TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pemkot Malang akhirnya memberikan pernyataan terkait mampet dan ngadatnya suplai air PDAM ke pelanggan selama lebih seminggu terakhir.
Berkurangnya suplai itu juga memaksa warga protes keras yang dipadu adanya pernyataan keras dari Bupati Malang Rendra Kresna.
Melalui Kabag Humas Pemkot Malang Nurwidianto, Selasa (7/11/2017) petang, Pemkot Malang menjelaskan, bahwa sementara ini terdapat dua kesepakatan yang dihasilkan dari komunikasi yang dijalin antara Sekda Kota Malang dan Kabupaten Malang dengan PDAM Kota dan Kabupaten Malang, dalam menyikapi masalah tersebut.
"Pada prinsipnya ada kesepakatan bersama untuk mengutamakan kepentingan masyarakat supaya tidak dirugikan. Sepakat pasokan air akan dinormalkan, semoga dalam waktu secepatnya, kalau bisa hari ini," ujar Wiwid, panggilan akrabnya kepada Surya.
Sembilan Hari Air PDAM di Kota Malang Mampet, Warga Ngamuk dan Luapkan Pakai Cara Langka
Pemkot Malang berharap konsumen PDAM tidak dirugikan atas persoalan ini. Karenanya, pihaknya meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi pada konsumen air PDAM Kota Malang.
Terkait adanya kewajiban yang belum dibayar oleh Pemkot Malang, Wiwid tidak bisa membeberkan persoalan itu secara jelas. Sebab, Pemkot Malang tidak memiliki dokumen yang menjadi dasar pernyataan Pemkab Malang.
"Terkait kewajiban itu masih akan kami komunikasikan, dan tentunya kalau memang ada akan kami tuntaskan," imbuhnya.
Wiwid tidak menyebut berapa jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh Pemkot Malang karena pihaknya masih harus melihat dokumen penghitungan itu.
Pemkot Malang Nunggak Rp 3,7 Miliar, Suplai Air PDAM ke Pelanggan Jadi Ngadat dan Tak Mengalir
Rajin Curi Uang Perusahaan Hingga Miliaran, Sekretaris Cantik dan Keluarganya Dimiskinkan si Bos
Dia berharap adanya komunikasi dua hal penting itu, persoalan ini tidak semakin kompleks dan tidak memanas.
Setelah pernyataan dari Pemkab Malang tentang penurunan debit air dan utang dari Pemkot Malang sebesar Rp 3,7 miliar ke Pemkab Malang itu, Surya mencoba menghubungi Sekda Kota Malang Wasto dan Direktur Utama PDAM Kota Malang Jemianto.
Wasto sulit dihubungi, baik melalui sambungan telepon maupun aplikasi percakapan WhatsApp. Sedangkan Jemianto hanya menjawab pendek.
"Saat ini saya 'no comment' dulu (tentang utang Rp 3,7 miliar), tidak bisa komentar tentang itu biar tidak memperkeruh suasana. Besok saja setelah ada pertemuan," singkat Jemi.
Inilah 5 Pernikahan Anak Presiden Indonesia yang Paling Heboh, Sayang Nomor 4 Tak Langgeng
(Surya/Sri Wahyunik)