Berita Viral
Penjelasan Dedi Mulyadi Sebut 'Masyarakat Sama Koruptifnya dengan Pemimpin'
Dedi awalnya menyinggung soal program perhutanan sosial yang menurutnya sering disalahgunakan.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Dedi Mulyadi pun memberikan penjelasan, bahwa baik masyarakat maupun pemimpin sama-sama punya potensi koruptif dan serakah.
Sifat serakah dan potensi koruptif tersebut, kata Dedi, merupakan bagian dari fitrah manusia yang ada pada setiap orang, bukan hanya pejabat atau politisi.
"Sama, ya sama, saya kan punya pengalaman. Dikasih kios satu, ingin adiknya masuk, pengin saudaranya masuk, ingin menguasai seluruh kios gratis. Kan ada pengalaman," ujar Dedi.
Saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, Dedi mengaku, ada warga yang diberi fasilitas tempat usaha secara gratis, tetapi justru disewakan kepada orang lain dengan harga tinggi.
"Pengalaman saya dulu di Pasar Rebo Purwakarta. Video YouTube-nya ada, lapak disewakan Rp 11 juta, padahal itu gratis disediakan bagi pedagang," katanya.
Baca juga: Khawatir Pasar Dibakar untuk Kosongkan Lapak, Pedagang Pasar Sentil Janji Bupati Lucky Hakim
Perilaku seperti itu, kata Dedi, menunjukkan bahwa potensi koruptif tidak hanya melekat pada pejabat atau pemimpin, tetapi juga ada pada masyarakat.
"Jadi, ya potensi koruptif itu bukan hanya pada kita ini, para politisi, termasuk diri saya, masyarakat juga sama punya sifat koruptif," ucapnya.
Menurutnya, karena sifat serakah adalah bagian dari fitrah manusia, negara memiliki fungsi penting untuk mengatur agar tidak terjadi penyalahgunaan.
"Itu fitrah manusia. Setiap manusia itu punya potensi dalam dirinya serakah."
"Makanya, fungsi negara itu mengatur agar kebuasan itu tunduk pada undang-undang. Intinya kan itu," katanya.
Sehingga, kata dia, baik pemimpin maupun rakyat sama-sama harus memperbaiki diri dan taat pada aturan.
"Bagi saya, mau pemimpin, mau rakyat, ya dua-duanya harus bener, gitu lho," katanya.
Dedi berharap, pernyataan utuhnya tidak lagi dipelintir.

Di sisi lain, Dedi Mulyadi menoroti kasus Raya, bocah asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal pada 22 Juli 2025, dengan kondisi tubuh penuh cacing.
Saat mendapat perawatan di RSUD R Syamsudin SH, disebutkan ditemukan cacing dengan jumlah hampir 1 kilogram yang berhasil dikeluarkan dari tubuhnya.
Isu Nisan Baru Bermunculan di Situs Religi Wali Songo, Pengurus Makam Sunan Bonang: Bukan Tiba-tiba |
![]() |
---|
Karyawan Koperasi Kaget Uang Titipan Rp 2 Juta Raib di Dekat Bantal, Motor Majikan Juga Dimaling |
![]() |
---|
Nasib Pak Lurah Dikira Anggota DPR, Malah Diamuk Massa saat Perjalanan Pulang Naik Mobil |
![]() |
---|
Alasan Jibril Minta Keringanan Hukuman Setelah Tusuk Kekasihnya yang Hamil Sebanyak 98 Kali |
![]() |
---|
Hidup Susah, Agung Pengamen Disabilitas Merana Imbas Isu Royalti, Warungpun Ketakutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.