Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

1 Kampung Bahagia Melfi Anak Tukang Tenun Kain Diterima Kuliah di UI, Dulu Rumahnya Dihantam Badai

Melfi, menjadi orang pertama di Pulau Lawu, NTT yang berkuliah di Universitas Indonesia (UI).

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram Imam Santoso
DITERIMA DI UI - Melfi, pemuda asal Pulau Sawu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur menjadi orang pertama di daerahnya yang berkuliah di Universitas Indonesia. Dulu rumahnya hancur dihantam badai. 1 kampung ikut bahagia atas pencapaiannya. 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah inspiratif datang dari Pulau Sawu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) 

Melfi, menjadi orang pertama di daerahnya yang berkuliah di Universitas Indonesia (UI).

Melfi adalah anak tukang tenun kain.

Kisahnya viral setelah dibagikan oleh dosen ITB sekaligus influencer, Imam Santoso.

Imam Santoso bercerita untuk menemui Melfi di Pulau Sawu, ia dan tim dari Paragon Corp menempuh perjalanan yang sangat panjang.

Mereka harus menaiki pesawat dari Bandara Soekerno Hatta, selama 3 jam.

Lalu melanjutkan dengan perjalanan darat yang tak kalah lama.

Tak berhenti di situ, demi bisa menemui Melfi dan memberikan beasiswa serta hadiah dari Paragon Corp, mereka juga harus menaiki kapal selama 12 jam.

Pasalnya Pulau Sawu, terletak di sebelah selatan perairan Laut Sawu, di sebelah timur Pulau Sumba dan sebelah barat Pulau Rote.

"Kakak-kakak Paragon tempuh waktu berhari-hari sampai naik kapal 12 jam ke rumah Melfi," tulis Imam Santoso.

Baca juga: 2 Anaknya Diterima Kuliah di ITB, Santi Tukang Sepuh Emas Nangis Rektor Datangi Tempat Kerjanya

Saat melihat kedatangan Imam Santoso dan tim dari Paragon Corp, air mata Melfi langsung tumpah.

"Melfi, dari SD jalan kaki puluhan KM ke sekolah, jadi anak pertama dari Pulau Sawu, pulau kecil di Selatan Indonesia yang keterima UI," tulis Imam Santoso.

"Dari SMA 1 Hawu Mehara," imbuhnya.

Melfi bukan berasal dari keluarga yang berada.

Sedari kecil Melfi tinggal di rumah beratap rotan.

Rumah tersebut kemudian hancur dihantam badai seroja, pada 2021 lalu.

Badai Seroja adalah siklon tropis yang melanda NTT pada April 2021, menyebabkan kerusakan parah dan banyak korban jiwa. 

Badai ini menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang yang merusak infrastruktur, rumah, dan lahan pertanian. 

Baca juga: Tangis Dea Anak Nelayan Diterima Kuliah di ITB, Rumah Sederhananya Banjir Piala & Piagam Lomba

Meski di tengah keterbatasan, Melfi tak pernah menyerah.

Ia belajar dengan bersungguh-sungguh, sehingga bisa diterima di UI dan mendapatkan beasiswa dari Paragon Corp.

"Dari kecil Melfi tinggal di rumah beratap daun lontar ini sebelum terkena Badai Seroja," tulis Imam Santoso.

"Kondisi ekomoni, tak halangi untuk bermimpi tinggi," imbuhnya.

Setelah rumah beratap daun lontarnya hancur, Melfi dan sejumlah warga lainnya kini tinggal di rumah bantuan dari pemerintah.

"Setelah badai seroja, Melfi tinggal di rumah komunal bantuan pemerintah dan ditempati beberapa keluarga,"

Menurut Imam Santoso, mengetahui Melfi diterima di UI, seluruh warga desa ikut berbahagia.

Warga desa terlihat berkumpul mendoakan remaja laki-laki tersebut.

"Melfi keterima UI membuat bahagia banyak orang," tulis Imam Santoso.

"Melfi didoakan banyak orang agar sukses di UI," imbuhnya.

Bukan hanya Melfi, anak-anak di Pulau Sawu juga berjuang esktra keras hanya untuk bisa bersekolah.

Anak-anak di Pulau Sawu harus berjalan puluhan KM dan melewati lembah, demi bisa menuntut ilmu.

"Anak-anak di sana sekolah jalan kaki, tempuh pulahan KM, naik dan turun lembah," tulis Imam Santoso.

"Bukan hanya Melfi masih banyak anak lain yang berjuang menembus jarak dan keterbatasan," imbuhnya.

Baca juga: Margaret Balas Ejekan Guru Miskin Jangan Kuliah dengan Tangis Dosen UI yang Menjemputnya

Sebelumnya juga viral kisah Ayi, anak penjual pulsa yang diterima kuliah di ITB atau Institut Teknologi Bandung secara gratis.

Calon mahasiswa asal Pekanbaru, Riau itu didatangi langsung oleh dosen ITB Imam Santoso dan Wakil Rektor ITB Prof Irwan Meilano.

Mereka memberikan langsung beasiswa dari Paragon Corp untuk Ayi.

Siswa SMAN 8 Pekanbaru tersebut diterima Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB.

Saat tiba di rumah sederhana Ayi, Imam Santoso terkejut melihat begitu banyak medali dan piagam penghargaan remaja tersebut.

Ternyata selain berotak encer, Ayi adalah atlet renang.

"Medalinya kayak baju di jemuran, banyak banget," ucap Imam Santoso, dikutip dari Instagram, pada Senin (4/8/2025) via TribunJakarta.

"Ayi, atlit renang dari Riau keterima dan dapat beasiswa di FMIPA ITB, awalnya orangtua tak izinkan karena takut biaya," imbuhnya.

Baca juga: Pantas Ayi Anak Penjual Pulsa yang Masuk ITB Gratis Punya Banyak Medali, Dosen: 2 Dinding Tak Muat

Saking banyaknya, mendali hasil kerja keras Ayi bahkan sampai memenuni dua dinding di rumahnya.

"Jadi ini punya kamu juga, jadi dipindahin ke sana, dua dinding tidak muat," kata Imam Santoso.

Ayah Ayi yang merupakan penjual pulsa mengatakan selain sekolah putranya juga mengajar les renang.

Uang dari hasil mengajar, lalu dipakai Ayi untuk membayar biaya bimbingan belajar dan bekal kuliah di ITB kelak.

"Jadi guru les renang untuk cari duit biaya bimbel dan bekal kuliah," ujar ayah Ayi.

Berasal dari keluarga yang sederhana, Ayi sempat dilarang ibunya untuk kuliah di ITB.

"Saya bilang kuliah di sini saja, karena biayanya gak sanggup," kata ibunda Ayi sambil menangis.

Namun Ayi tak mau menyerah dengan keadaan, ia belajar dengan sangat keras.

Ayi akhirnya diterima di ITB dan mendapatkan beasiswa dari Paragon Corp.

Tak cuma itu Ayi juga mendapatkan laptop canggih.

"Tapi dia keras tekatnya, belajar sampai jam 2 malam, pulang latihan dia belajar," ucap ibunda Ayi.

Mendengar ucapan sang ibunda, Ayi langsung mengusap-usap berusaha menenangkan.

"Alhamdulillah keterima ITB dangan skor UTBK tinggi," imbuh ibu Ayi.

Di akhir video, Imam Santoso berpesan untuk tidak pernah bermimpi untuk bersekolah tinggi tak peduli bagaimanapun kondisi ekonomi keluargamu.

"Siapun kamu, bisa kuliah tinggi," kata Imam Santoso.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved