Pilgub Jatim 2018

Pengamat: Pilgub Jatim 2018 Kurang Dinamis, Cagub Popularitasnya Optimal, Cawagubnya Kurang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puti Guntur Soekarno, Gus Ipul, Khofifah, dan Emil Dardak, saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai di Maspion Square, Surabaya, Minggu (18/2/2018).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pertarungan dua pasangan calon di Pilgub Jatim 2018 makin dekat.

Paslon nomor 1, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak serta paslon nomor 2 ada, Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno kini berupaya merebut hati warga Jatim.

Meskipun terlihat sengit, persaingan ini dinilai kurang dinamis.

Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman.

(Pungli Sejak 2016, Lurah Bubutan Tarik Uang hingga Rp 100 Ribu Tiap PKL)

Menurut pria yang mendapat gelar doktor dari Murdoch University Australia, popularitas dari kedua calon gubernur memang dirasa sudah cukup tinggi.

Kurang dinamisnya pertarungan Pilgub Jatim 2018 ini, bisa dilihat dari belum adanya inovasi kampanye yang bisa menekankan bagaimana pasangan itu agar turun ke bawah.

Selain itu, pertarungan Pilgub terasa hambar karena kemampuan konsolidasi dari kedua calon wakil gubernur, antara Emil Elestianto Dardak dan Puti Guntur Soekarno belum terlihat.

Menurut Airlangga, perlu dilakukan dorongan lagi untuk bisa memperlihatkan kemampuan mereka.

"Saya pikir ini yang masih belum optimal," tukas Airlangga. 

(Waduh! Puluhan Ibu-Ibu Unjuk Rasa Bawa Alat Masak di Perumahan Delta Sari Sidoarjo, Ngapain?)

Berita Terkini