TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Petugas Dinas Kesehatan Kota Blitar menemukan zat berbahaya boraks dan rodhamin dalam jajanan yang dijual di pasar takjil Ramadan, Jl A Yani, Kota Blitar.
Zat berbaya itu ditemukan di mutiara (bahan minuman) dan krupuk puli.
“Kami baru dua kali menggelar sidak. Pada sidak pertama kami menemukan zat berbahaya boraks dan rodhamin di jajanan yang dijual di pasar takjil,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Blitar, dr Dharma Setiawan, di sela-sela menggelar sidak kedua di pasar takjil, Rabu (7/6/2017).
Sama seperti sidak pertama, pada sidak hari kedua ini, petugas dari Dinkes mengambil 10 sampel jajanan yang dijual di pasar takjil.
Baca: Awas, Jelang Angkutan Lebaran, Kondisi Bus Penumpang Benar-benar Bikin Ketakutan
Sepuluh sampel yang diambil itu langsung diuji di lokasi. Dinkes membawa satu mobil unit farmasi ke lokasi.
Sampel jajanan yang diambil mulai sosis, kerak telur, pentol, dan sayuran.
Untuk minumannya, petugas mengambil sampel susu kedelai, mutiara, dan minuman berwarna lainnya.
Petugas juga mencatat nama dan nomor telepon pedagang takjil.
“Tidak kami periksa semua. Tiap jajanan yang sejenis kami ambil sampel dua,” ujarnya.
Baca: Woow, Jelang Lebaran, 54 Pejabat Pemkot Surabaya Dapat Mobdin Mewah Baru, Anggarannya Fantastis
Targetnya, selama Ramadan ini, Dinkes akan menggelar sidak sebanyak empat kali. Jumlah jajanan yang akan diuji sebanyak 40 jajanan.
Tiap kali sidak, petugas Dinkes mengambil 10 sampel dari pedagang di pasar takjil.
“Untuk sampel yang kami ambil hari ini baru besok kami bisa mengumumkan hasilnya,” katanya.
Dikatakannya, pedagang yang diketahui menjual jajanan yang mengandung zat berbahaya hanya diperingatkan saja. Petugas juga meminta agar pedagang tersebut memusnahkan jajanan yang mengandung zat berbahaya.