Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

HUT Ke 80 RI

Kisah di Balik Bendera Pusaka Merah Putih: Dijahit Fatmawati saat Hamil di Ruang Makan

Dalam catatan sejarah Kemerdekaan Indonesia tak lepas dari perjuangan sosok Fatmawati, istri Presiden ke-1 RI, Soekarno.

Istimewa
SEJARAH BENDERA PUSAKA - Bendera merah putih dikibarkan saat proklamasi, dan Fatmawati. Bendera Merah Putih yang begitu dihormati adalah hasil jahitan tangan Fatmawati yang dikerjakan di ruang makan selama dua hari. 

TRIBUNJATIM.COM - Dalam catatan sejarah Kemerdekaan Indonesia tak lepas dari perjuangan sosok Fatmawati, istri Presiden ke-1 RI, Soekarno.

Ia merupakan sosok yang menjahit bendera pusaka Merah Putih.

Bendera Merah Putih yang begitu dihormati adalah hasil jahitan tangan Fatmawati yang dikerjakan di ruang makan selama dua hari.

Dilansir dari Tribunnews via Tribun Sultra, kala itu perempuan kelahiran 5 Februari 1923 mengetahui Indonesia belum memiliki bendera. 

Fatmawati berperan menjahit bendera merah putih secara manual untuk dikibarkan saat Upacara Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga: Lokasi Penyimpanan Naskah Proklamasi Asli Tulisan Tangan Soekarno, Dulu Nyaris Terbuang

Ide Bendera Pusaka Merah Putih

Banyak yang tidak tahu, bahwa cikal bakal merah putih bukan ide Ir Soekarno ataupun tokoh kemerdekaan lainnya.

Namun merupakan gagasan Fatmawati sang ibu negara.

Ia tak sengaja mendengar pembahasan mengenai bendera Indonesia. 

Mengetahui bendera negara belum ada, ia pun berinisiatif untuk menjahitnya. 

Momen tersebut terjadi, ketika Ir Soekarno bersama tokoh lain sedang berkumpul menyiapkan peralatan untuk pembacaan naskah teks Proklamasi.

Di mana, detik-detik kemerdekaan Indonesia akan segera diumumkan. 

Fatmawati pun menjahir bendera dengan tangannya. 

MERAH PUTIH - Fatmawati, istri Presiden ke-1 RI Soekarno, salah satu sosok penting dalam sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Fatmawati merupakan sosok yang menjahit bendera pusaka Merah Putih hingga berkibar di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
MERAH PUTIH - Fatmawati, istri Presiden ke-1 RI Soekarno, salah satu sosok penting dalam sejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Fatmawati merupakan sosok yang menjahit bendera pusaka Merah Putih hingga berkibar di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. (Arsip Nasional)

Jahit Bendera dalam Kondisi Hamil

Tidak mudah. Terlebih ia dalam kondisi hamil. 

Namun rela menyisihkan waktunya, menjahit bendera Merah Putih

Istri Soekarno itu, menjahit bendera Merah Putih berukuran 2x3 meter di ruang makan.

Fatmawati pun berharap, hasil jahitannya ini dapat digunakan untuk keperluan bangsanya.

Dalam buku berjudul Berkibarlah Benderaku (2003), dijelaskan Fatmawati menjahit menggunakan mesin jahit Singer, yang hanya bisa digerakan menggunakan tangan saja.

Baca juga: Sosok Penyelamat Naskah Asli Proklamasi Tulisan Tangan Soekarno yang Nyaris Terbuang

Selesai dalam 2 Hari

Fatmawati menyelesaikan jahitan bendera Merah Putih dalam waktu dua hari.

Bendera Merah Putih itu, untuk pertama kalinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Hingga akhirnya bendera Sang Saka yang dijahit oleh Fatmawati ini, dikibarkan dalam upacara kenegaraan.

Namun, bendera Merah Putih Fatmawati digantikan oleh duplikatnya, lantaran usianya yang sudah tua.

Untuk menjaga keutuhannya, bendera tersebut, difungsikan sebagai Bendera Pusaka dan disimpan di Monumen Nasional.

Pada usia 57 tahun, Fatmawati meninggal dunia di Kuala Lumpur, Malaysia 14 Mei 1980.

Ia meninggal karena serangan jantung setelah perjalanan pulang melaksanakan ibadah umroh dari Mekkah.

Fatmawati dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta, dikutip dari Kemdikbud.

Baca juga: Hj Murni 50 Tahun Kayuh Mesin Jahit Manual Penuhi Pesanan Bendera Merah Putih

Fatmawati Dikenang, Monumennya Dibuat

Untuk mengenang sejarah, pemerintah melalui inisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) membangun Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati, di Kota Bengkulu, tepatnya Bundaran Simpang Lima.

Presiden saat itu, yakni Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati Sukarno di Simpang Lima Ratu Samban, pada Rabu, 5 Februari 2020. 

Peresmian ini dilakukan bertepatan hari lahir Ibu Fatmawati, yaitu pada 5 Februari 1923.

Dalam sambutannya, Presiden mengenang Ibu Fatmawati sebagai seorang tokoh pahlawan bangsa yang sangat berjasa, baik pada bangsa maupun negara.

"Ibu Fatmawati bukan hanya ibunya warga Bengkulu, tapi juga ibunya seluruh rakyat Indonesia. Beliau selamanya akan dikenang karena visi dan pandangan beliau yang jauh ke depan, dan juga atas jasa beliau kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka Merah Putih yang tadi sudah diceritakan panjang lebar oleh Ibu Sukmawati, yang dijahit dengan tangan beliau sendiri, dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka," kata Jokowi, dilansir Setneg.go.id.

Jokowi mengatakan, Ibu Fatmawati selalu setia mendukung perjuangan Presiden Soekarno.

"Monumen ini menjadi penanda bukti hormat kita atas perjuangan beliau Ibu Fatmawati. Mengingatkan kita semua anak-anak bangsa generasi penerus untuk meneladani sikap kenegarawanan Ibu Fatmawati. Memotivasi bangkitnya sikap-sikap kepahlawanan, rela berkorban untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa," kata Presiden.

Monumen Fatmawati merupakan karya maestro patung Indonesia asal Bali I Nyoman Nuarta.

Monumen patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit ini, memiliki total tinggi 7 meter.

Terdiri atas dudukan setinggi 2 meter dan patung setinggi 5 meter.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun sultra
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved