TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA - Lima bulan sudah Novel Baswedan harus tinggal di Singapura guna menjalani operasi dan perawatan mata akibat siraman air keras yang dilakukan oleh dua pria tidak dikenal di dekat rumahnya.
Selama kurun waktu itu pula, Novel tidak lagi bekerja menjalankan tugasnya di KPK.
Padahal Novel menjabat sebagai Kasatgas kasus korupsi e-KTP.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan dalam waktu dekat ini, Novel belum akan kembali ke Indonesia.
"Ada saran dokter pemeriksaan rutin. Kalau harus balik ke Indonesia kebutuhan pemeriksaan rutin tentu biaya akan besar dan ada resiko proses pengobatan mata," ujar Febri, Rabu (13/9/2017).
Febri menjelaskan, Novel setelah dilakukan operasi harus mendapat perawatan intensif dan kontrol secara rutin di rumah sakit, di Singapura.
Setelah ada tindakan operasi pertama di pertengahan bulan lalu, mata kanannya mengalami pertumbuhan lapisan luar yang sudah hampir menyeluruh.
"Mata kanan ada kabar baik. Pertumbuhan lapisan luar sudah seluruh terjadi sehingga treatmen yang dilakukan relatif fokus pengobatan mata kiri," ujar Febri.
Sementara itu, menurut Febri, mata kiri Novel yang paling riskan.
Baca: 17 Domba Ditemukan Mati Secara Brutal, Diduga Akibat Macan dari Tanda-tanda di Sekitar TKP Ini
Novel masih belum bisa melihat dengan mata kirinya secara maksimal.
Dokter juga harus memantau pertumbuhan jaringan gusi yang ditempel saat operasi lalu.
"Dokter harus terus memastikan, melakukan pengecekan apakah jaringan yang ditempel mata kiri kemudian sudah sesuai dan tumbuh menggantikan fungsi organ atau bagian yang ada di mata," tambah Febri.