Ia kemudian melanjutkan ceritanya soal penjukkan Gus Ipul menjadi pendamping Gubernur Jatim, Soekarwo di jabatan Wakil Gubernur di periode pertama lalu.
"Gus Ipul ketika dicalonkan dengan Pak Karwo untuk periode yang pertama, saya masih Gubernur. Kombinasi keduanya saya lihat sebagai kombinasi yang pas," ungkapnya.
Gus Ipul, menurut Imam merupakan figur bijaksana yang mudah belajar dengan hal baru.
"Gus Ipul itu orangnya ngalahan. Namun, tujuannya memang untuk jangka panjang, yakni belajar," terangnya.
Awali Safari Politik di Wilayah Mataraman dari Ngawi, Warga Berebut Selfie Bareng Mbak Puti
Khofifah Catat Semua Keluhan Nelayan di Buku Khusus, Juga Siapkan Beasiswa S2 Guru Madin
Bukan hanya untuk periode pertama, Imam juga mengikuti tahapan perkembangan politik untuk periode kedua pemerintahan Pakde Karwo dan Gus Ipul.
Kala itu, Imam menitipkan pesan kepada Gus Ipul untuk melanjutkan pembelajaran di periode kedua memimpin Jatim.
"Sehingga, dengan waktu pembelajaran selama 10 tahun ini, Gus Ipul telah lulus dengan bagus. Beliau membuktikan sebagai figur yang sabar," pujinya.
"Biasanya, kepala daerah di banyak daerah itu berantem. Namun, kalau Gus Ipul nggak. Paling kalau marah, dia pulang ke pondok," selorohnya, disambut tawa Hadiri yang juga dihadiri ratusan pengasuh pondok se-Jatim ini.
Oleh karena itu, Imam ikut mendorong Gus Ipul untuk berangkat di pilkada tahun ini.
"Saya katakan ke beliau, 'Berangkat ya Gus. Ini sudah waktunya'. Karena dari awal saya sudah memantau, maka saya ikut mendukung," jelasnya.
Pembunuh yang Tubuh Korbannya Dibakar Hidup-hidup Tertangkap, Astaga Pelakunya Ternyata . . .
Gagal Maju Pilkada Bangkalan Lagi, Bupati Ra Momon Pilih Jadi Pelatih Sepak Bola, Lha Kok?
Apalagi, dengan adanya restu dari kiai dan ulama, ia semakin yakin dengan potensi kepemimpinan Gus Ipul.
"Saya yakin, prosentase kemenangan Gus Ipul ini akan tinggi. Mudah-mudahan ini berhasil," pungkasnya. (Surya/Bobby Koloway)