya.
Selain itu, ada juga pertemuan antar kepala desa di wilayah Garut, Karawang, Purwakarta, dan Bekasi.
"Sore hari ada undangan internal kepala desa Garut, Karawang, Purwakarta, Bekasi, yang daerah pemilihan Aula," katanya.
Dedi Mulyadi mengaku sampai dua kali melarang untuk menggelar acara makan gratis.
"Makan bersama warga ini saya termasuk dua kali melarang."
"Saya bilang tidak boleh membuat kegiatan yang melbatkan warga karena tidak bisa diprediksi jumlah yang hadir."
"Kemudian satu orang suka, bawa tiga orang, nah itu saya tidak menyetujui sebenarnya," katanya.

Malahan KDM mengaku tidak mengetahui ada acara makan gratis.
"Peristiwa ini pun saya tadi tidak tahu adanya peristiwa makan siang bareng warga ini, saya tidak tahu."
"Makanya begitu terdengar, 'Memang ada kegiatan apa?'. Makan siang bareng warga kan acaranya nanti malam dan sore sama kades. Ternyata ada kegiatan," katanya.
Kini Dedi Mulyadi menyalahkan anak dan menantunya, Maulana Akbar dan Putri Karlina.
"Walaupun itu dilarang kemudian tanpa sepengetahuan orang tuanya tetap dilaksanakan, sebagai orang tua harus bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan anak dan menantu," katanya.
Polisi pun kini melakukan investigasi terkait pesta rakyat yang sudah membuat seseorang kehilangan nyawa.
Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudi Setiawan, melakukan pendalaman secara menyeluruh untuk mengetahui kronologi dan penyebab pesta rakyat maut tersebut.
"Karena ada korban jiwa dan peristiwa ini menimbulkan gangguan, polisi tentu akan melakukan penyelidikan. Kami akan ungkap apakah ada unsur kelalaian atau tidak, dan siapa yang paling bertanggung jawab," katanya.
Baca juga: Kades Mundur usai Didemo Warga Soal Dana Desa, Ternyata Tak Punya Rumah sampai Harus Jual Sawah
Sementara itu, Putri Karlina menangis meminta maaf ke ibu korban acara makan gratis resepsi pernikahannya.
Menantu Dedi Mulyadi ini sampai bersimpuh di hadapan Mela Putri (31), ibu dari Vania Aprilia (8).
Vania adalah salah satu dari tiga korban meninggal dunia pada pesta rakyat maut.
Insiden ini terjadi di Pendopo Garut pada Jumat (18/7/2025).

Dari video yang diterima Tribun Jabar, kedua pengantin baru, Putri Karlina dan Maula Akbar, mendatangi kediaman korban setelah insiden tersebut terjadi.
Putri Karlina bersimpuh atau sungkem di hadapan Mela Putri sambil menangis tersedu-sedu.
"Hapunten abdi (maafkan saya), ibu," kata Putri Karlina sambil terisak.
Sementara, Maulana Akbar berada di sisi Putri Karlina sambil mengusap-ngusap punggung istrinya tersebut.
Putri Karlina pun meminta maaf beberapa kali kepada orang tua Vania sambil terus menangis.
Kemudian, Mela Putri pun meminta agar Putri Karlina dan Maulana Akbar menjadikan tragedi tersebut sebagai pembelajaran agar tidak lagi terulang di kemudian hari.
"Jantenkeun pelajaran kanggo ka payunna, ulah dugikeun pesta teh jadikeun duka (jadikan pelajaran untuk ke depannya, jangan sampai pesta menjadi duka)," kata orang tua Vania.
Kedua pengantin kemudian memberikan santunan kepada keluarga korban masing-masing Rp100 juta.
Masih Ingat Nenek Reja Tertatih Datangi Sidang Didakwa Rugikan Rp718 M? Divonis Bebas di Usia 93 |
![]() |
---|
Kondisi Keluarga Kacab Bank BUMN yang Ditemukan Tewas Diikat di Sawah, Istri Ilham Pradipta Trauma |
![]() |
---|
Ucapannya 'Orang Tolol Sedunia' Viral, Ahmad Saroni Tolak Tantangan Debat Salsa Erwina: Gak Ladenin |
![]() |
---|
Pak RT Laporkan Ketua RW Gara-gara Tiang Provider, Emosi Disebut Terima Uang Kompensasi Rp6 Juta |
![]() |
---|
Sosok Valentina Gomez, Caleg AS Kampanye Bakar Al Quran, Viral di Media Sosial: Ini Korek Api |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.