Dahulu, kata Said, ketika Pasar Sepoor belum direnovasi ia bisa meraup keuntungan Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu per hari. Kini, untuk bisa mendapat Rp 100 ribu per hari saja sangat susah.
"Dulu nggak ada sekat-sekat tembok seperti ini. Jadi pembeli bisa langsung melihat apa saja yang ada di dalam," katanya.
Dia mengatakan, seharusnya pada saat sebelum renovasi pedagang diajak berbicara terlebih dahulu. Sehingga ketika dibangun sesuai dengan harapan pedagang.
"Dulu langsung disuruh pergi, tanpa ada relokasi. Kami cari tempat sendiri-sendiri. Akhirnya banyak pedagang yang nggak mau balik lagi, apalagi sepi seperti sekarang," jelasnya.
Bayinya Lahir Sehat Walafiat, Sang Bidan Malah Renggut Kebahagiaan Pasutri ini
Pantauan di lokasi, Pasar Sepoor yang lokasinya berada di pusat perkotaan tampak sepi. Bahkan, beberapa los atau lapak dibiarkan kosong.
Selain itu, meski baru setahun dibangun, sejumlah plafon atap bangunan sudah jebol akibat terkena hujan.
Untuk diketahui, Pasar Sepoor yang dibangun menggunakan anggaran tahun 2016 oleh Diskopperidagpar Kota Madiun, menghabiskan biaya sebesar Rp1,596 miliar. Jumlah kios dan los di Pasar Sepoor ada 16 kios dan 26 los. (Surya/Rahadian Bagus)