Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pakar: Tak hanya Kenaikan Pajak, Unjuk Rasa di Pati juga karena Komunikasi Publik Tak Optimal

Pakar kebijakan publik Untag Surabaya sebut unjuk rasa besar-besaran di Pati karena proses kajian dan komunikasi publik yang tidak optimal.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Sulvi Sofiana
PAKAR KEBIJAKAN PUBLIK - Pakar Kebijakan Publik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Yusuf Hariyoko, menilai, persoalan utama di Pati bukan semata pada besaran kenaikan pajak, melainkan pada proses kajian dan komunikasi publik yang tidak optimal, Kamis (14/8/2025). 

Dari situ dapat diukur apakah kenaikan tersebut ideal atau justru membebani masyarakat.

Yusuf juga mengingatkan agar kebijakan tidak dibuat berdasarkan viralitas kasus. 

“Kalau bisa tidak viral based policy (kebijakan berbasis viral). Saya lebih senang pendekatan evidence based policy (kebijakan berbasis bukti), dari realita di lapangan seperti apa, baru dimatangkan,” katanya.

Terkait durasi proses penetapan kebijakan, Yusuf menjelaskan, bila melalui peraturan daerah, waktunya akan lebih panjang karena memerlukan pembahasan di DPRD. 

Sementara jika cukup melalui peraturan kepala badan pendapatan daerah, prosesnya bisa lebih singkat.

Ia juga menegaskan pentingnya evaluasi kebijakan secara berkala.

“Kalau tahun ini naik, harus ada kajian ulang untuk tahun depan,” ucapnya.

Untuk mencegah penolakan besar di masyarakat, Yusuf menyarankan agar draf kebijakan dipublikasikan sebelum penerapan, sehingga pemerintah mendapatkan masukan dari publik.

“Alangkah lebih enak kita dapat masukan sebelum kebijakan itu diterapkan, dari pada menarik kembali yang sudah ditetapkan,” jelasnya.

Ia menambahkan, perkembangan teknologi memudahkan masyarakat mengakses informasi sekaligus memicu reaksi cepat.

Hal ini, menurutnya, harus diantisipasi pemerintah dengan strategi komunikasi yang baik.

“Mungkin di Pati kenaikan pajak sudah dimainkan sehingga publik bereaksi keras. Padahal di daerah lain, kenaikannya lebih tinggi tapi masyarakatnya lebih adem ayem,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved