Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siswi SMA Trauma Fotonya Diedit Pakai AI, Penyebar Jual Rp50 Ribu di Telegram

Foto siswi SMA diedit menggunakan kecerdasan buatan (AI) lalu dijual di Telegram menjadi sorotan.

Lana Codes via Kompas.com
FOTO DIEDIT AI - Ilustrasi Telegram. Foto siswi SMA diedit menggunakan kecerdasan buatan (AI) lalu dijual di Telegram menjadi sorotan. Kasus foto diedit pakai AI ini menimpa siswi SMA di Kota Cirebon, Selasa (26/8/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Foto siswi SMA diedit menggunakan kecerdasan buatan (AI) lalu dijual di Telegram menjadi sorotan.

Pasalnya, foto tersebut tampak vulgar hingga menimbulkan luka mendalam bagi para korban.

Kasus foto diedit pakai AI ini menimpa siswi SMA di Kota Cirebon

Penyebar menjualnya di aplikasi Telegram seharga Rp50 ribu dan mendapat 20 foto.

Meski proses hukum sedang berjalan, trauma psikologis mereka dan keluarganya diperkirakan akan membekas dalam waktu lama.

Sharmila, kuasa hukum lima korban menyebut, kasus ini telah merusak martabat para siswi yang masih duduk di bangku sekolah.

Baca juga: Sosok Zazkia Siswi SMA Anak Sopir Dapat Beasiswa Kuliah di Kanada, Tiap Hari Tempuh 16 Km ke Sekolah

“Menurut kami, ini kejahatan asusila,” ujar Sharmila saat diwawancarai media di sela pengaduan ke Polres Cirebon Kota, Senin (25/8/2025) malam, dikutip dari Tribun Cirebon.

Ia menjelaskan, pertemuan yang digelar antara perwakilan sekolah pelaku, korban, hingga pihak DP3AP2KB sempat berlangsung haru.

“Yang kami sayangkan, ada pihak yang meminta korban memahami kondisi para pelaku yang katanya sudah tertekan, depresi."

"Tapi bagaimana dengan korban? Korban ini perempuan, jejak digital sampai kapan bisa dihapus?” ucapnya.

Baca juga: Ulah Pak Kades usai Berduaan dengan Siswi SMA di Penginapan, Hakim Jatuhi Hukuman Penjara

Orangtua dan Siswa Hidup dalam Ketakutan

Menurut Sharmila, para siswi dan orang tua kini hidup dalam ketakutan.

Mereka khawatir foto yang sudah terlanjur beredar di dunia maya akan terus menghantui masa depan.

“Kalau dari pihak pelaku kan mungkin dengan keluar dari sekolah atau keluar dari Cirebon bisa saja bersih lagi catatannya."

"Tapi korban? Foto yang sudah tersebar bisa muncul kapan saja. Trauma mereka sampai kapan bisa hilang?” jelas dia.

Kondisi ini diperparah dengan rasa malu keluarga korban.

Sharmila menuturkan, orang tua para siswi takut jika suatu hari ada orang yang menganggap foto-foto itu benar adanya.

“Apalagi kalau nanti anak-anak ini mau menikah, atau besok-besok berhijab."

"Punya jejak digital vulgar kan sangat memalukan,” katanya.

KUASA HUKUM - Sharmila, kuasa hukum lima korban penyebaran foto seronok. Para korban merupakan siswi SMA.
KUASA HUKUM - Sharmila, kuasa hukum lima korban penyebaran foto seronok. Para korban merupakan siswi SMA. (Tribun Cirebon/Eki Yulianto)

Desak Polisi Tindak Laporan

Di sisi lain, pihak kuasa hukum juga mendesak agar kepolisian menindaklanjuti laporan sesuai aturan yang berlaku.

“Ya saat ini kami masih berupaya sejak Sabtu sampai Senin ini sudah tiga hari bolak-balik ke Polres."

"Kami melaporkan dengan pasal pornografi dan Undang-Undang ITE. Karena ini menggunakan media digital, jadi kami berharap prosedurnya dijalankan,” ujarnya. 

Dijual di Telegram Seharga Rp50 Ribu

Sebelumnya, sebuah video berdurasi 37 detik berisi kumpulan foto-foto hasil manipulasi AI viral di berbagai grup WhatsApp, pada Senin (25/8/2025).

Video itu menampilkan wajah sejumlah siswi ditempelkan pada tubuh telanjang, sehingga seolah-olah mereka berpose vulgar.

Padahal, foto asli para korban sama sekali bukan foto syur.

Diduga, gambar wajah mereka diambil secara diam-diam dari ponsel seorang siswa, lalu disalahgunakan.

Informasi yang diterima menyebutkan, kasus ini melibatkan tiga terduga pelaku berinisial V, I dan A, yang masih berstatus pelajar dari sekolah favorit di Kota Cirebon

Ketiganya sudah diperiksa penyidik Polres Cirebon Kota dengan didampingi orang tua masing-masing.

