6 Fakta Lokalisasi Dolly, Bocah 8 Tahun Kecanduan Seks Jadi Sisa Kelamnya, Begini Tempatnya Sekarang

Penulis: Ani Susanti
Editor: Edwin Fajerial
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pekerja seks di kawasan Dolly di Surabaya, 5 Juni 2014. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah menetapkan menutup kawasan bordil di Dolly pada 18 Juni 2014.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti

TRIBUNJATIM.COM - Pemerintah Kota Surabaya menemukan anak dengan kelainan sex addict atau kecanduan seks.

Setelah ditelusuri, sex addict yang diderita oleh anak perempuan berusia delapan tahun yang diberi inisial YK itu akibat tumbuh besar di kawasan lokalisasi Dolly.

YK dititipkan oleh orang tua kandungnya ke sang nenek sampai tahun 2016 sebelum diambil kembali ke Tambak Wedi lantaran neneknya sakit TBC.

Disampaikan Nanis Chairani, Kapala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), anak tersebut mengalami kelainan seks yang cukup membuat ngeri.

Nah, dari penuturan sang ibu kandung, YK memiliki perilaku tidak senonoh yang tidak sepatutnya dilakukan oleh anak di bawah umur.

YK kerap mengajarkan adik-adiknya yang berusia tujuh tahun, empat tahun dan satu tahun untuk melakukan tindakan orang dewasa.

Berdasarkan penelusuran, kemungkinan YK sudah diajari untuk melakukan aktivitas orang dewasa tersebut saat masih usia sangat dini.

Bahkan sejak usia tiga atau empat tahun.

Orang tua YK mengakui, lingkungannya saat itu masih ada lokasliasi Dolly.

Ya, warga Surabaya mungkin sudah tak asing lagi dengan tempat tersebut.

Tempat ini dulu sering disebut Gang Dolly.

Dirangkum TribunJatim.com, berikut fakta-fakta tentang Gang Dolly :

1. Ditutup pada tahun 2014

(Foto Dokumentasi) Para pekerja seks kembali di Gang Dolly, Surabaya, Kamis (19/6/2014) malam, sehari setelah deklarasi penutupan lokalisasi tersebut, Rabu 18 Juni 2014. ()

Sejak pertengahan tahun 2014 lokalisasi terbesar di Kota Surabaya ini resmi ditutup.

Halaman
1234

Berita Terkini