Mira Aji Ceritakan Momen Terakhir Berbincang dengan sang Ibu sebelum Tragedi Perampokan di Nganjuk
Mira Aji ceritakan momen terakhir berbincang dengan sang ibu sebelum tragedi perampokan, sang ibu sempat ingin beli tanah dan sudah kumpulkan uangnya
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Dwi Prastika
Poin Penting:
- Sebelum tragedi perampokan, Enik Mulya Ningsih (55) sempat melakukan panggilan video pada anaknya, Mira Aji Pangestu (22).
- Sang ibu curhat mengenai rencana membeli tanah dan rumah.
- Enik sudah menyiapkan uang Rp 150 juta yang dikumpulkan dari hasil menjual perhiasan dan menabung, untuk membeli tanah dan rumah.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Mira Aji Pangestu (22) sempat mendapat panggilan video (video call) ibunya, Enik Mulya Ningsih (55) sebelum tragedi perampokan di rumah Enik di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Ia tak menyangka video call tersebut rupanya menjadi momen terakhir berbincang bersama sang ibu.
Enik meninggal dunia akibat luka parah yang dideritanya.
Luka itu muncul diduga disebabkan penganiayaan oleh pelaku perampokan.
Enik meninggal saat dirawat intensif di RSUD Jombang.
Mira mengatakan, ibunya menghubungi dirinya lewat panggilan video pada Kamis (14/8/2025). Satu sehari sebelum peristiwa perampokan, Jumat (15/8/2025).
Di dalam sambungan panggilan video, sang ibu curhat mengenai rencana membeli tanah dan rumah.
Enik sudah menyiapkan uang Rp 150 juta yang dikumpulkan dari hasil menjual perhiasan dan menabung. Tapi uang itu amblas dirampok.
"Ibu cerita mau beli tanah dan rumah. Ibu tanya-tanya kepada saya terkait pembayaran pembeliannya," katanya kepada Tribun Jatim Network, Rabu (20/8/2025).
Mira mengungkapkan, panggilan video tersebut berlangsung 24 menit. Dia juga menangkap layar panggilan video itu.
Memang, sang ibu sering meneleponnya. Apalagi, saat ini Mira bekerja di Surabaya.
Mira ada anak kedua dari pasangan Jumaji dan Enik. Jumaji dan Enik punya tiga anak.
Yang tinggal di rumah, menyisakan Jumaji, Enik, dan anak bungsunya.
Baca juga: Polisi Bentuk Tim Khusus Ungkap Kasus Dugaan Perampokan di Nganjuk
"Ibu sudah tiada. Saya dan keluarga sangat kehilangan," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Mira menyebut, Enik merupakan sosok ibu yang sabar mendidik anak-anaknya.
Ditambah lagi, Enik pribadi penyanyang ke keluarga.
"Kami berharap petugas kepolisian bisa cepat mengungkap kejadian ini dan mengamankan pelakunya," harapnya.
Dugaan kasus perampokan ini diperkirakan Jumaji terjadi pada Jumat (15/8/2025), pukul 19.00 WIB.
Kala itu, Enik sedang berada di dalam rumah sendirian, di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk.
Jumaji kebetulan ada pesanan memijat tetangga desa.
Dia berangkat pukul 18.00 WIB.
Pintu rumah dia tutup tanpa dikunci.
Sebagai informasi, pekerjaan sehari-hari Jumaji memang sebagai tukang pijat.
Sementara, anak bungsunya, kerja jaga malam di kedai kuliner kawasan Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Dua anak lainnya merantau.
Pukul 20.00 WIB, Jumaji tuntas memijat dan bergegas kembali ke rumah.
Setibanya di halaman rumah, Jumaji melihat pintu rumah sudah dalam posisi terbuka lebar.
Awalnya tak ada kecurigaan di benak Jumaji. Ia lantas meneruskan langkah kaki masuk ke rumah.
Selanjutnya, ia langsung berjalan mengarah ke kamar.
Di situ, Jumaji terkejut mendapati istri tidur telungkup di lantai sembari mengluarkan suara mendengkur cukup keras. Kepalanya tertutup kain.
Ia pun berusaha membangunkan dan memintanya tidur di kasur.
Namun, sang istri tak merespons tatkala Jumaji membangunkannya.
Jumaji kemudian menyibak kain yang menutup kepala istri.
Ternyata kepala belakang Enik terluka. Termasuk pipi kiri. Area dahi dan kelopak matanya bengkak. Ada darah juga mengucur.
Jumaji dirundung panik. Dia sontak berteriak meminta tolong warga.
Mendengar teriakan Jumaji, sejumlah warga keluar rumah.
Mereka mendatangi rumah Jumaji memastikan apa yang terjadi.
Bersamaan, Jumaji mengecek barang-barang di rumah. Tas milik istri yang biasa diletakkan di samping kasur raib. Tas itu berisi uang Rp 150 juta.
Tak lama, Jumaji melarikan istri ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Kertosono Nganjuk guna mendapat pertolongan medis.
Sabtu (16/8/2025) pukul 15.00 WIB, tim medis memutuskan merujuk Enik ke RSUD Jombang. Totalnya, Enik dirawat intensif di rumah sakit selama empat hari.
Kasus dugaan perampokan ini sudah dilaporkan ke Polres Nganjuk.
Tim Satreskrim Polres Nganjuk rampung menggelar olah TKP serta menghimpun keterangan saksi di lokasi.
Kasus ini masih dalam proses penanganan Satreskrim Polres Nganjuk.
Perampokan di Nganjuk
Desa Klurahan
Kecamatan Ngronggot
Nganjuk
TribunJatim.com
berita Nganjuk terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Keluhkan Bau Menyengat dari Area PT TPPI, Banyak Warga Tasikharjo Tuban Minta Direlokasi |
![]() |
---|
Pondok Pesantren Milik Supar Oknum Kiai yang Terbukti Hamili Santriwati di Trenggalek Bakal Ditutup |
![]() |
---|
Kepsek SMAN Tegas 72 Siswa 'Titipan' Dikeluarkan dari Sekolah, Wali Murid Menangis: Sakit |
![]() |
---|
Warga Geram saat Gerebek Kades Berbuat Asusila dengan Anak Gadis |
![]() |
---|
Gelar Squad Dewan, Sekretariat Dewan DPRD Jawa Timur Ajak Gen Z Melek Politik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.