Saat itu, tetangganya sempat meminta nomor telepon anaknya, namu Atika tidak memberi.
"Sempat diminta nomor telepon, tapi tidak mau memberi," katanya.
Setiap tahun, terutama pada saat Lebaran ia selalu menunggu anak kesayangannya pulang.
Ia ingin anaknya pulang, dan membantunya bekerja di warung kopi di depan rumahnya.
"Saya ingin anak saya cepat pulang," katanya sambil berurai air mata.
Sutarti dibantu oleh anak keduanya Anggoro Tri Widianto (26) mencari Atika.
Ia meminta bantuan tetangga dan teman-teman anaknya yang bekerja di Hongkong untuk mencari keberadaan anaknya di Hongkong.
Upaya lain juga sudah dilakukanya dengan menghubungi perusahaan jasa penyalur TKW di Salatiga yang memberangkatkan anaknya.
Namun, pihak perusahaan mengaku tidak tahu, karena kontrak anaknya sudah habis, dan hanya dua tahun.
Sementara itu, Kepala Desa Banaran, Komari mengaku sudah berusaha menghubungi pihak Disnakertrans Ponorogo dan sejumlah warga Desa Banaran yang bekerja di Hongkong.
"Kami sudah berupaya membantu mencari Atika, dengan meminta bantuan Disnakertrans dan warga sini yang bekerja di Hongkong," katanya.