Ubah Eceng Gondok Jadi Bahan Bakar dan Listrik, Tiga Siswi SMP ini Raih Juara 1 LKTI se-Jawa

Penulis: Rahadian Bagus
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga siswa SMP Negeri 1 Jetis, Ponorogo, Mar'aa Refina Robbah, Dinar Ayu Pratiwi, dan Ravynda Febyola Haidar, mengubah eceng gondok menjadi energi ramah lingkungan berbentuk bioetanol gel dan EOC baterai.

Setelah itu, air hasil fermentasi eceng gondok didestilasi menggunakan alat khusus. Proses destilasi tersebut menghasilkan air bioethanol. Selanjutnya, air bioethanol dicampur dengan metil selulosa dan beberapa bahan kimia lainnya.

"Dari 10 kg eceng gondok, bisa menghasilkan 200 ml bioethanol," kata Refina yang menjadi ketua kelompok tim LKTI SMPN 1 Jetis.

Putri Jokowi Mau Menikah, Paspampres ini Pesan Banyak Makanan ke Pengusaha di Solo, Ternyata

Bioetanol yang masih berbentuk cair diubah menjadi gel. Bioetanol yang sudah berbentuk gel sebanyak 200 ml ini bisa dipakai bahan bakar seperti briket. Bioetanol berbentuk gel, bisa menghasilkan api untuk memasak selama dua jam penuh.

"Bioetanol gel lebih murah dan lebih ramah lingkungan, bila dibandingkan dengan sumber energi lain," katanya.

Selain diubah menjadi bahan bakar berbentuk gel bioetanol, eceng gondok juga bisa diubah menjadi energi berbentuk listrik. Caranya eceng gondok dihaluskan dengan cara ditumbuk.

Selanjutnya, eceng gondok yang sudah lembut dimasukan ke dalam batu baterai bekas yang isinya sudah dibuanh. Daya yang dihasilkan dari baterai berisi eceng gondok, sebesar 2,4 volt dan eceng gondok kering 3,6 volt.

Sementara itu, guru pendamping Tim LKTI SMPN 1 Jetis, Siti Nur Wahidah, mengatakan Tim LKTI dengan mengambil bahan eceng gondok terpilih menjadi tim terbaik di ajang lomba LKTI se-Jawa yang diselenggarakan UNY pada 30 September 2017, lalu.

Tim bioetanol eceng gondok dari SMPN 1 Jetis berhasil mengalahkan 100 proposal LKTI dari tim lainnya.

Ia menuturkan, TIM LKTI SMPN 1 Jetis mengirimkan enam proposal dan empat di antaranya masuk dalam 10 nominasi.

"Dua tim dari sekolah kami berhasil menjadi juara. Juara pertama yaitu bioetanol eceng gondok dan juara kedua inovasi poca liparin," kata Siti.

Siti mengaku belum memiliki rencana untuk mengembangkan bioetanol gel dan memproduksinya secara massal. Hasil penelitian berupa bioetanol gel dan baterai digunakan untuk kebutuhan sekolah. (Surya/Rahadian Bagus)

Berita Terkini