Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Khawatir Pasar Dibakar untuk Kosongkan Lapak, Pedagang Pasar Sentil Janji Bupati Lucky Hakim

Selama ini pedagang juga sudah berkontribusi untuk pendapatan desa dengan membayar iuran rutin Rp2 ribu sehari.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunCirebon.com/Handhika Rahman
JERITAN PEDAGANG PASAR - Ruminah (50) dan Kedi (65) pedagang Pasar Wanguk saat ikut demo di Pendopo Indramayu, Senin (25/8/2025). Pedagang Pasar Wanguk saat menggelar aksi unjuk rasa di Pendopo Indramayu. 

TRIBUNJATIM.COM - Sejumlah pedagang Pasar Wanguk di Kecamatan Anjatan turun menggelar aksi demonstrasi di Pendopo Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (25/8/2025).

Mereka meminta keadilan lantaran hendak digusur atas keinginan Kuwu atau Kepala Desa Kedungwungu yang menginginkan revitalisasi pasar.

Pedagang ingin Bupati Indramayu, Lucky Hakim, peduli terhadap nasib mereka.

Baca juga: Gelar Acara Halal Bihalal, Mbah Endang Syok Didenda Bayar Rp115 Juta

Para pedagang yang mayoritas ibu-ibu menyerukan teriakan ingin bisa berjualan tenang tanpa adanya intimidasi.

"Kami hanya ingin jualan dengan tenang!" ucap salah satu pedagang ikan di Pasar Wanguk, Ruminah (50), melansir Tribun Jabar.

Ruminah diketahui sudah belasan tahun jualan di Pasar Wanguk bersama suaminya.

Dari sana, mereka mencari nafkah.

Ruminah punya empat anak, dimana yang bungsu diketahui masih SMA dan ia perlu biaya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Ia mengaku sedih, kecewa, dan marah kepada sang Kuwu.

Apalagi program revitalisasi pasar tersebut dilakukan secara sepihak tanpa adanya musyawarah.

Jika direvitalisasi nanti, pedagang harus membayar sewa sebesar kurang lebih Rp150 juta,

Biaya sewa ini untuk jangka waktu 20 tahun jika ingin berjualan di sana.

Padahal, kata Ruminah, para pedagang masih punya kontrak untuk berdagang di Pasar Wanguk hingga tahun 2030 mendatang.

"Dari Kuwu terus ngancam, katanya harus dikosongkan, begitu terus," ujar dia.

Ancaman ini membuat pedagang Pasar Wanguk merasa diintimidasi.

Pedagang lainnya, Kedi (65) mengatakan, dua alat berat bahkan sudah standby di pasar untuk membongkar tempatnya mencari nafkah.

Pedagang laki-laki ini bahkan sampai harus menggelar shift jaga setiap malam.

Ia khawatir ada upaya pembakaran pasar guna memuluskan rencana revitalisasi tersebut.

"Kalau malam itu kita jaga orang 10, khawatir dibakar," ujar dia.

Kedi menilai, revitalisasi Pasar Wanguk yang diinginkan Kuwu, menurutnya tidak mendasar.

Pasalnya, kondisi Pasar Wanguk jauh dari kata tidak layak.

Baik dari kondisi tembok, atap, maupun bagian pasar lainnya, semuanya masih bagus.

"Paling cuma saluran saja yang jelek. Itu pun kalau hujan saja banjir, tapi enggak lama," ujar dia yang merupakan pedagang kelapa di Pasar Wanguk.

Kedi juga kecewa padahal selama ini pedagang sudah berkontribusi untuk pendapatan desa dengan membayar iuran rutin Rp2 ribu sehari.

Tapi iuran tersebut justru tidak dicatatkan dalam pendapatan desa.

Baca juga: Bertaruh Nyawa Demi Rp7.500, Syamsul Rela Panjat Pohon 25 Meter, Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

Kedi mengaku, aksi unjuk rasa yang dilakukan hari ini bukan kali pertama.

Beragam upaya sudah dilakukan guna membatalkan keinginan Kuwu merevitalisasi pasar.

Namun, belum ada tindakan tegas dari Pemkab Indramayu dalam upaya membela para pedagang.

"Kami masih punya hak di Pasar Wanguk lima tahun lagi, misalkan kontrak sudah habis mangga saja," ujar dia.

Di tengah gejolak tersebut, Kedi kembali menegaskan tujuan mereka hanya sederhana, bisa berdagang tanpa tekanan demi menghidupi keluarga.

"Kami cuma ingin hak kami, kami cuma ingin berdagang dengan tenang," ucapnya dengan suara lantang.

Dalam unjuk rasa tersebut, perwakilan pedagang masuk ke Pendopo Indramayu untuk beraudiensi.

Mereka berharap, Bupati Indramayu, Lucky Hakim, mau membela para pedagang dengan harapan pedagang bisa nyaman berjualan tanpa ada intimidasi lagi.

Pedagang Pasar Wanguk saat menggelar aksi unjuk rasa di Pendopo Indramayu, Senin (25/8/2025).
Pedagang Pasar Wanguk saat menggelar aksi unjuk rasa di Pendopo Indramayu, Senin (25/8/2025). (TribunCirebon.com/Handhika Rahman)

Dalam aksi tersebut, para pedagang menuntut agar Bupati Indramayu, Lucky Hakim, turun tangan melindungi warganya.

"Pak Lucky ingat, waktu Pilkada dulu bapak menang telak di Desa Kedungwungu," teriak salah satu pedagang menggunakan pengeras suara, mengingatkan janji politik masa lalu yang kini ditagih.

Baca juga: Daftar Kontroversi Bu Guru Harmini selama Mengajar, Merokok di Kelas sampai Ancam Cekik Siswa SD

Dalam aksi di Pendopo Indramayu, pedagang membawa berbagai spanduk bernada kritik dan kekecewaan.

Beberapa tulisan yang mencuri perhatian di antaranya, "Jangan rampas hak kami!", "Bebaskan kami dari intimidasi kuwu Kedungwungu", "Kami ingin berdagang dengan tenang", hingga "Bapak Bupati mana janjimu."

Tak hanya itu, sindiran pedas juga dilontarkan melalui spanduk lainnya.

Hal ini berkaitan dengan berakhirnya masa jabatan Kuwu Kedungwungu yang sebentar lagi habis menjelang Pilkades Desember 2025.

Pedagang menegaskan bahwa Kuwu tersebut tidak akan mencalonkan diri kembali.

Tulisan-tulisan bernada sindiran yang mereka bentangkan di antaranya, "Akhir jabatan cari proyek," "Kuwu keblinger pungut tiap hari tapi tak tercatat sama sekali," serta "Aset desa diakhir jabatan: proyek pasar."

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved