Jatimpedia
4 Fakta Sejarah dan Asal-Usul Tuban, Kota Wali di Jawa Timur, Lokasi Makam Sunan Bonang
Berikut tersaji fakta-fakta tentang Kabupaten Tuban, kabupaten di Jawa Timur yang dijuluki Kota Wali.
TRIBUNJATIM.COM - Tuban, kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur ini dijuluki sebagai Kota Wali.
Ada alasan mengapa Tuban dijuluki Kota Wali.
Hal ini berkaitan dengan sejarah Kabupaten Tuban.
Berikut tersaji fakta sejarah tentang kabupaten di Jawa Timur yang memiliki luas wilayah 1.904,70 km2 ini.
Baca juga: Lokasi 5 Makam Wali Songo di Jawa Timur, Segini Biaya Berangkat dari Surabaya, Tiket Masuk Gratis
1. Legenda Asal-usul Tuban
Dalam legenda asal-usul Tuban terkait dengan tempat penting, yaitu WATU TIBAN.
Ketika Kerajaan Majapahit jatuh, salah satu harta kekayaan yang dibawa ke Demak adalah pusaka kerajaan yang berbentuk seperti batu. Pemindahan batu itu dipercayakan pada burung Bangau.
Sampai di suatu daerah, burung Bangau diolok-olok oleh anak-anak penggembala. Burung Bangau marah, akhirnya jatuhlah batu pusaka Kerajaan Majapahit.
Dalam sejarah Tuban tahun 1400 saka, yaitu tentang Watu Tiban. Ada sebuah watu yang jatuh dari angkasa (meteor) berupa gumpalan watu.
Baca juga: 5 Fakta Sejarah Kota Batu, Terkenal Kota Apel Jawa Timur, Dulu Dijuluki Swis Kecil di Pulau Jawa
Oleh orang Hindu dan Buddha, batu diukir menjadi persembahan/pemujaan.
Dengan demikian, Tuban berasal dari "Wa (Tu) Ti (ban)".
Tuban juga berasal dari istilah "Metu Banyune". Raden Dandang Wacana, Bupati Pertama Tuban, menerima petunjuk membuka hutan Papringan untuk dijadikan pusat pemerintahan (sekarang Bektiharjo).
Waktu membuka hutan keluar sumber air yang dalam bahasa Jawa "Me (Tu) (Ban) yune".
Cerita-cerita tersebut memadukan suku kata "Tu" dan "Ban", maka muncul kata Tuban.
Sejarah Tuban
2. Sejarah Tuban

Tuban merupakan kota tua yang yang terletak di pantai utara Jawa.
Keberadaan Tuban telah disebut-sebut dalam prasasti sekitar 1050 hingga abad XIII. Tuban merupakan pelabuhan utama kerajaan Hindu Buddha di pedalaman Jawa Timur.
Raja Airlangga (1019-1041) mendirikan sebuah pelabuhan samudra di Kembang Putih, suatu tempat yang menjadi cikal bakal Kota Tuban.
Pelabuhan ini berkembang menjadi pemukiman.
Pada masa Kerajaan Majapahit, Tuban adalah kota bawahan kerajaan tersebut dan telah menjadi kota bandar pelabuhan terkenal.
Baca juga: 5 Fakta Sejarah Nganjuk, Kabupaten Tapi Dijuluki Kota Angin, Penghasil Bawang Merah Jawa Timur
Pada masa itu, hubungan dengan dunia internasional telah terjadi. Para pedagang dan saudagar dari mancanegara datang dengan kapal-kapal laut membawa barang dagangan. Beberapa diantaranya merupakan saudagar muslim dan para mubaligh untuk menyebarkan Islam di Pulau Jawa.
Hingga sekitar abad XV, Tuban merupakan pelabuhan utama Majapahit.
Sekitar pertengahan abad XV, keberadaan Tuban disaingi Surabaya dan Gresik
Keberadaan Tuban sebagai satu-satunya pelabuhan yang mempertahankan monopoli perdagangan di Jawa berlangsung sampai sekitar 1400.
