Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Proyek Kilang Minyak Bernilai Investasi 24 Miliar Dolar di Tuban Jalan di Tempat

Proyek pembangunan kilang minyak ini melibatkan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft justru dievaluasi ulang

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Fatimatuz Zahroh
PROYEK JALAN DI TEMPAT - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim Dyah Ermawati mengamini bahwa proyek kilang minyak tersebut saat ini masih mandek dan belum berprogres. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah kendala termasuk kondisi geopolitik global, Rabu, (6/8/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Proyek kilang minyak di Tuban yang bernilai investasi hingga USD 24 miliar jalan di tempat. 

Proyek pembangunan kilang minyak ini melibatkan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft justru dievaluasi ulang.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim Dyah Ermawati mengamini bahwa proyek kilang minyak tersebut saat ini masih mandek dan belum berprogres.

Hal ini dikarenakan adanya sejumlah kendala termasuk kondisi geopolitik global.

“Memang ada beberapa kendala. Tapi masalahnya sebenarnya bukan ranah kita lagi. Masalahnya adalah karena transfer keuangan ya. Ya ini masalah internasional,” tegas Erma saat diwawancara di Grahadi, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: Revitalisasi Makam Bathoro Katong Pemkab Ponorogo Gandeng Pemprov Jatim, Berkonsep Tempo Dulu

Proyek ini merupakan kerjasama Rosneft dengan Pertamina. Proyek Kilang Minyak Tuban ini, saat ini masih dalam tahap pengembangan dan belum memasuki konstruksi. Fase konstruksi akan dimulai setelah proses Final Investment Decision (FID) disetujui. 

Seharusnya, di akhir tahun 2024 Pertamina menargetkan rampung dilakukan bersama Rosneft. Namun hingga awal tahun 2025 proses FID masih berjalan, yang salah satunya dipengaruhi beberapa tantangan seperti sanksi Rusia dan kenaikan biaya investasi. 

“Memang kendala terbesar adalah karena kondisi geopolitik. Ya mau tidak mau memang harus molor. Terlebih karena adanya perang Rusia-Ukraina,” tegasnya.

Baca juga: Alasan Koridor Bus Transjatim di Tuban belum Jadi Prioritas Pemprov Jatim

Pemprov Jawa Timur ditegaskannya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan juga Kabupaten Tuban guna membahas soal rencana kelanjutan proyek. Namun hingga saat ini belum ada kelanjutan.

Memang sempat ada kabar bahwa Rosnef bersama pemerintah Rusia akan datang kembali ke Jawa Timur untuk membicarakan kelanjutan proyek ini. Namun untuk realisasinya masih belum bisa ditentukan.

“Memang ada tanda-tanda akan ada pembicaraan ulang. Mereka akan datang ke sini. Tapi saya bilang masih rencana ya. Bisa jadi bisa tidak,” ujarnya.

Baca juga: Komitmen Siapkan Pemimpin ASN Masa Depan, Pemprov Jatim Perkuat Pemetaan Talent DNA Berbasis AI

Proyek yang digagas sejak November 2017 itu dikenal dengan nama Kilang GRR Tuban atau Grass Root Refinery Tuban dan dijalankan melalui perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia (PRPP).

Kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban merupakan kilang BBM dengan teknologi canggih berkapasitas pengolahan crude oil mencapai 300 ribu barel per hari.

Kilang GRR Tuban mampu memproduksi total BBM sejumlah 10,921 kiloton per tahun serta 5,060 kiloton produk petrokimia dan turunan petrokimia lainnya per tahun.

“Ya sekarang masih mandeg. Kalau dilihat PMA kalau sedang konstruksi nilai investasi yang masuk memang besar,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved