Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ayah Bawa Anak Demam Tinggi Pakai Bentor ke RSUD, Kecewa Tak Ditangani Puskesmas

Seorang ayah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat membawa anak sakit demam tinggi pakai bentor setelah tak ditangani Puskesmas.

Tribun Ternate/Fizri Nurdin
KECEWA PELAYANAN PUSKESMAS - Ilustrasi bentor atau becak motor. Seorang ayah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat mengeluhkan pelayanan Puskesmas Polewali. Ia membawa anak demam tinggi ke RSUD pakai bentor setelah tak ditangani puskesmas, Sabtu (26/7/2025). 

Relawati menduga keluarga pasien mulai emosi ketika petugas menjelaskan proses rujukan dari Puskesmas ke rumah sakit harus menggunakan aplikasi Sisrute (Sistem Rujukan Terintegrasi).

Diduga tidak terima penjelasan tersebut, pihak keluarga pasien marah dan memutuskan untuk membawa pasien meninggalkan Puskesmas.

Terkait pasien yang akhirnya dibawa ke rumah sakit menggunakan bentor, Relawati berdalih sopir mobil ambulans Puskesmas Polewali tidak berada di tempat karena belum kembali dari masjid.

Baca juga: Kadinkes Jelaskan soal Pegawai Puskesmas Karaoke saat Jam Pelayanan: Sudah Diingatkan Kasubag

Kisah lainnya

Sementara itu, seorang pasien BPJS di Puskesmas Bongomeme, Kabupaten Gorontalo disuruh perawat membayar perawatan jahitan akibat seng sebesar Rp400 ribu.

Kasus ini dialami Rani Kadir (22), warga Bongomeme.

Rani harus merogoh kocek sebesar Rp400 ribu untuk penanganan luka anak berusia 1 tahun 4 bulan.

Rani menjelaskan anaknya terluka di bagian kepala akibat terkena seng. 

Karena luka cukup parah, Rani melarikan anaknya ke Puskesmas Bongomeme. 

Anak Rani pun langsung ditangani seorang perawat dan menerima 15 jahitan.

‎Namun setelah penanganan selesai, perawat yang bertugas meminta Rani membayar biaya pengobatan.

‎“Kata perawat, BPJS tidak menanggung biaya luka dan jahitan. Saya disuruh bayar Rp30 ribu per jahitan,” ungkap Rani kepada Tribun Gorontalo, Senin (22/7/2025).

‎Total biaya pengobatan luka jahitan yang diminta mencapai lebih dari Rp400 ribu. 

Karena merasa tidak mampu, Rani sempat melakukan penawaran, hingga akhirnya disepakati pembayaran Rp300 ribu.

‎“Akhirnya saya langsung membayar Rp300 ribu, saya tidak tahu kalau ternyata itu tidak boleh. Saya hanya ingin anak saya cepat ditangani,” tutur Rani.

Terpisah, Kepala Puskesmas Bongomeme Idjak Mohammad terkejut mendengar informasi tersebut.

Baca juga: Ngantuk, Pegawai Puskesmas Bangkalan ke Warung Kopi 2 Jam, Wabup Fauzan Beri Sanksi Mutasi: Fatal

‎“Saya kaget dan baru tahu kejadian ini dari teman-teman wartawan. Terima kasih sudah memberi tahu. Kalau tidak, mungkin saya tidak akan tahu,” terang Idjak.

‎Idjak menegaskan seluruh layanan kesehatan bagi peserta aktif BPJS, terutama balita, semestinya tidak dikenakan biaya apapun. 

Bahkan jika kondisi luka serius, lanjut Idjak, pasien harus segera dirujuk menggunakan mobil operasional Puskesmas tanpa biaya sepersen pun.

‎“Ini jelas tidak dibenarkan. Anak ibu itu harusnya mendapat penanganan tanpa dipungut biaya. Harusnya kita rawat dan rujuk jika diperlukan, bukan malah minta uang,” tegasnya.

Kapus Bongomeme itu menyatakan akan menindak tegas oknum perawat telah memintai uang kepada pasien.

‎Beberapa jam setelah kejadian, Idjak bersama tim medis menyambangi rumah Rani Kadir. 

Mereka mengembalikan uang sebesar Rp300 ribu dan memastikan anak tersebut tetap mendapat perawatan lanjutan.

‎“Kami minta maaf atas kejadian ini. Kami akan tindaklanjuti secara internal dan menjamin hal seperti ini tidak terulang kembali,” tutup Idjak. 

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved