Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Daftar Cekcok Pernah Terjadi Antara Pemilik Warung & Pengunjung Sarangan, Gegara Pecel hingga Es Teh

Ketenangan Telaga Sarangan sempat beberapa kali terganggu imbas keributan antara pengunjung dan pemilik warung.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/iinhaningsri_ - Tribun Jatim Network/Febrianto Ramadani
CEKCOK PEMILIK WARUNG - Video berdurasi 58 detik dimana pengunjung Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, bersitegang dengan pemilik warung, viral di media sosial. Petugas gabungan menyampaikan imbauan dan mengedukasi Painem (baju biru), pedagang kuliner di Wisata Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur, Sabtu (16/8/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Ketenangan di Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

Namun, kondisi Telaga Sarangan sempat beberapa kali terganggu karena keributan antara pengunjung dan pemilik warung.

Mulai dari pecel hingga es teh, pernah menjadi pemicu keributan tersebut.

Baca juga: Terjawab Misteri Kematian Pasutri di Atas Batu, Ternyata Diracun Dukun Ibin Dalih Ritual

Yang terbaru, adalah video berdurasi 58 detik yang viral menyebar di media sosial.

Dalam video yang mencuri perhatian, terlihat seorang pengunjung baju merah muda bersitegang dengan pemilik warung di sisi telaga.

Masalah bermula saat pengunjung membeli nasi pecel dari pedagang keliling yang biasa mondar-mandir di tepi telaga.

Seketika kenikmatan udara sejuk dengan pemandangan danau yang memesona di kaki Gunung Lawu, berubah panas.

Dengan nada tegas, pemilik warung menegur karena pedagang keliling tersebut berhenti melayani pembeli.

"Ini sudah peraturannya, pedagang keliling enggak boleh berhenti!" ujar ibu pemilik warung.

Ia juga mengaku mengusir pedagang keliling tersebut setelah melayani pembeli.

Si pengunjung berbaju merah muda tersebut ternyata tak tinggal diam.

"Dia berhenti karena melayani kami!" bantahnya, membela pedagang nasi pecel.

Suasana pun memanas.

Pemilik warung bersikukuh bahwa keberadaan pedagang keliling mengganggu usaha warungnya.

"Kasihan yang buka warung," kata dia ketus, mengutip Kompas.com.

KERIBUTAN PEMILIK WARUNG - Video berdurasi 58 detik dimana pengunjung Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, bersitegang dengan pemilik warung, viral di media sosial.  Petugas gabungan menyampaikan imbauan dan mengedukasi pedagang kuliner di Wisata Telaga Sarangan, Sabtu (16/8/2025) siang.
Video berdurasi 58 detik dimana pengunjung Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, bersitegang dengan pemilik warung, viral di media sosial. Petugas gabungan menyampaikan imbauan dan mengedukasi pedagang kuliner di Wisata Telaga Sarangan, Sabtu (16/8/2025) siang. (Instagram/iinhaningsri_ - TribunJatim.com/Febrianto Ramadani)

Setelah lama peristiwa terjadi, Satpol PP Kabupaten Magetan bersama pihak terkait, baru turun langsung ke kawasan wisata Telaga Sarangan, Sabtu (16/8/2025) siang.

Kabid Penegak Perda Satpol PP Kabupaten Magetan, Gunindar menjelaskan, sidak kali ini merupakan bagian dari upaya menjaga ketertiban umum di kawasan wisata.

"Sebelumnya kami menerima laporan dari pengunjung dan pengelola tentang adanya dugaan pelanggaran yang mengganggu kenyamanan," jelasnya.

Menurut Gunindar, tim gabungan mengecek ke lapangan sekaligus memberikan edukasi dan pembinaan kepada para pedagang serta pengunjung.

Salah satu fokus pembinaan, lanjut Gunindar, adalah penertiban harga agar sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

"Tidak boleh ada pedagang yang menaikkan harga seenaknya. Petugas sudah memberikan pemahaman agar harga jual tetap sesuai aturan," terangnya.

Disinggung soal video keributan yang sempat viral, Gunindar menilai, peristiwa tersebut hanya dipicu salah paham antara pengunjung dan pedagang. 

Pihaknya berharap dengan metode pembinaan, pengawasan, dan penyuluhan, pelaku usaha dan wisatawan bisa lebih menahan diri, sehingga masalah serupa tidak terulang.

Terkait keberadaan pedagang keliling, Gunindar menyebut mereka tetap diperbolehkan berjualan sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat.

Namun, mereka diingatkan agar tidak mengganggu pedagang kios yang sudah ada.

"Pedagang keliling boleh mencari rezeki, tetapi harus benar-benar keliling. Tidak boleh berhenti di dekat kios atau restoran karena bisa memicu kesalahpahaman. Intinya, jangan sampai merugikan pedagang lain," tegasnya.

Pihak Satpol PP bersama instansi terkait memastikan akan terus melakukan pembinaan rutin, agar Wisata Telaga Sarangan semakin nyaman bagi pengunjung sekaligus.

"Kami ingin memberi ruang usaha yang sehat bagi para pedagang setempat," pungkasnya. (Febrianto Ramadani)

Baca juga: Wisatawan Asyik Berbikini di Pemandian Air Panas Gua Susu Tuai Pro Kontra, Dispar Sebut Menyimpang

Di tahun 2024 lalu, seorang wisatawan juga pernah mengeluh saat beli makanan di Telaga Sarangan, hingga viral di media sosial.

Ia mengeluh soal harga santapan yang terlampau mahal menurutnya.

Saat membayar di kasir, ia kaget tahu harganya mahal dan habis Rp225 ribu.

Diketahui, keluhan tersebut viral setelah diunggah di akun TikTok @aldivochannel.

Dalam unggahan tersebut, wisatawan mengeluhkan harus membayar sebesar Rp225.000.

Ia mengaku beli tiga porsi nasi goreng, satu porsi capcay, tiga es jeruk, dan satu es teh di sebuah rumah makan.

"Hati-hati makan di warung Telaga Sarangan karena harganya mahal dan tidak wajar," demikian tertulis dalam unggahan tersebut.

Hingga Kamis (6/6/2024), video tersebut telah mendapatkan respons dari 37.000 netizen.

Wisatawan keluhkan harga makanan di Telaga Sarangan mahal, habis Rp225 ribu
Wisatawan keluhkan harga makanan di Telaga Sarangan mahal, habis Rp225 ribu (YouTube/Kompas.com)

Adapun Kompas.com kemudian menghubungi wisatawan bernama Bagus Aldivo yang merupakan warga Blitar, Jawa Timur.

Bagus Aldivo mengaku, peristiwa ini terjadi pada Jumat (31/5/2024), saat ia berkunjung ke Telaga Sarangan bersama dua rekannya.

Kemudian mereka membeli makanan di sebuah tempat makan.

"Ternyata itu rumah makan yang sempat viral, saya enggak mau nyebut rumah makannya karena nggepuk (memberi harga mahal) pembeli.

Awalnya saya tidak tahu kalau itu rumah makan yang sempat viral," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (6/6/2024).

Yang Bagus Aldivo keluhkan adalah tidak adanya rincian harga di bon saat dia membayar makanan yang dipesannya.

"Saat bayar saya ditanya nambah apa, saya bilang kerupuk, kemudian pemilik rumah makan langsung menjumlah Rp225.000 tanpa ada rinciannya."

"Setelah saya keluar saya nanya kepada pengunjung lain, ternyata itu rumah makan yang viral kemarin," ucap dia.

Bagus Aldivo mengaku, sudah enam kali mengunjungi Telaga Sarangan, bahkan sempat menginap selama enam hari di salah satu hotel di Sarangan.

Selama itu pula, dia tidak pernah bermasalah dengan harga makanan di rumah makan lainnya.

Dia berharap, tidak ada lagi pengunjung Telaga Sarangan mengalami hal seperti yang dia alami.

"Semoga kejadian ini tidak dialami oleh pengunjung lainnya," kata Bagus Aldivo.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magetan, Joko Trihono, pun memberikan penjelasan mengenai kejadian ini.

Ia mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat peringatan melalui PHRI yang menaungi pengusaha restoran dan rumah makan di Telaga Sarangan.

Hal itu menindaklanjuti video viral berisi keluhan wisatawan Telaga Sarangan pada harga makanan di tempat wisata tersebut.

Dia berharap, rumah makan yang ada di Telaga Sarangan menjual makanan dengan harga wajar.

"Kami sudah berikan surat pembinaan kepada PHRI dan PHRI sudah meneruskan kepada yang bersangkutan.

Kita harapkan rumah makan yang ada di Sarangan menjual dengan harga wajar," ucapnya.

Joko Trihono berharap, wisatawan di Telaga Sarangan juga memastikan menu dan harga yang disajikan rumah makan.

"Kita harap pengunjung memastikan harga yang tertera di menu, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," tandasnya.

Baca juga: Alasan Sejumlah Toko di Jalan Tunjungan Pasang Stiker Kuning, Bentuk Protes Pengunjung Menurun

Sementara di tahun 2023, pengunjung juga pernah mengeluhkan harga es teh Rp15 ribu dan nasi putih Rp26 ribu di warung makan di kawasan Telaga Sarangan.

Pemilik warung makan diduga menaikkan harga tak wajar untuk makanan atau minuman yang dipesan wisatawan.

Wisatawan yang berkunjung pun mengeluhkan praktik tengkik harga di Telaga Sarangan.

Namun salah satu penjual akhirnya buka suara usai dituduh menaikkan harga.

Keluhan wisatawan yang berkunjung ke salah satu destinasi wisata andalan Jawa Timur ini pun disampaikan lewat video yang viral di media sosial. 

Dalam video berdurasi 24 detik, terdapat keterangan harga sejumlah makanan dan minuman yang dijual di tempat tersebut. 

"Ini warung harganya tidak pakai otak. Siapa aja yang ke Sarangan jangan pernah beli di tempat ini kalau enggak mau jadi korban berikutnya.

Tapi kalau tidak percaya silahkan dicoba, es teh Rp 15.000 nasi putih Rp 26.000, milo botol kecil Rp 20.000, rica-rica Rp 35.000, (air) mineral Rp 10.000," demikian tertulis dalam unggahan video tersebut.

Pengunjung Telaga Sarangan menikmati keindahan telaga di atas kursi yang ditempatkan di pinggir telaga
Pengunjung Telaga Sarangan menikmati keindahan telaga di atas kursi yang ditempatkan di pinggir telaga (KOMPAS.COM/SUKOCO)

Selaku salah satu pemilik rumah makan, Harjanti, klarifikasi.

Ia mengaku sudah tahu soal adanya video tersebut pada Rabu (29/11/2023) pagi.

Dia mengaku, orang yang mengunggah keluhan harga di media sosial adalah pelanggan yang datang sepekan lalu.

Rupanya pembeli tersebut minta tambahan es batu.

"Ada lima orang yang beli kemarin. Mereka pesan rica-rica sama teh, tapi mereka kemudian minta tambahan es batu lima gelas," ungkapnya.

"Kalau teh harganya Rp10.000, karena minta tambahan es kita hitung Rp5.000 untuk es batu yang lima gelas," kata Harjani saat ditemui Kompas.com di rumah makannya pada Rabu (29/11/2023).

Dia menduga ada kesalahpahaman.

"Saat membayar mereka mengira tambahan es batunya kita hargai Rp5.000 per gelas, padahal esnya kita hitung Rp1.000 per gelas," ujar dia.

Harjanti mengaku sudah berusaha memberikan penjelasan terkait harga es batu sebesar Rp5.000 untuk lima gelas di nota pembayaran.

Namun kelima pembeli tersebut buru-buru pergi.

"Daripada bermasalah soal es batu, kita mau kembalikan uang yang Rp5.000, tapi mereka sudah menghilang," imbuh Harjanti.

Lebih lanjut, Harjanti membantah pihaknya menaikkan harga makanan yang dipesan pembeli secara sepihak.

Sebab di rumah makan miliknya sudah terpampang menu serta harga makanan dan minuman.

"Menu dan harga kami tampilkan, kalau memang ada yang merasa mahal, kami tidak pernah memaksa membeli," ucapnya.

Terlihat di dinding bagian kanan rumah makan terpampang menu dan harga dari makanan yang disajikan.

Seperti nasi goreng seharga Rp25.000, ayam bakar seharga Rp35.000, sosis goreng Rp25.000.

"Pembeli memahami jika ini di lokasi wisata, kemudian rasa yang kami sajikan juga  berbeda," katanya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved