TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Dipercaya membawa berkah, warga Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur rela berebut tumpeng di halaman Makam Troloyo.
Ngalap berkah dari acara Haul Syech Djumadil Kubro ke-642 ini, merupakan kegiatan rutin yang dinantikan masyarakat Mojokerto setiap tahunnya.
Belum juga selesai dibacakan doa, gunungan tumpeng sudah diserbu oleh masyarakat. Baik tua, muda, tumplekblek di lokasi. Ada tiga tumpeng besar serta beberapa tumpeng kecil yang diperebutkan oleh masyarakat sekitar.
Adapun untuk tumpeng besar berisikan seperti hasil bumi, jajanan pasar, dan tumpeng nasi kuning lengkap dengan lauk pauk serta sayuran.
Sebelum diperebutkan oleh masyarakat, tumpeng tersebut diarak terlebih dahulu dari Pendopo Agung Trowulan hingga menuju pelataran Makam Troloyo. Di sepanjang perjalanan masyarakat terlihat antusias menyaksikan kirab tumpeng-tumpeng tersebut. Bahkan sesekali masyarakat mengabadikan momen dengan menggunakan handphone milik pribadi masing-masing.
Sesampainya di halaman Makam Troloyo tumpeng-tumpeng itu telah disambut oleh Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, Ikhfina Kamal Pasa yang tidak lain merupakan isteri Bupati Mojokerto dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Sebelum diperebutkan oleh masyarakat tumpeng tersebut terlebih dahulu dibacakan doa oleh pemangku adat.
Kuswatin, yang tidak lain merupakan warga sekitar rela menunggu sejak siang untuk mendapatkan tumpeng yang telah diberikan doa. Perempuan 60 tahun ini, rela berdesakan bersama warga lainnya untuk memperebutkan tumpeng yang konon dipercaya membawa berkah bagi umat manusia.
"Saya ambil jagung, ini nanti rencananya akan saya sebarkan bijinya supaya hasil panennya lebih bagus," katanya usai mengambil tumpeng.
Selain jagung, ia juga mengambil beberapa makanan seperti nasi kuning ayam dan sayur mayur. Nasi kuning dipercaya dapat mengobati segala macam penyakit yang ada dalam diri sendiri. Datang bersama keluarga, ia rela berebut dan berdesakan bersama warga lainnya untuk mendapatkan tumpeng.
"Hampir setiap tahun Saya tidak pernah melewatkan acara haul Syekh Jumadil Kubro, karena saya ingin mendapatkan berkah dari tumpeng yang telah diberikan doa," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Hasan,seorang bocah sembilan yang rela memanjat gunungan tumpeng hasil bumi. Menurutnya, dengan memanjat, ia bisa mengambilkan warga lain yang cukup jauh dari tumpeng.
"Kasohan kalau orangnya jauh di sana, niatnya ingin mencari berkah tapi tidak bisa memdekat karena banyak orang. Jadi tadi iseng aja panjat tumpeng buat lempar sayurnya," ungkapnya sembari ngos-ngosan.
Meski sempat diwarnai dengan tragedi tersingkapnya tenda para undangan, namun acara haul Syekh Jumadil Kubro tetap berjalan lancar. Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi mengatakan bahwa acara tersebut disambut antusias dari masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari masyarakat yang menerobos barisan Satpol PP saat doa berlangsung.
"Untuk tumpeng (diarak), itu kan adat. Sebenarnya ingin dibagikan sendiri-sendiri tapi tidak mungkin. Jadi kami persilakan ambil sendiri sendiri-sendiri," katanya. (Surya/Rorry Nurmawati)