Berdasarkan Perjanjian Luar Angkasa pada 1967 yang salah satunya ditanda tangani oleh Jepang, disebutkan bahwa luar angkasa merupakan ruang bebas untuk dieksplorasi oleh semua negara.
Lalu, ada salah satu poin dalam kesepakatan itu yang menyebutkan bahwa negara atau warga yang berada di bawah kewenangannya tidak diizinkan untuk menimbulkan kerusakan atau kontaminasi sebagai akibat aktivitas mereka. Itulah mengapa rencana ini masih menjadi perdebatan.
Namun, terlepas dari pro kontra tersebut, cepat atau lambat ide soal penempatan iklan luar angkasa ini akan menjadi isu yang tak bisa terelakkan seiring dengan berkembangnya industri swasta luar angkasa.
"Manusia pindah ke luar angkasa tidak untuk menjadi miskin. Itulah kenapa penting untuk menciptakan ekonomi di luar angkasa." kata Takeshi Hakamada, CEO dari Ispace.
Yakin Menangi Perang Nuklir, Korea Utara Nyatakan Tak Gentar Lawan Amerika Serikat
Jadi akankah kita pertaruhkan keindahan langit malam demi sebuah inovasi dan kemajuan teknologi? Kita tunggu saja.
Artikel diatas sudah dipublikasikan Kompas.com, dengan judul: Kala Iklan di Bumi Sudah Biasa, Waktunya Bikin di Bulan