Tidak hanya menyebarkan, para pelaku juga diduga menjual foto-foto hasil manipulasi itu melalui aplikasi Telegram dengan harga Rp 50 ribu untuk 20 foto. 

Baca juga: Demo Bela Siswi SMA Korban Pelecehan Guru Olahraga, Murid Justru Diintimidasi, Sekolah Bawa Aparat

Orangtua Pelaku Penyebaran Minta Maaf

Orang tua dari para terduga pelaku penyebaran foto syur hasil editan kecerdasan buatan (AI) terhadap siswi SMA di Cirebon akhirnya angkat bicara.

Melalui kuasa hukum mereka, orang tua terduga pelaku berinisial I dan A menyampaikan permintaan maaf mendalam kepada para korban yang fotonya disalahgunakan.

“Ya, saya Angga mewakili klien kami ananda I dan ananda A dan rekan saya saudara Gusti yang mewakili kliennya V."

"Bahwa memang kami melakukan konferensi pers ini satu sisi untuk meminta maaf sedalam-dalamnya atas perilaku atau diduga dilakukan oleh klien kami yang tidak baik,” ujar Angga dalam konferensi pers, Senin (25/8/2025), dikutip dari Tribun Cirebon.

Angga menegaskan, pihaknya tidak menutup mata perbuatan tersebut telah merugikan banyak pihak, khususnya para korban.

“Kami juga ingin menjelaskan bagaimana kronologis yang sebenarnya atau fakta-fakta agar tidak tumpang tindih."

"Meskipun kami sadari bahwa perilaku klien kami salah, kami berharap para pihak korban bisa menerima permintaan maaf ini,” ucapnya.

Angga, kuasa hukum terduga pelaku I dan A (baju putih, disampaikan Gusti, kuasa Hukum terduga pelaku V (baju kotak-kotak).
Angga, kuasa hukum terduga pelaku I dan A (baju putih, disampaikan Gusti, kuasa Hukum terduga pelaku V (baju kotak-kotak). (Tribun Cirebon/Eki Yulianto)

Kronologi

Dalam penjelasannya, Angga membeberkan bagaimana kasus ini bermula.

Ia menyebut, para terduga pelaku awalnya tergabung dalam sebuah grup WhatsApp bernama Spenma Boy.

Dari grup tersebut, seorang anggota misterius mengirimkan 10 foto, terdiri dari 1 foto hasil editan dengan watermark dan 9 foto asli yang belum diedit.

“Terduga pelaku A ini dalam pengaturan WhatsApp-nya menggunakan auto save. Jadi foto otomatis masuk ke galeri."

"Lalu foto itu sempat hilang dari HP I, sehingga dia meminta lagi ke A."

"Setelah itu, I meneruskan foto ke V. Dari situ jumlah foto bertambah hingga kurang lebih 25 foto,” jelas dia. 

Lebih lanjut, Angga menambahkan, foto-foto tersebut kemudian tanpa sepengetahuan para terduga pelaku lainnya direkam ulang oleh RJ dan AG, dua remaja yang menginap di rumah I.

"Informasi yang kami dapat, RJ inilah yang kemudian menyebarkan ke media sosial,” katanya.

Sementara itu, Gusti, kuasa hukum terduga pelaku berinisial V, menyampaikan bahwa keluarga kliennya juga sudah melakukan permohonan maaf secara langsung.

“Untuk klien kami (V), setelah pelaporan itu memang orang tua V berusaha untuk meminta maaf kepada para korban."

"Kami dari pihak orang tua juga kaget sejujurnya kenapa permasalahan ini menjadi viral, padahal V tidak masuk ke grup Spenma Boy tadi,” ujar Gusti.

Ia menambahkan, V bersama keluarganya siap bekerja sama untuk membuka fakta sebenarnya.

“Dengan kerendahan hati, klien kami berusaha meminta maaf dan bersedia untuk mengundang ahli IT meninjau foto-foto yang sudah beredar,” ucapnya.

3 Pelaku Diperiksa

Kasus ini mencuat setelah sebuah video berdurasi 37 detik berisi kumpulan foto bugil hasil manipulasi AI viral di WhatsApp pada Senin (25/8/2025).

Foto-foto itu diduga diambil dari ponsel seorang siswa yang tertidur, lalu disalahgunakan.

Polres Cirebon Kota sudah memeriksa tiga terduga pelaku, yakni V, I dan A.

Mereka semua masih berstatus pelajar dari dua sekolah favorit di Cirebon dan kenal dengan para korban. 

Jumlah korban pun disebut mencapai puluhan orang.

Yang lebih mengejutkan, beredar kabar foto-foto hasil editan tersebut tidak hanya disebarkan, tetapi juga diperjualbelikan melalui aplikasi Telegram.

Kasus ini kini menjadi sorotan publik dan masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved