Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ulma Guru SMAN Keberatan Dimutasi karena Punya Anak ODGJ, Curigai Motif Politik

Seorang guru mengungkap keberatannya soal mutasi yang ia alami. Guru itu bernama Ulma Ely (45).

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
GURU KEBERATAN DIMUTASI - Ulma Ely (45), guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 45 Maluku Tengah, yang keberatan dengan mutasi mendadaknya ke SMA Negeri 24 Maluku Tengah di Negeri Sepa. Ungkap fakta pilu soal keluarganya. 

Hal ini memaksanya untuk bolak-balik setiap hari dari Masohi ke Negeri Sepa dengan durasi perjalanan lebih dari dua jam karena ia indekos di Masohi. 

Kondisi ini secara otomatis membuat biaya hidupnya membengkak dan menjadi beban finansial tambahan yang tidak sedikit.

"Karena itu saya minta saya bisa kembali mengajar sebagai guru di Kecamatan Leihitu agar saya lebih dekat dengan keluarga," pinta Ulma Ely penuh harap. 

Ia sangat mendambakan bisa kembali mengajar di lokasi yang lebih dekat dengan keluarganya.

Demi memastikan semua anaknya, terutama yang membutuhkan perhatian khusus, dapat terurus dengan baik.

Baca juga: Alasan 1 Siswa & 1 Guru Sekolah Rakyat Sudah Mengundurkan Diri Padahal Baru 2 Pekan Berjalan

Kisah Ulma Ely ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan kondisi pribadi dalam setiap kebijakan mutasi.

Terutama bagi tenaga pendidik yang memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarga. 

Sebelumnya, Ulma Ely menduga mutasi ini bermotif politik, mengingat ia merasa tidak pernah mengajukan permohonan mutasi maupun melakukan pelanggaran sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Ketidaksesuaian prosedur dan alasan mutasi ini menjadi inti dari kekecewaannya.

Berita Lain

Video seorang guru memukul siswa beredar di sejumlah media sosial. Video yang diduga direkam salah satu siswa itu terjadi di SMAN 1 Pamekasan pada Senin (28/7/2025)

Pada video yang berdurasi lima detik itu terlihat ada dua kali pukulan ke arah kepala siswa. Pemukulan dilakukan oleh guru berseragam ASN.

Pemukulan itu terjadi pada saat pelajaran Bahasa Indonesia. Pemukulan terjadi di hadapan para siswa di sekolah tersebut.

Seorang siswa yang berdiri di antara siswa lainnya didekati dan dipukul oleh guru itu.

Pada dua pukulan itu terdengar suara cukup keras. Namun siswa tersebut hanya bisa memegang pipinya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved