Polemik Iuran Wali Murid di SMKN 1 Jombang, Dewan Pendidikan Soroti Transparansi
Polemik iuran yang diberlakukan di SMKN 1 Jombang mendapat sorotan dari Dewan Pendidikan Jombang.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
Poin Penting:
- Isu: Pungutan uang gedung (Rp1,5 juta) dan iuran bulanan (Rp100.000) di SMKN 1 Jombang.
- Pihak yang Terlibat: SMKN 1 Jombang, Komite Sekolah, Wali Murid, dan Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang.
- Rekomendasi: Dewan Pendidikan meminta penghentian sementara iuran dan transparansi dalam pengelolaan dana.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Polemik iuran yang diberlakukan di SMKN 1 Jombang mendapat sorotan dari Dewan Pendidikan Jombang.
Isu ini mencuat setelah beredar di media sosial keluhan wali murid mengenai adanya pungutan bagi siswa baru berupa uang gedung Rp1,5 juta dan iuran bulanan Rp100 ribu.
Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang menegaskan bahwa dalam konteks pendidikan SMA/SMK, kewenangan teknis berada di bawah pemerintah provinsi.
Meski demikian, lembaga ini tetap berkewajiban menyalurkan aspirasi dan kritik masyarakat, termasuk menyampaikan rekomendasi agar persoalan dapat diselesaikan secara bijaksana.
Hasil penelusuran Dewan Pendidikan pada Rabu (20/8/2025) menyebutkan, pihak sekolah melalui Wakil Kepala Humas, Zaenuri, membenarkan adanya iuran yang dihimpun oleh komite sekolah.
Baca juga: Pencarian Bocah 5 Tahun Hanyut di Sungai Jombang Dihentikan Sementara, Arus Deras dan Medan Curam
Dana tersebut rencananya digunakan untuk pembangunan sejumlah fasilitas, mulai dari jogging track, area parkir, hingga renovasi ruang praktik. Total kebutuhan anggaran diperkirakan mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Menurut pihak sekolah, kesepakatan iuran diambil melalui rapat komite bersama wali murid pada 15 Agustus 2025. Dari 612 siswa baru, 114 siswa penerima jalur afirmasi keluarga miskin dikecualikan dari kewajiban membayar.
Selain itu, sekolah menegaskan bahwa iuran bersifat sukarela, sehingga bagi wali murid yang keberatan, bisa dibebaskan dari partisipasi.
Namun, Dewan Pendidikan menyoroti adanya aduan wali murid yang menilai mekanisme iuran tidak sepenuhnya berjalan transparan. Hal ini dianggap menunjukkan kesepakatan antara komite sekolah dan orang tua siswa belum bulat.
Terlebih, Pergub Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2023 dengan tegas menyebut bahwa sumbangan pendidikan di SMA/SMK negeri hanya diperbolehkan dalam bentuk sukarela, bukan pungutan yang bersifat memaksa.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang, Dr. Ir. H. Cholil Hasyim, menegaskan bahwa lembaganya hanya memiliki fungsi konsultatif dan rekomendatif, bukan eksekutif.
“Kami menghimbau agar komite sekolah dan wali murid duduk bersama kembali. Penarikan dana sebaiknya dihentikan sementara sampai ada kesepakatan yang benar-benar disetujui semua pihak, serta dijalankan secara transparan,” ucapnya dalam keterangan yang diterima pada Jumat (22/8/2025).
Atas situasi tersebut, Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang menyampaikan beberapa rekomendasi.
Baca juga: Pencurian di Peterongan Jombang, Maling Angkut 3 Sepeda Sekaligus Pakai Motor Matic
"Pertama, komite sekolah diminta menghentikan sementara penarikan dana partisipasi sampai ada kesepakatan baru. Kedua, pihak sekolah dan komite wajib menggelar pertemuan terbuka dengan wali murid untuk meninjau ulang kesepakatan dan memaparkan program pembangunan secara detail, baik skenario ideal maupun alternatif," kata ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang, Dr. Ir. H. Cholil Hasyim.
Selain itu, Dewan Pendidikan juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana. Kepala sekolah bersama komite diminta menjamin bahwa setiap rupiah yang dihimpun benar-benar digunakan sesuai kebutuhan fasilitas pendidikan.
"Sekolah tetap menjaga suasana belajar mengajar agar polemik iuran tidak mengganggu hak siswa dalam memperoleh pendidikan yang layak," pungkasnya.
Diduga, SMKN 1 Jombang, Jawa Timur, meminta pungutan dana pembangunan sebesar Rp1,5 juta kepada wali murid baru.
Selain dana pembangunan, pihak sekolah juga diduga memungut uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sebesar Rp100.000 per bulan.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMKN 1 Jombang, Abdul Muntholib, mengakui adanya dana partisipasi atau iuran dari wali murid baru siswa kelas X yang masuk dan diterima pada tahun 2025.
Ia membantah dana dari wali murid tersebut merupakan bentuk pungutan.
Istilah yang benar, menurutnya, adalah iuran atau dana partisipasi wali murid untuk pengembangan pendidikan.
Muntholib mengungkapkan, iuran dari wali murid dihimpun oleh komite sekolah.
Pembahasan iuran diawali dengan pemaparan rencana pembangunan fasilitas pengembangan pendidikan dalam rapat komite dan wali murid pada Jumat (15/8/2025).
"Kemarin kan memang begitu, perkumpulan wali murid itu acaranya yang pertama istighosah untuk doa bersama," ujar dia, Kamis (21/8/2025), melansir Kompas.com.
"Setelah itu kami memaparkan kegiatan yang kemarin sudah kami lakukan," imbuhnya.
Dijelaskannya, dalam rapat antara komite sekolah dengan wali murid, dipaparkan rencana pembangunan fasilitas pengembangan pendidikan di SMKN 1 Jombang pada periode tahun pendidikan 2025-2026.
Rencana pembangunan antara lain pembangunan jogging track di lapangan milik sekolah, pembangunan tempat parkir siswa, serta renovasi tempat parkir guru dan renovasi kusen tempat praktik perhotelan.
iuran dari wali murid
dana partisipasi wali murid
SMKN 1 Jombang
Dewan Pendidikan Jombang
Cholil Hasyim
Jombang
TribunJatim.com
Berita Jombang
Menko AHY Apresiasi Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi di TPA Winongo Kota Madiun |
![]() |
---|
Tunjangan Rp 100 Juta, Anggota DPR RI Urai Alasan Masak Mie Pakai Elpiji Melon 3Kg: Ya Memang Layak |
![]() |
---|
Mutasi Pejabat di Jombang Segera Digelar, Pemkab Urus Izin ke Pusat |
![]() |
---|
Warga Serbu Pasar Murah di Kantor Kejari Kota Kediri, Beras hingga Telur Jadi Buruan |
![]() |
---|
Aturan Detil Sound Horeg di Kabupaten Malang, Ada Pembatasan Kegiatan Sampai Pukul 00.00 WIB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.