Gara-gara Iseng, Peyek Asal Kota Batu ini Malah Bisa Go Internasional

Penulis: Sany Eka Putri
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hari Mastutik pengusaha asal Kota Batu menunjukkan rempeyeknya, yang berhasil mengembangkan usahanya hingga luar negeri.

Sejak saat itu, ia mulai menekuni usaha membuat rempeyek. Ia menceritakan kalau pembeli pertamanya itu merupakan orang Indonesia yang memiliki usaha toko oleh-oleh kas Indonesia di Hongkong.

"Karena baru pertama kali, akhirnya saya mengumpulkan ibu-ibu sekitar untuk membantu membuat rempeyek. Saat itu ada sekitar 23 orang," imbuhnya.

Saat itu karena peralatan masih belum ada, ia meminjam semua kompor dan dijajar untuk memasak. Sehingga, ia menyebut saat itu seperti lomba masak, ibu-ibu berjajar dan membuat rempeyek.

Meskipun dimasak oleh orang banyak, bagaimana caranya menghasilkan rasa yang sama. Ia pun pertama kalinya tahun 2011 mengirim rempeyek sebanyak 1 kwintal 60 kilogram ke Hongkong.

Kesulitannya ialah masalah packaging (kemasan). "Bagaimana caranya agar tidak remuk pas sampai ke lokasi.

Trial and eror nya di situ, karena masih baru jadi masih belum paham bagaimana pengemasan yang benar, apalagi peyek kan mudah remuk. Dan kamipun terbantu dari salah satu yang membantu membuat peyek bagaimana cara mengemas," paparnya.

Ada empat macam rempeyek yang ia jual, kacang tanah, kacang hijau, ikan teri, dan ebi. Sebenarnya ia ingin membuat remepeyek ketumbar.

Tapi karena rata-rata pemesan dari luar negeri tidak mengerti apa itu ketumbar, jadinya tidak ia produksi. Satu pack berukuran 80 gram ia jual dengan harga Rp 20 ribu.

Sudah hampir semua negara Asean memesan rempeyeknya. Rata-rata dalam sebulan bisa mengirim sekitar 14 ribu pack, atau sesuai permintaan.

Dalam waktu dekat ini ia akan mengirim ke Timur Tengah. Ia juga sudah beberapa kali mengikuti pameran internasional di beberapa negara.

Mastutik menjalani usaha ini dengan penuh semangat. Di sela-sela ia bercerita, ia sebenarmya ingin menjadi seorang guru.

"Dulu cita-cita saya ingin menjadi guru, tapi saya ditakdirkan untuk memilih jalan yang lain. Dan saya harus menjalaninya dengan ikhlas," ungkapnya.

Saat ini ia juga aktif menjadi bagian dari Indonesia Bekerja dan Asosiasi Pengusaha Kota Batu (APKB).

Toko Arjuna 999 miliknya juga menjadi bagian dari usahanya, dan ia siap menampung bagi pelaku usaha yang masih bisa dibilang baru.

"Karena saya tahu betapa sulitnya menjadi pemula untuk menjadi seorang pengusaha," pungkasnya. (Surya/Sany Eka Putri)

Berita Terkini