Kasus Baru HIV di Jombang Menurun Drastis, Dinkes Gencarkan Skrining Massal
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang mencatat adanya penurunan signifikan jumlah kasus baru HIV di wilayahnya
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang mencatat adanya penurunan signifikan jumlah kasus baru HIV di wilayahnya.
Hingga Kamis (7/8/2025), ditemukan 160 kasus baru, atau hanya separuh dari catatan tahun 2024 yang mencapai 310 kasus.
Meski jumlahnya berkurang, upaya pencegahan tetap digencarkan. Kepala Dinkes Jombang, Hexawan Tjahja Widada, mengungkapkan pihaknya telah menetapkan target skrining HIV terhadap 37.800 warga sepanjang 2025.
Program ini tertuang dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 57 Tahun 2025 tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria untuk periode 2025-2030.
“Data ini adalah HIV, bukan AIDS. Jadi jangan disamakan,” ucap Hexawan, saat dikonfirmasi pada Senin (11/8/2025).
Baca juga: Meriah Pawai Budaya Desa Brambang Jombang, Tampilkan Busana Adat hingga Mobil Jadi Panggung Tarian
Ia menjelaskan, mayoritas penderita HIV yang terdeteksi berada pada rentang usia produktif 25-49 tahun. Meski begitu, terdapat pula kasus pada anak-anak yang tertular dari ibu mereka.
Hexawan menekankan pentingnya membedakan HIV dan AIDS. Penderita HIV, jika disiplin menjalani pengobatan dan pola hidup sehat, bisa bertahan hidup hingga 20-30 tahun.
Sebaliknya, jika infeksi berkembang menjadi AIDS, daya tahan tubuh akan menurun drastis, organ vital terganggu, dan harapan hidup sulit diprediksi.
“Tingkat keparahan hanya bisa ditentukan oleh dokter spesialis imunologi,” ujarnya melanjutkan.
Baca juga: Pengunduran Diri 1 Siswa di Sekolah Rakyat Jombang Teratasi, Kini Kuota Kembali Penuh
Sepanjang 2025, terdapat 13 pasien HIV yang telah memasuki tahap AIDS, dan seluruhnya meninggal dunia.
Program skrining akan menyasar kelompok berisiko tinggi, seperti ibu hamil, calon pengantin, pekerja seks perempuan, lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, pengguna narkoba suntik, narapidana, pasien TBC, penderita infeksi menular seksual, pasangan dengan HIV, serta pelanggan pekerja seks.
“Deteksi dini sangat penting untuk memutus rantai penularan. Semakin cepat ditemukan, semakin besar peluang pengendalian,” pungkas Hexawan.
El Rumi Putuskan Tinggalkan Ring Tinju Usai 2x Kalahkan Jefri Nichol, Syifa Hadju: Mancing Aja |
![]() |
---|
Dapur dan Kandang Ayam Warga Diwek Jombang Ludes Dilalap Si Jago Merah, Api Diduga dari Tungku Kayu |
![]() |
---|
Sosialisasi Program MBG di Desa Sumberjo Blitar Usung Tema Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia |
![]() |
---|
Hampir Setiap Bulan Ada ASN di Trenggalek yang Ajukan Perceraian, Faktornya Ekonomi dan Perselisihan |
![]() |
---|
Komitmen Jaga Stabilitas Harga Pangan, Polres Magetan Gelar Gerakan Pangan Murah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.