Ribuan Hektar Tanaman Tembakau di Sumenep Rusak dan Mati Membusuk

Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

petani sedang menyiangi tanaman tembakau.

TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP – Hujan lebat yang terus menerus mengguyur wilayah Kabupaten Sumenep, mengakibatkan sebagian besar lahan tembakau terendam air.

Akibatnya ribuan hektar benih tembakau yang sudah berumur dua bulan rusak berat. Bahkan ada sebagian tanaman tembakau yang sudah mati membusuk.

Moh Tabli (38), warga Dusun Tengah, Desa Moncek Timur, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Madura, yang menanam tembakau di Desa Babbalan. Kecamatan Batuan, mengaku seluruh tanaman tembakaunya sudah ludes.

Itu karena tergenang air bah hujan selama kurang lebih tiga hari tiga malam.

‘’Tembakau muda yang masih berumur dua bulan ini memang rentan terhadap air hujan. Karenanya, bilamana sehari saja tergenang, maka pasti akan layu kemudian membusuk, dan hancur,’’ ujarnya kepada Surya, Rabu (21/6/2017).

Baca: 27 Bocah SD/SMP ini Bentuk Geng Pencuri, Jaringannya Menggurita dan Aksinya Mencengangkan

Menurutnya, tanaman tembakaunya cepat mati, karena lahannya merupakan persawahan atau berada di dataran rendah.

Sehingga jika ada hujan sekecil pun, akan langsung tergenang dan mengancam tanaman tembakau. Sedangkan ladang tembakau di dataran tinggi banyak yang bisa tertolong karena air hujan cepat terserap.

Akibat hujan yang merusak tanaman tembakaunya, sebagian besar petani tembakau harus mengganti tanaman tembakau dengan bibit tembakau yang baru dan harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli bibit dan ongkos tanamnya.

‘’Padahal harga bibit tembakau saat ini sangat mahal,’’ sambungnya.

Saat ini harga bibit tembakau yang kualitasnya bagus mencapai Rp 5.000 perpohon. Sedangkan petani tembakau paling sedikitnya menanam tembakau sekitar 2.500 pohon.

‘’Berarti kami harus mengeluarkan uang lagi untuk mengganti tanaman tembakau yang sudah mati membusuk,’’ keluhnya.

Baca: Masyaallah, Pak Haji ini Tiap Hari Produksi dan Pasarkan 1 Ton Ikan Kering Berformalin

Kendati demikian lanjut Moh Tabli, petani tetap berusaha mengganti tanaman tembakaunya yang rusak dengan mengganti tanaman atau bibit baru.

‘’Walaupun harus ngutang dan menjual barang-barang berharga milik kami yang tersisa. Mau apa lagi kalau tidak tanam tembakau,’’ imbuhnya.

Sejumlah daerah areal tanaman tembakau yang tergenang air bah hujan yakni diantaranya di wilayah Kecamatan Kota, Batuan, Gapura, Dungkek, Lenteng dan sebagian di wilayah Kecamatan Ganding dan Guluk-Guluk, dan sebagian juga terjadi di beberapa kecamatan, namun tidak begitu parah.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Sumenep, Ahmad Subakti, menjelaskan, hujan turun pada musim kemarau tahun ini karena memang musim kemarau tahun ini merupakan kemarau basah.

Hujan turun di musim kemarau ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pertengahan Bulan Juli mendatang.

"Intensitas hujannya memang biasa-biasa saja, tetapi akan cukup merusak bagi tanaman tembakau, termasuk juga untuk budidaya garam," terangnya. (Surya/Mohammad Rifai)

Berita Terkini