Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengunjung Bingung Ditegur Pedagang di Tempat Wisata usai Beli Pecel di Penjual Keliling

Sekelompok wisatawan yang merupakan kaum hawa itu, terlihat kebingungan saat mendengarkan penjelasan dari pedagang.

Editor: Torik Aqua
Tangkapan layar Instagram
RIBUT - Pengunjung Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur terlibat keributan dengan pedagang setempat. Pengunjung itu ribut setelah beli dagangan dari pedagang yang keliling. 

Setelah itu, pedagang mencoba menenangkan salah satu perwakilan wisatawan.

“Nggeh sampun, sampun, nah lek sampun ngedoli kulo ngengken ngaleh. Soale sakne seng marung kono kae (Ya sudah, sudah, nah kalau sudah melayani saya suruh pergi, soalnya kasihan yang pedagang warung sana sini),” tandas Pedagang.

Dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat, Minggu (3/8/2025), Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Magetan, Eka Raditya, membenarkan perihal kejadian tersebut.

Baca juga: Disbudpar Soroti Kompetensi Keahlian Pengemudi Speedboat, Imbas Kecelakaan Air di Telaga Sarangan

Dirinya menilai, tidak sedikit masyarakat sekitar Telaga Sarangan, yang menggantungkan hajat hidupnya pada aktivitas pariwisata.

“Kalau kita bicara Telaga Sarangan. Memang destinasi wisata yang di dalamnya ada daya tarik wisata, ada permukiman, ada berbagai pelaku usaha, dan memang antara wisatawan dan penduduk dan pelaku usaha semuanya berbaur menjadi satu,” ujar Eka.

Bahkan, lanjut Eka, kurang lebih sekitar 4.000 pelaku usaha yang menjadikan destinasi wisata Telaga Sarangan, sebagai mata pencaharian sehari-hari. 

Baca juga: Masih Ada 10 ODGJ di Kabupaten Magetan yang masih Dipasung Keluarganya

Sehingga ada bermacam macam pelaku usaha yang beraktivitas di lokasi tersebut.

“Termasuk yang kemarin dari pedagang menetap, itu masuknya Paguyuban Pedagang Wisata Sarangan, sama pedagang keliling. Tidak semua di Telaga Sarangan itu memang diatur dengan suatu aturan perundang-undangan, “ bebernya.

“Jadi lebih banyak yang memang peraturan disana itu berdasarkan kesepakatan-kesepakatan terutama antara para ketua paguyuban, kemudian dengan warga dan juga dengan pemerintah,” imbuh Eka.

Menurutnya, kejadian viral itu terjadi karena kesalahpahaman, karena masing masing pedagang mempunyai kepentingan dalam mencari nafkah. 

“Intinya kami tentu akan menindak lanjuti dengan musyawarah antar ketua paguyuban pedagang, paguyuban pelaku usaha, bukan hanya pedagang, karena di sana banyak sekali paguyuban kuda, paguyuban perahu, pedagang pasar, pedagang wisata, dan lain sebagainya,” jelas Eka.

Ia menegaskan, musyawarah akan dilaksanakan secara berkala, untuk membahas terkait permasalahan tersebut, serta mengedukasi kepada para pedagang.

“Tujuannya supaya tidak boleh mengganggu kenyamanan wisatawan. Kami terus berusaha agar kejadian ini tidak terulang lagi,” pungkas Eka. (Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved