Diduga Tersaingi Gula Impor, 10 Ribu Ton Gula Petani Tebu Mengendap di PG Semboro Jember
Sebanyak 10 ribu ton gula milik petani tebu masih mengendap di gudang Pabrik Gula (PG) Semboro, Jember Jawa Timur sejak Juni 2025.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Ndaru Wijayanto
Poin penting:
- Sebanyak 10 ribu ton gula milik petani tebu di PG Semboro, Jember mengendap sejak Juni 2025
- Pedagang menolak membeli gula dengan harga sesuai Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 14.500/kg
- Danantara Indonesia dikabarkan akan turun tangan menyerap gula petani lewat ID Food dan SGN
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Sebanyak 10 ribu ton gula milik petani tebu masih mengendap di gudang Pabrik Gula (PG) Semboro, Jember Jawa Timur sejak Juni 2025.
Hal tersebut karena gula petani tebu di PG Semboro Jember tidak laku saat ditawarkan dalam pelelangan yang digelar perwakilan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).
"Penjualan gula petani kan melalui lelang gula, dan setiap lelang itu tidak dibeli oleh pedagang," ujar Manajer Keuangan dan Umum PG Semboro Diputra Risman, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, banyak gula rafinasi atau impor yang masuk ke pasar masyarakat, membuat gula petani tebu tidak laku di pasar lelang.
"Banyak gula rembesan rafinasi, gula rafinasi kan peruntukannya untuk industri, tetapi ternyata masuk ke pasar konsumsi masyarakat," ucap Risman.
Selama proses pelelangan tidak pernah kesepakatan. Risman mengungkapkan pedagang hanya mau beli di bawah Harga Acuan Pemerintah (HAP) sebesar Rp 14.500 per kilo.
Baca juga: 1.000 Ton Gula Petani Lumajang Diserap Pemerintah, Jadi Semangat Baru Untuk Terus Menanam Tebu
"Terjadi dead lock terus setiap lelangnya. Petani tidak mau menjual gula di bawah acuan pemerintah, sementara pedagang alasannya di luar banyak gula rembesan rafinasi," ungkapnya.
Risman menjelaskan Gudang PG Semboro sementara ini, kemungkinan masih mampu menampung gula petani tebu dalam dua bulan ke depan.
"Tapi kalau tidak segera ada pengambilan dari pedangan lama-lama penuh juga. Karena giling (tebu) masih berlangsung hingga November nanti," tuturnya.
Bila kondisi ini masih berlangsung cukup lama, Risman pastikan petani tebu akan merugi sebab modal operasional mereka cukup besar.
"Petani kan butuh biaya untuk tebang, biaya untuk menggarap lagi lahannya," urianya.
Informasinya Danantara Indonesia akan turun tangan mengatasi ini. Lembaga keuangan tersebut akan mengeluarkan dana jumbo untuk menyerap gula petani tebu melalui ID Food dan PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN) bersama APTR.
Baca juga: Kebakaran Hebat Ludeskan Pabrik Gula Jawa di Kediri, Dipicu Percikan Api pada Kabel
"Cuma sampai hari ini, belum ada informasi kapan akan dilakukan pembayaran," tutur Risman.
PG Semboro Jember
Danantara
Tribun Jatim Network
jatim.tribunnews.com
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia
gula rafinasi
Pasar Janti Kecamatan Jenangan Ponorogo Bakal Diubah Menjadi Rest Area usai Dibongkar |
![]() |
---|
Aksi Pencurian Sepeda Motor di Masjid Surabaya, Pelaku Datang Bersama Komplotan Naik Mobil |
![]() |
---|
Kronologi Kecelakaan Maut di Kediri, Tewaskan Warga Kecamatan Gurah Terjepit diantara 2 Truk |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut di Surabaya, Driver Ojol Tewas usai Tabrak Becak, Korban Terjatuh Membentur Aspal |
![]() |
---|
Derita Warga Sampang Madura Demi Air Bersih di Musim Kemarau, Harus Menggali Lubang di Tepi Sungai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.