Setelah masa tersebut, Tuban bersama-sama dengan kota-kota pelabuhan di Jawa menjalin jaringan antara satu dengan yang lain.
Pada masa penyebaran agama Islam, Tuban menjadi pintu dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, baik pedalaman maupun pesisir
Pertahanan Militer Tuban.
Baca juga: 3 Fakta Sejarah Kota Kediri, Kota Terbesar Nomor 3 di Jawa Timur, Terkenal Sebagai Kota Tahu
Baca juga: 3 Fakta Sejarah Banyuwangi The Sunrise of Java, Kabupaten di Ujung Paling Timur Jawa Timur
3. Letak Geografis Tuban
Secara geografis, Tuban memiliki posisi penting sebagai wilayah penyangga, khususnya sebagai ujung tombak serangan dari luar.
Selain itu, wilayah ini juga merupakan tempat yang strategis untuk mengawali ekspedisi militer ke luar.
Karena itu, Tuban pernah membangun tembok kota dari batu sebagai benteng pertahanan. Peranan ini tampak pada masa Singasari dan akhir masa Majapahit.
4. Julukan Kota Wali

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Tuban, sebutan Kota Wali disematkan karena Tuban pada masa lalu adalah salah satu kota di Jawa yang menjadi pusat penyebaran ajaran Agama Islam.
Hal ini juga tergambar pada lambang Kabupaten Tuban yaitu pada simbol gapura putih.
Gapura Putih yang melambangkan siluet dari Gapura Masjid Sunan Bonang memiliki makna sebagai pintu gerbang masuknya Agama Islam yang dibawakan oleh Wali Songo, yaitu Makdum Ibrahim yang dikenal dengan nama Sunan Bonang.
Hal ini sekaligus menjadi harapan yaitu dengan itikad yang suci murni dan hati yang tulus ikhlas maka masyarakat Tuban dapat melanjutkan perjuangan yang pernah dirintis oleh para Wali Songo.
Selain itu di Kabupaten Tuban terdapat makam para wali seperti Makam Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi (Palang), Makam Sunan Bejagung, termasuk juga makam salah satu Wali Songo yaitu Sunan Bonang.
Dilansir dari laman Kemendikbud, Sunan Bonang memiliki nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim.
Namun karena beliau tinggal di Bonang daerah Kabupaten Tuban, maka namanya melekat pada nama tempat tinggal itu.
Sunan Bonang merupakan putra dari Raden Rahmat atau Sunan Ampel, dengan ibunya bernama Nyai Ageng Manila (Dewi Condrowati) yang merupakan putri dari Bupati Tuban, Arya Teja.
Beliau lahir sekitar tahun 1465 M dan wafat pada tahun 1525 M, yang semasa hidupnya dikenal menyebarkan ajaran agama Islam di daerah Tuban dan daerah lain di Jawa Timur.
Adapun Makam Sunan Bonang terletak di Dusun Kauman, Desa Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.
Hingga saat ini, Makam Sunan Bonang menjadi salah satu destinasi wisata religi yang terkenal di Tuban.
Sumber: regional.kompas.com, surabaya.kompas.com
Berita tentang Jatimpedia lainnya
Jejak Hidup KH Ahmad Muhtadi Pejuang Kemerdekaan dari Lamongan, Kini Diabadikan Jadi Nama Jalan |
![]() |
---|
5 Wisata Alam Bondowoso dengan Pemandangan Sunset Memukau, Harga Tiket Masuk Mulai Rp5 Ribu |
![]() |
---|
Daftar 5 SMA Taruna di Jawa Timur, Lulusannya Langganan Masuk Akademi Militer hingga Amerika |
![]() |
---|
9 Warung Pecel Legendaris Jawa Timur, Favorit Presiden Ke-6 RI Lokasinya di Madiun |
![]() |
---|
10 Provinsi Penghasil Telur Ayam Terbesar di Indonesia, Nomor 1 Jawa Timur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.