Berita Viral
Kejar Pendemo sampai Geruduk Mie Gacoan, Aksi Polisi Bikin Kesal Pengunjung & Pekerja: Caranya Kasar
Kericuhan dan aksi polisi menyeret pendemo di restoran tersebut memicu protes dari para pengunjung.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Restoran Mie Gacoan di kawasan Petamburan mendadak digeruduk polisi.
Diketahui peristiwa ini terjadi saat massa pendemo ricuh di kawasan Slipi pada Senin (25/8/2025) malam.
Video yang menampilkan kejadian polisi yang menggeruduk restoran Mie Gacoan tersebut kini beredar viral di media sosial.
Baca juga: Pria Rela Bayar Rp2,5 Juta Demi Digotong Pakai Keranda, Lengkap sambil Kenakan Kafan
Dalam video viral tersebut, terlihat sejumlah aparat polisi berseragam lengkap memasuki area restoran Mie Gacoan.
Saat itu, restoran tampak dipenuhi pelanggan.
Bahkan, beberapa pendemo tampak diseret keluar secara paksa oleh aparat.
Kericuhan dan aksi polisi yang menyeret pendemo di restoran tersebut memicu protes dari para pengunjung.
"Jangan kasar, Pak! Itu manusia, sama-sama manusia!" teriak seorang perekam video yang menyaksikan langsung insiden.
Adapun kericuhan bermula saat aparat melakukan pengejaran terhadap sejumlah demonstran yang diduga melakukan perusakan fasilitas umum di kawasan Slipi.
Beberapa dari mereka diketahui bersembunyi di dalam area Mie Gacoan, bahkan ada yang masuk ke toilet restoran.
Saat kejadian, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, turut hadir di lokasi untuk meredakan situasi.
Namun, aksi aparat yang dinilai terlalu keras sempat membuat karyawan dan pelanggan tersulut emosi.
Floor Leader Mi Gacoan, Jihan, membenarkan adanya keributan di dalam restorannya.
Ia menjelaskan bahwa beberapa driver ojek online (ojol) sempat masuk karena aplikasi delivery masih aktif.
Hal ini diduga membuka celah bagi beberapa pendemo untuk ikut masuk.

"Pintu dine-in untuk ojol sebenarnya sudah kami tutup, tapi karena aplikasi masih nyala, jadi driver ojol masih masuk."
"Ternyata ada pendemo yang ikut masuk dan sembunyi di toilet," ujar Jihan saat ditemui di lokasi, Selasa (26/8/2025).
Jihan mengungkapkan, pihaknya sempat membuat kesepakatan dengan polisi agar hanya beberapa aparat saja yang masuk ke dalam restoran untuk menjaga kenyamanan pelanggan.
Namun, menurutnya, aparat tetap bertindak tidak kooperatif.
"Bapak-bapak (aparat) boleh masuk, tapi kami minta jangan buat keributan. Nyatanya, pintu toilet kemarin sempat ditendang sampai patah," kata dia.
Baca juga: Imbas Ruangan RSUD Penuh, Bayi 1 Tahun Meninggal, Pihak Rumah Sakit: Pukulan Bagi Kami
Tindakan aparat yang kasar terhadap para pendemo membuat karyawan ikut bereaksi.
Mereka menuntut agar aparat memperlakukan demonstran dengan lebih manusiawi.
"Kami enggak terima karena cara ngambil pendemonya kasar, ada juga fasilitas yang dirusak. Pelanggan juga merasa tidak nyaman," lanjut Jihan.
Meski tidak ada korban luka dalam insiden ini, suasana di dalam restoran sempat memanas dan menyebabkan kepanikan.
Hingga kini, pintu toilet yang rusak akibat insiden tersebut belum diperbaiki.
Sementara itu, kepolisian membenarkan bahwa ada tindakan pengejaran terhadap pendemo yang sempat melakukan perusakan fasilitas umum di kawasan Slipi.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan, menyebut penangkapan dilakukan karena pendemo sudah melampaui batas aksi damai.

Sementara itu, diberitakan sebanyak 351 orang ditangkap saat aksi demo yang berakhir ricuh di Gedung DPR RI, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ratusan pendemo ini ditangkap di sekitar area Gedung DPR, Jalan Gerbang Pemuda, dan Flyover Petamburan.
"Akhirnya kami mengamankan setidaknya ada 351 orang ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa (26/8/2025).
Mereka disebut melakukan tindakan anarkis dengan merusak fasilitas umum dan menyerang pengendara mobil di jalan tol.
Baca juga: Suami KDRT ke Istri di Depan Anaknya yang Masih Bayi, Kini Disebut Warga Sudah Akur Lagi
Ade Ary mengungkapkan, mayoritas pendemo yang ditangkap merupakan anak di bawah umur yakni berjumlah 196 orang.
Sedangkan 155 orang lainnya adalah dewasa.
"Kemarin Kapolres Metro Jakarta Pusat sudah mengingatkan kepada anak-anak pelajar yang ada untuk tidak melakukan kegiatan penyampaian pendapat."
"Bahwa tempat kalian bukan di sini, kalian pelajar," ujar Kabid Humas.
Kepada polisi, para pelajar yang berasal dari Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, dan Sukabumi tersebut mengaku ikut demo karena terprovokasi ajakan di media sosial.
"Setelah dilakukan pendalaman di lapangan kemarin oleh rekan-rekan kami, mereka datang karena ajakan dari medsos ya," ungkap Ade Ary.
Dari 351 orang yang ditangkap, tujuh di antaranya dinyatakan positif narkoba berdasarkan hasil tes urine.
"Enam di antaranya urine-nya mengandung zat yang terkait dengan sabu, kemudian satu orang urine-nya mengandung zat yang terkait dengan benzoat. Tujuh orang ini semuanya dewasa ya," kata Ade Ary.

Baru Sadar, Pedagang Layani Transaksi Rp 350.000 Padahal Penipu Cuma Transfer Rp 350 |
![]() |
---|
Melihat Rumah Mewah Bos Minyak Riza Chalid yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pertamina |
![]() |
---|
Hukuman untuk Polisi Lempar Helm ke Siswa SMK hingga Koma, Keluarga Korban: Beri Bingkisan untuk Apa |
![]() |
---|
Ulah Bocah Gondol Mobil Polisi Berisi Senjata Api Lalu Kabur ke Hutan, Sempat Buron |
![]() |
---|
Imbas Kasus Keracunan Massal MBG, Sejumlah Guru Tak Mau Cicipi Makanan Meski sudah Diperintah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.